Bola.com, Jakarta - Pemain sepak bola umumnya berada di usia emas (peak performance) memasuki umur 26 hingga 30 tahun. Namun, beberapa pesepak bola ternyata masih kompetitif meski usianya sudah lebih dari 35 tahun.
Usia terkadang menjadi faktor penghenti karier atlet sepak bola. Hal ini terjadi karena usia berbarengan dengan kemampuan fisik yang dimiliki.
Sebagai pesepak bola, stamina menjadi faktor penting selain skill. Tanpa stamina yang mumpuni, mustahil seorang pemain bisa menunjukkan penampilan terbaik selama 90 menit pertandingan.
Stamina pesepak bola berbanding lurus dengan usia yang dimiliki. Semakin tua, perlahan stamina yang dimiliki mengalami penurunan.
Hal itulah yang membuat banyak pesepak bola yang sudah memasuki usia 30an mulai terpinggirkan. Namun, ada pula pemain yang masih dipercaya tampil di tim utama meskipun sudah hampir atau melewati usia 40 tahun.
Biasanya, pemain-pemain tersebut memiliki kualitas yang bagus serta stamina yang mumpuni. Hal itu berasal dari gaya hidup sehat yang dijalaninya selama menjadi pesepak bola.
Lantas, siapa saja pesepak bola yang mampu tampil memesona pada pengujung kariernya? Berikut ini nama-nama pemain yang selama kariernya masih bisa bersaing meskipun sudah berusia tak lagi muda.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Keith Kayamba Gumbs
Keith Kayamba Gumbs pernah mewarnai sepak bola Indonesia berkat penampilan apiknya. Sriwijaya FC merupakan klub Indonesia pertama yang dibela Keith Gumbs.
Ketika itu, Keith Gumbs terbilang telat datang ke Indonesia karena sudah berusia 35 tahun. Pada kenyataannya, Keith Gumbs masih mampu diandalkan di lini depan.
Keith Gumbs berhasil tampil memukau bersama Sriwijaya FC dan mempersembahkan dua gelar liga dan tiga gelar Piala Indonesia. Keith Gumbs terhitung berkarier selama lima tahun buat Sriwijaya FC dengan torehan 74 gol dalam 145 penampilan.
Pada 2012, Keith Gumbs hijrah ke Arema. Bersama Singo Edan, Keith Gumbs masih menjadi andalan di lini depan.
Padahal, ketika itu Keith Gumbs sudah memasuki usia 40 tahun. Kebersamaan Keith Gumbs di Arema hanya bertahan semusim. Pemain asal Saint Kitts and Nevis itu memutuskan gantung sepatu di Arema dengan torehan 24 penampilan dan sumbangan delapan gol.
Bima Sakti
Bima Sakti merupakan pesepak bola yang memiliki nama emas di Indonesia. Sepanjang kariernya, pemain asal Balikpapan itu malang melintang di klub elite
Bima Sakti pernah membela Pelita Jaya, PSM Makassar, Mitra Kukar, hingga Gresik United. Adapun di Timnas Indonesia, Bima Sakti sukses mempersembahkan 12 gol dalam 58 laga yang dimainkannya medio 1995-2001.
Bima Sakti memutuskan pensiun pada akhir musim 2016 bersama Persiba Balikpapan. Pada musim terakhirnya bersama Persiba di usia 40 tahun, Bima Sakti masih mendapatkan peran penting di tim dengan jumlah 16 penampilan dan sumbangan 1 gol.
Bima Sakti saat ini melanjutkan karier di dunia kepelatihan. PSSI memberikan kepercayaan pada pria 44 tahun itu untuk menukangi Timnas Indonesia U-16.
Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas bisa dibilang satu dari sejumlah pemain terbaik yang ada di Indonesia. Sepanjang kariernya, pemain yang akrab disapa Bepe itu telah memperkuat Persija Jakarta, EHC Norad (Belanda), Selangor FA (Malaysia), dan Pelita Bandung Raya.
Bersama klub-klub di atas, Bepe sukses mencetak 227 gol dalam 451 penampilan. Mayoritas penampilan dan gol Bepe paling banyak diciptakannya bersama Persija.
Bepe pernah menjadi top scorer musim 1999-2000. Sepanjang kariernya, Bepe tercatat meraih dua gelar liga dan Piala Presiden di Persija dan tiga gelar bersama Selangor FA.
Pada musim terakhir di Persija, Bepe masih mampu bersaing. Meskipun sudah berusia 39 tahun, Bepe tercatat mampu tampil sebanyak 15 pertandingan.
Karier Bepe di Timnas Indonesia juga tak kalah cemerlang. Saat ini, Bepe menjadi pemain dengan jumlah penampilan terbanyak yakni 86 kali rentang 1999-2012.
Bepe tercatat sukses mencetak 38 gol yang membuatnya menjadi pemain paling subur kedua di Timnas Indonesia setelah Soetjipto Soentoro (57 gol).
Sayangnya, dalam karier Bepe gagal mempersembahkan prestasi di Timnas Indonesia. Pencapaian terbaiknya adalah membantu Tim Merah Putih menjadi runner-up Piala AFF edisi 2000, 2002, 2010.
Ismed Sofyan
Ismed Sofyan tahun ini akan memasuki usia 41 tahun pada 28 Agustus mendatang. Ismed menjadi satu di antara pemain tua masih masih dipercaya di Persija Jakarta.
Ismed bergabung dengan Persija pada 2002. Sejauh ini sudah tampil sebanyak 410 kali dan mencetak 18 gol serta sumbangan dua gelar yakni Piala Presiden 2018 dan Liga 1 2018.
Musim ini, Ismed belum pernah bermain di Liga 1 2020 karena kehadiran Marco Motta. Hal ini mengindikasikan perannya mulai terpinggirkan di Persija.
Cristian Gonzales
Cristian Gonzales menjadi bisa dibilang menjadi pemain paling tajam di Indonesia saat ini. Hal itu dibuktikan dengan torehan gol yang dicetaknya sejak memulai karier di Indonesia pada 2003.
Cristian Gonzales berhasil meraih empat kali gelar top scorer. Pencapaian itu dirasakannya pada musim 2005, 2006, 2007-2008, dan 2008-2009 (bersama Boaz Solossa).
Pemain berjulukan El Loco itu tercatat pernah berkarier di klub-klub elite Indonesia semisal PSM Makassar, Persik Kediri, Persib Bandung, Arema FC, PSS Sleman, dan PSIS Yogyakarta.
Puncak karier Gonzales terjadi di Persik Kediri medio 2005-2008. Gonzalez berhasil mempersembahkan gelar Liga Indonesia 2006 dengan jumlah 102 gol dalam 95 laga.
Keganasan Gonzales juga berlanjut di Timnas Indonesia. Setelah mendapatkan status Warga Negara Indonesia, Gonzales tercatat sudah mencetak 12 gol dalam 28 laga medio 2010-2015.
Gonzales saat ini sedang tidak memiliki klub. Meskipun demikian, Gonzales belum memiliki niat untuk gantung sepatu.
Klub terakhir yang dibelanya adalah PSIM Yogyakarta. Pada usia 43 tahun, Gonzales masih dipercaya tampil di tim utama dengan sumbangan 9 gol dalam 17 laga.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia