Bola.com, Bandung - Trofi juara menjadi dambaan semua kub yang bertarung di kompetisi tertinggi Indonesia bernama, sejak era Perserikatan, Liga Indonesia, hingga Liga 1. Bangga, senang, dan rasa puas menyelimuti setiap klub saat meraih supremasi tersebut.
Perasaan itu tidak hanya dirasakan oleh pemain, tim pelatih, offiofisial, tetapi juga dirasakan oleh pendukung fanatik hingga masyarakat.
Tak terkecuali dengan Persib Bandung. Tim berjulukan Maung Bandung ini pernah melewati momen emas era Liga Indonesia hingga sekarang.
Persib meraih juara Liga Indonesia I musim 1994-1995 dan juara Indonesia Super League 2014. Dua supremasi itu merupakan pencapaian terbaik tim Pangeran Biru. Selain itu, Persib juga beberapa kali menjuarai turnamen.
Setiap musim, Persib selalu mengapungkan asa untuk kembali merengkuh gelar juara. Setiap musim, dengan skuat yang silih berganti, Persib masih jatuh bangun untuk menggapai target itu.
Bola.com kembali mengingatkan dua momen manis saat Persib Bandung mencapai puncak juara era Liga Indonesia dan Indonesia Super League.
Video
Awalnya Jatuh Bangun
Puluhan ribu bobotoh yang memadati Stadion Utama Senayan Jakarta bergemuruh dan histeris saat tim kesayangannya, Persib Bandung menuuarai Liga Indonesia I 1994-1995 setelah mengalahkan Petrokimia Putra 1-0 pada partai final, Minggu malam, 30 Juli 1995.
Saat wasit Zulkifli Chaniago asal Bengkulu meniupkan pluit panjang, sebagian bobotoh masuk lapangan dan berbaur dengan pemain, pelatih, serta manajemen, untuk merayakan kemenangan.
Sutiono Lamso adalah pahlawannya. Berkat golnya pada menit 76', Persib pun keluar sebagai juara Liga Indonesia pertama.
"Saya tidak percaya dengan apa yang terjadi ketika itu karena kami saat itu hanya bermaterikan pemain lokal. Sementara tim-tim lain sudah memakai pemain asing," ucap pelatih Persib, Indra Thohir kala itu.
Kata Indra Thohir, Persib jatuh bangun pada musim itu. Persib tidak mengawali musim dengan baik. Mereka mengalami kekalahan dari Pelita Jaya Jakarta 0-1 pada laga perdana.
Namun, Persib perlahan menjadi tim yang makin tangguh. Persib pun lolos ke babak 8 besar bersama Pelita Jaya, Bandung Raya, dan Medan Jaya (wilayah barat). Sedangkan tim yang lolos di wilayah timur adalah Petrokimia Putra Gresik, Pupuk Kaltim Bontang, Assyabaab Salim Grup Surabaya (ASGS), dan Barito Putra Banjarmasin.
Dari delapan finalis, Persib merupakan satu-satunya tim eks perserikatan. Pada babak 8 Besar, Persib bergabung di Grup B bersama Medan Jaya (peringkat keempat Wilayah Barat), Petrokimia Putra (juara Wilayah Timur) dan ASGS (peringkat ketiga Wilayah Timur).
Dramatis
Persib Bandung pun juara grup B dan harus berhadapan dengan Barito Putra, runner-up Grup A di babak semifinal, 28 Juli 1995. Dalam pertandingan yang berlangsung alot ini, Persib akhirnya bisa mematahkan perlawanan keras Barito Putra lewat gol tunggal Kekey Zakaria pada menit 80.
Persib maju ke partai puncak untuk bertemu kembali dengan Petrokimia Putra yang pada partai semifinal lainnya mengalahkan Pupuk Kaltim 1-0 lewat gol Widodo Cahyono Putro.
Pada partai final, Thohir menurunkan skuat terbaiknya. Persib akhirnya mencetak sejarah dengan menjuarai Liga Indonesia pertama setelah Sutiono Lamso menjebol gawang Petrokimia Putra pada menit 76.
