Bola.com, Kediri - Sepak bola merupakan olahraga keras dan berisiko tinggi. Lapangan hijau bak panggung yang menampilkan rangkaian drama penuh kejutan. Demi meraih kemenangan, punsering terjadi adu badan dan saling tekel antarpemain.
Demi profesionalisme, tiap pemain selalu tampil all out. Bahkan, mereka seolah melupakan risiko besar yang bisa saja terjadi. Totalitas ini pula yang pernah ditunjukkan Saktiawan Sinaga ketika membela Persik Kediri pada Indonesia Super League (ISL) 2009.
Siapa sangka, pemain asal Medan, Sumut, itu pernah hampir kehilangan nyawa ketika Persik mengalahkan Persija 2-0 pada laga ISL, di Stadion Brawijaya Kota Kediri, 5 Mei 2009.
Musibah yang dialami mantan striker Timnas Indonesia ini bukan lantaran benturan dengan pemain Macan Kemayoran. Tapi gara-gara The Dragon, julukan Saktiawan Sinaga, menyantap belut terlalu banyak pada malam sebelum pertandingan digelar.
"Saya sangat suka belut dan bebek goreng. Sehari sebelum tanding, saya beli belut tiga kilogram. Belut itu saya masak rica-rica. Saya sendiri yang mengolahnya. Sebagian saya kirim ke rumah May (Mahyadi Panggabean) dan Legimin. Tapi mereka menolak," kenang Saktiawan Sinaga.
Karena dua eks sahabat di PSMS itu menolak menu belut rica-rica itu, Saktiawan pulang ke rumah, mencuci dan menggoreng belut tersebut. "Habis digoreng, belut itu saya habiskan sendiri. Esok harinya, dada dan punggung saya terasa berat. Setelah dipijit istri, rasa pegal itu hilang, dan saya main lawan Persija," katanya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Sulit Bernapas
Pada duel tersebut, Saktiawan Sinaga mencetak satu gol. Namun, pada menit ke-80, tiba-tiba dia roboh di tengah lapangan. Mahyadi dan Legimin langsung manghampiri Saktiawan yang mengeluhkan sakit di perutnya.
"Sakitnya luar biasa, bang. Dadaku sesak dan sulit bernapas. Saya juga muntah-muntah di lapangan. Setelah itu, beberapa menit saya tak ingat apa-apa lagi. Saya pikir waktu itu, nyawa ini sudah out," tuturnya.
Berkat kesigapan tim medis dan dokter tim nyawanya bisa diselamatkan. Suami Nadila Soraya Lubis ini ditandu keluar lapangan dan pernapasan dibantu dengan oksigen.
Saktiawan langsung dilarikan ke ICU RSUD Gambiran Kota Kediri. Setelah pertandingan yang mendebarkan seluruh tim dan suporter Persik itu, rekan setim menjenguk Saktiawan Sinaga.
"Kata dokter tim, saya mengalami gagal napas, karena overdosis makan belut, akibatnya kadar kolesterol sangat tinggi. Kolesterol itu menyebabkan oksigen susah masuk ke paru-paru, otak, dan jantung," ucapnya.
Tes Kardiologi
Sosok kelahiran, Medan, 19 Februari 1982 ini mengaku bersyukur bisa selamat dari tragedi tersebut. Bahkan, setelah meninggalkan Persik, Saktiawan bisa melanjutkan karier di Semen Padang, Mitra Kukar, hingga PSS Sleman.
"Habis kejadian itu, saya sempat dipanggil Timnas Pra Piala Dunia yang ditangani Om Beni Dollo. Saya sempat tes kardiologi untuk uji jantung. Hasilnya bagus, karena saya memang tak punya kelainan jantung," ujarnya.
Pria yang baru saja ditinggal wafat ayahnya Sudin Sinaga ini mengaku masih gemar menyantap belut dan bebek goreng.
"Saya tak bisa hilangkan hobi itu, bang. Tapi sekarang saya tak banyak makan belut. Ngeri kalau ingat kejadian di Persik sebelas tahun lalu," katanya.
Baca Juga
Striker Legendaris Persik, Johan Prasetyo Wibowo Bangga Melihat Sang Putra Bakal Menimba Ilmu di Spanyol
Musim Hujan, Begini Siasat Pelatih Persik Agar Para Pemainnya Tidak Sakit Jelang Laga Melawan PSIS
Berstatus Raja Tandang, tapi Jeblok di Kandang: Pelatih Persik Bertekad Jadikan PSIS Tumbal Kebangkitan di BRI Liga 1