Bola.com, Kediri - Rapat Umum Dengar Pendapat (RUDP) Komisi X DPR RI dengan beberapa stakeholder cabang olahraga di Indonesia dimanfaatkan Abdul Hakim Bafagih untuk menyuarakan kegelisahan para pengelola klub Shopee Liga 1 2020.
Abdul Hakim Bafagih merupakan anggota Komisi X DPR RI dari PAN yang juga CEO Persik Kediri ini, meneruskan amanah dan aspirasi para pengelola klub yang harus disampaikan kepada Ketua Umum PSSI Mohammad Iriawan.
"Sebelum sesi dengar pendapat dengan PSSI, saya chat di grup Whatsapp CEO klub Liga 1. Apa nih saran dan usulan teman-teman yang saya harus sampaikan ke PSSI. Nah, intinya ada dua hal krusial yang jadi kegelisahan mereka," tutur Abdul Hakim Bafagih.
Sebelum meneruskan aspirasi tersebut, Abdul Hakim menyatakan para pengelola klub Liga 1 respek dan mematuhi surat PSSI yang menghentikan semua kompetisi hingga 29 Mei 2020.
"Sebagai anggota DPR RI yang membidangi olahraga, tugas saya menyampaikan aspirasi rakyat. Dalam hal ini suara teman-teman klub Liga 1. Kami mematuhi semua isi surat PSSI, termasuk penghentian kompetisi sampai 29 Mei. Namun, jika mengamati pandemi COVID-19 saat ini, tampaknya sulit diprediksi waktu berakhirnya," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Dua Kegelisan
Berikutnya, para pengelola klub Liga 1 meminta Abdul Hakim menyampaikan dua hal yang memantik kegelisahan mereka.
"Dari chat itu, hampir semua teman-teman menginginkan agar kompetisi musim ini jangan dilanjutkan dulu. Dan, kita restart lagi pada 2021. Karena pandemi COVID-19 ini membuat semua sendi kehidupan babak belur. Imbas di seluruh dunia tak hanya di ekonomi, tapi juga sosial, dan pemerintahan," katanya.
Kegalauan berikutnya yang jadi usulan kedua, yang juga tak kalah penting adalah bantuan dan perlindungan hukum dari PSSI untuk klub-klub Liga 1 2020 terkait kontrak dengan pelatih dan pemain asing.
"Perlindungan hukum ini sangat penting bagi klub. PSSI sebagai federasi harus melindungi klub dari gugatan agen dan pemain asing. Karena ada oknum agen dan pemain asing yang mencari celah memanfaatkan pandemi ini untuk lapor ke FIFA. Jadi, jangan sedikit-sedikit lapor FIFA," ujarnya.
Jika PSSI tak memberi bantuan dan perlindungan hukum kepada klub-klub Liga 1, lanjut Abdul Hakim, dampaknya akan luas.
"Jika agen dan pemain lapor ke FIFA akan terjadi efek domino yang merugikan klub dan sepak bola Indonesia. Makanya, sejak dini teman-teman mohon perlindungan hukum kepada PSSI, sebelum terjadi hal yang tak kita inginkan," ucapnya.