Bagi Sutiono, golnya di partai final LI I 1994-1995 ini melengkapi 21 gol yang dicetaknya pada musim itu, sekaligus mampu mempertahan rekor hingga beberapa musim.
Skuat yang diturunkan Persib pada partai final LI I 1994-1995 yakni Anwar Sanusi (kiper), Mulyana, Robby Darwis, Yadi Mulyadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yudi Guntara, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso.
Juara ISL 2014
Setelah menunggu 19 tahun, Persib Bandung kembali merasakan juara kompetisi tertinggi Indonesia pada musim 2014. Persib mengalahkan Persipura Jayapura pada partai final ISL 2014 di Stadion Jakabaring, Palembang, Jumat (7/11/2014) malam lewat adu penalti dengan skor 5-3 setelah bermain imbang 2-2 pada waktu normal.
Gol Acmad Jufriyanto sebagai algojo penalti terakhir menjadi penentu kemenangan tim asuhan Djadjang Nurdjaman. Sontak, saat gawang Persipura bergetar puluhan ribu bobotoh yang memadati Stadion Jakabaring meneriakan yel-yel juara dengan histeris.
Tangisan haru dan puas mewarnai skuat Maung Bandung dan manajemen. Mereka berpelukan penuh bangga atas prestasi itu. Wali Kota Bandung saat itu, Ridwan Kamil, ikut larut dalam euforia.
Pada partai final tersebut, Persipura unggul lebih melalui gol cepat yang diciptakan Ian Louis Kabes pada menit ke-6. Immanuel Wanggai melakukan gol bunuh diri sehingga skor menjadi 1-1.
Keberuntungan Persib tidak sampai di situ karena kekuatan Persipura berkurang setelah Bio Pauline dikeluarkan wasit. Persib pun mampu membalikkan keadaan menjadi 2-1 lewat gol Muhammad Ridwan.
Namun, tim berjulukan Mutiara Hitam itu bangkit setelah Boaz Solossa mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Hingga perpanjangan waktu skor tidak berubah. Kekuatan Persib pun berkurang setelah Vladimir Vujovic terkena dua kartu kuning.
Sehingga partai final LSI 2014 itu harus berujung dengan drama adu penalti. Semua pemain Persib yang ditunjuk menjadi penendang penalti mampu menyelesaikan dengan baik.
Sementara, kubu Persipura hanya Nelson Alom yang gagal mencetak gol setelah tendanganya mampu di tepis kiper andalan Persib, I Made Wirawan.
Lautan Bobotoh
Kemenangan Persib Bandung disambut puluhan ribu bobotoh yang telah memenuhi setiap sudut Kota Bandung. Tim diarak dengan menggunakan kendaraan "Bandros" (Bandung Tour On Bus) menyapa warga Bandung seraya memamerkan trofi.
Jalanan Kota Bandung memang menjadi lautan manusia oleh puluhan ribu bobotoh yang sebagian besar mengenakan kaus dengan warna kebesaran Persib "biru".
"Saya bangga dan puas karena selama 19 tahun lamanya, kami akhirnya kembali juara. Alhamdulilah saya senang, bobotoh senang. Semua senang. Dan sudah pasti saya kasih bonus, dari PT juga ada, belum dari yang lainnya," ungkap manajer Persib, Umuh Muchtar.
Adapun, skuat Persib saat juara ISL 2014 ialah I Made Wirawan (kiper), Supardi Nasir, Vladimir Vujovic, Ahmad Jufriyanto, Tony Sucipto, Hariono, Firman Utina (C), Makan Konate, M Ridwan, Tantan, dan Ferdinand Sinaga.
Pemain cadangannya ialah Shahar Ginanjar, Jajang Sukamara, Abdul Rahman, M Agung Pribadi, Taufiq, Atep, dan Djibril Coulibaly.
Baca Juga
Deretan SWAGs Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Atlet hingga Supermodel Papan Atas Dunia, Ada yang baru Go Publik Bikin Cegil Patah Hati
Belum Bisa Move On! Kevin Diks Mengenang Momen Perdana Menyanyikan Indonesia Raya di SUGBK
Terlalu Ngotot! Ternyata Jadi Penyebab Cedera Kevin Diks pada Laga Vs Jepang