Mengenang Tragedi Marco Simoncelli di Malaysia, Sang Ayah Sempat Emosional saat ke Sepang

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 12 Apr 2020, 20:15 WIB
Foto Marco Simoncelli di MotoGP

Bola.com, Jakarta - MotoGP pernah kehilangan seorang rider pemberani asal Italia, Marco Simoncelli, yang tutup usia setelah mengalami kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada Oktober 2011. Kenangan pahit tersebut bahkan sempat membuat sang ayah begitu emosional saat berkunjung lagi ke sirkuit yang menjadi venue terakhir penampilan putranya.

Kecelakaan yang dialami Marco Simoncelli dan melibatkan Colin Edwards dan Valentino Rossi di MotoGP Malaysia 2011 memang tidak bisa terhindarkan.

Advertisement

Saat itu balapan baru berjalan dua lap, di mana pada awal balapan Simoncelli begitu ketat bersaing dengan Alvaro Bautista. Namun, saat tengah menikung, Simoncelli kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Sayangnya, Simoncelli terjatuh dengan posisi tetap berada di motornya yang kemudian meluncur dari tengah lintasan ke arah kanan, di mana dari arah belakang Colin Edwards dan Valentino Rossi tidak bisa menghindari tabrakan tersebut. Colin Edwards ikut terjatuh setelah menabrak tubuh bagian belakang Simoncelli yang berada di atas aspal.

Sementara Valentino Rossi masih bisa menjaga keseimbangan dan terus berjalan. Namun, Simoncelli tidak bisa diselamatkan. Insiden itu cukup buruk baginya. Bahkan helm pembalap Honda Gresini itu sampai terlepas dari kepalanya.

Mendiang Marco Simoncelli dan Valentino Rossi bersahabat (Foto: MotorLands.eu)

Dunia balap motor berduka saat itu. Simoncelli yang dikenal memiliki gaya balapan yang unik karena keberaniannya untuk beradu dengan pembalap lain telah tiada. Valentino Rossi, sang kompatriot, tak bisa menahan derasnya air mata.

Begitu pun dengan Paolo Simoncelli, ayah dari Marco. Bahkan Paolo sampai tidak mau menginjakkan kaki di Sirkuit Sepang setelah kejadian itu hingga akhirnya datang ke Malaysia pada 2017.

Paolo memberanikan diri untuk datang mengunjungi Sepang saat MotoGP Malaysia 2017. Pria asal Italia itu pun tidak bisa menyembunyikan emosional yang dirasakannya.

"Tanpa didampingi istri, saya tidak akan berani melakukan perjalanan ke Sepang. Sangat sulit datang ke sini, tapi kami memutuskannya untuk melakukannya. Itu adalah sebuah rencana dan kami sepakat bahwa istriku akan ikut," kata Paolo, dilansir Speedweek, kala itu.

Video

2 dari 3 halaman

Menghampiri Lokasi Kecelakaan

Ayah mendiang pebalap Marco Simoncelli, Paolo Simoncelli, mengaku belum bisa melupakan kejadian tragis di Sirkuit Sepang yang merenggut nyawa putranya itu enam tahun silam. (dok. Speedweek)

Ketika datang ke Sepang pada MotoGP Malaysia 2017, Paolo Simoncelli yang begitu emosional ketika sang istri ingin melihat lokasi kecelakaan anaknya. Saat itu, pengelola Sirkuit Sepang sengaja membangun sebuah monumen untuk menghormati Marco Simoncelli.

Paolo mengaku tidak kuasa menahan kesedihan, tapi akhirnya memutuskan untuk menyusul sang istri ke lokasi kecelakaan tersebut. Bahkan di sana, Paolo bertemu dengan sejumlah pembalap, termasuk sahabat anaknya, Valentino Rossi.

"Saya tidak bisa melakukannya sendiri, tapi saya tidak ingin meninggalkan tim sendiri. Istri saya ingin mendatangi lokasi kecelakaan sendiri. Saya tidak lama menyusul dan bertemu dengan Pedrosa, Marquez, dan Valentino. Kami saling berpelukan di sana," ujar Paolo.

3 dari 3 halaman

Membayangkan Marco Simoncelli Bertarung dengan Marc Marquez

Marc Marquez bersama motornya setelah terjatuh saat balapan MotoGP Australia di Sirkuit Philip Island, Australia (21/10). Marquez terjatuh di lap sembilan dan tidak bisa melanjutkan lomba. (AFP/Jerey Brown)

Melihat aksi Marc Marquez dengan Repsol Honda, Paolo mengaku sempat iri dan marah. Ia teringat bagaimana putranya kerap mendapatkan kritik karena gaya agresif yang diperlihatkan ketika balapan di lintasan. Ia pun membayangkan bagaimana aksi Marquez dan putranya bisa menjadi menarik untuk disaksikan karena gaya balap yang sama.

"Ketika saya melihat MotoGP Australia dengan begitu banyak kontak antarpembalap, saya marah. Marco dulu mendapatkan kritik karena gaya balap yang tidak sabar. Tapi, sekarang tidak ada yang mengeluh," ujarnya.

"Pasti menyenangkan kalau bisa melihat Marco bertarung menghadapi Marc. Itu akan sangat menghibur," lanjutnya.

Sumber: Speedweek

Disadur kembali dari: Liputan6.com (Ahmad Fawwas Usman/Achmad Yani Yustiawan, published 2/11/2017)

Berita Terkait