Mengukur Kualitas 2 Playmaker asal Afrika, Makan Konate Vs Zah Rahan

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 12 Apr 2020, 06:15 WIB
Makan Konate dan Zah Rahan (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Pemain asal Afrika tak bisa dipisahkan dari sejarah sepak bola Indonesia. Sedari dulu, banyak nama-nama pemain asal Benua Hitam yang meniti karier di Tanah Air.

Para pemain asal Afrika dikenal memiliki postur tubuh tinggi dan kualitas fisik mumpuni. Wajar bila klub-klub Indonesia sengaja merekrut pemain asal Afrika untuk mengisi lini belakang.

Advertisement

Punya postur tubuh tinggi membuat pemain asal Afrika berpotensi memenangi duel udara ketika lawan berusaha menusuk dari sektor sayap. Selain itu, para pemain Afrika juga dikenal dengan semangat juang tinggi dan tak kenal lelah.

Perlahan, tren tersebut berubah. Dalam 10 tahun terakhir, mulai berdatangan pemain-pemain Afrika yang memiliki skill individu dan kecepatan sehingga sering dijadikan playmaker.

Kehadiran para pemain Afrika di lini tengah menjadi keuntungan tersendiri. Selain bisa diandalkan ketika membangun transisi menyerang, mereka juga bisa diandalkan untuk mencetak gol dan menyumbang assist.

Di Indonesia saat ini ada dua pemain Afrika yang secara konsisten mampu mempertahankan kualitasnya di lapangan. Mereka adalah Zah Rahan Krangan asal Liberia dan Makan Konate dari Mali.

Lantas seperti apa perjalanan karier kedua playmaker tersebut dan siapa yang layak dilabeli sebagai pemain Afrika paling sukses di Indonesia?

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 3 halaman

Zah Rahan Sarat Prestasi

Pemain Madura United, Zah Rahan, menyumbang satu gol saat timnya mengalahkan Sriwijaya FC 3-0 di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Sabtu (7/4/2018) sore. (Bola.com/Aditya Wany)

Zah Rahan pernah memberikan warna lain di sepak bola Indonesia. Pemain asal Liberia itu mengawali kariernya dengan bergabung dengan Persekaba Badung (2004-2015).

Kemudian Zah Rahan membela Pesekabpas Pasuruan (2005-2006). Pada 2007, pemain berpostur 167 cm itu memutuskan untuk bergabung dengan Sriwijaya FC. Bersama Laskar Wong Kito inilah masa-masa keemasan dirasakan Zah Rahan .

Sang pemain berhasil mengantarkan Sriwijaya FC menjadi juara pada Liga Super Indonesia 2007-2008. Zah Rahan juga berhasil memberikan gelar Piala Indonesia tiga musim beruntun untuk Sriwijaya FC pada 2007-2008, 2008-2009, dan 2010.

Setelah itu, Zah Rahan kemudian melanjutkan karier di Persipura Jayapura. Selama empat musim, Zah Rahan berhasil memberikan penampilan terbaik dan menyumbang gelar Liga Super Indonesia 2010-2011 dan 2012-2013.

Gelar itulah membuat nama Zah Rahan menjadi satu di antara pemain asing Afrika dengan pengoleksi terbanyak. Saat ini, Zah Rahan bermain untuk PSS Sleman. Menarik untuk menyaksikan kelanjutan kiprah dari pemain berusia 35 tahun itu.

3 dari 3 halaman

Ambisi Makan Konate

Makan Konate - Saat masih berseragam Arema FC, Makan Konate pernah mempermalukan Persebaya dan menjadi man of the match dalam laga Derby Jatim, Arema FC vs Persebaya pada 15 Agustus 2018 silam. (Bola.com/Yoppy Renato)

Makan Konate juga tak bisa dipisahkan dari warna sepak bola Indonesia. Pemain asal Mali itu menjelma menjadi sosok yang sangat krusial dan memiliki pengaruh di timnya.

Makan Konate pertama kali datang ke Indonesia pada 2012 dengan bergabung dengan PSPS Pekan baru. Bersama klub berjulukan Askar Bertuah, Makan Konate gagal tampil bersinar dan hanya mencetak enam gol dari 16 laga.

Pada 2013, Makan Konate mencoba peruntungan dengan gabung Barito Putera. Namun, sang pemain hanya mencetak enam gol dalam 14 laga.

Masa-masa keemasan Makan Konate justru terjadi ketika bermain untuk Persib Bandung pada 2014-2015. Makan Konate menjadi nyawa permainan Persib di lini tengah dan sukses menyumbang 14 gol.

Pemain asal Mali juga menyumbang gelar Liga Super Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015 untuk Persib Bandung. Pencapaian ini yang membuat Makan Konate masih dielu-elukan oleh suporter Persib.

"Saya dulu memiliki banyak memori bersama Persib. Saya tidak bisa melupakan Persib dan Persib memang adalah tim kuat," kata Makan Konate.

Pada 2015, Makan Konate sempat bermain ke luar Indonesia dengan bergabung dengan T-Team Malaysia. Namun, pada 2018, Makan Konate akhirnya kembali ke Tanah Air dengan bergabung dengan Sriwijaya FC.

Makan Konate kembali meraih masa-masa sukses pada 2018 setelah bergabung dengan Arema FC. Makan Konate sukses mencetak 29 gol dalam 59 laga dan mengantarkan Singo Edan meraih gelar Piala Presiden 2019. Kini, Makan Konate memperkuat Persebaya Surabaya untuk musim 2020 dan siap mengembalikan kesuksesannya.

Berita Terkait