Bayu Pradana Pasrah Gajinya Dipotong 75 Persen oleh Barito Putera

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 13 Apr 2020, 19:00 WIB
Gelandang Timnas Indonesia, Bayu Pradana, mengamati rekannya saat melawan Thailand pada laga Piala AFF 2018 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11). Thailand menang 4-2 dari Indonesia. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Gelandang Barito Putera, Bayu Pradana, hanya bisa pasrah menanggapi keputusan klub yang memotong gajinya sampai 75 persen akibat pandemi virus corona. Menurut Bayu, sebagai pemain dirinya harus memahami situasi-situasi semacam ini.

Barito Putera akhirnya mengambil sikap untuk menyanggupi pembayaran gaji pemain sebesar 25 persen sampai Juni 2020. Langkah itu sesuai anjuran PSSI dalam Surat Keputusan bernomor SKEP/48/III/2020 pada 27 Maret merestui klub untuk melakukan pemotongan gaji pemain sampai 75 persen saat situasi pandemi virus corona yang ditetapkan antara Maret hingga Juni 2020.

Advertisement

Keputusan tersebut diambil PSSI demi kebaikan bersama. Penghentian sementara kompetisi selama pandemi virus corona tentu saja membuat pemasukan klub menurun.

Bayu Pradana mengaku 25 persen gaji yang diterima tentu saja kurang untuk menghidupi keluarganya. Namun, situasi seperti ini tentu saja tak bisa dihindari.

"Kalau dibilang kurang, ya kurang. Akan tetapi memang kondisinya seperti ini," kata Bayu Pradana seperti dikutip dari keterangan resmi Barito Putera, Selasa (13/4/2020).

"Pemain juga harus tahu bagaimana kondisi klub, dan sebaliknya. Yang terpenting sudah ada kesepakatan antara pemain dan klub," tegas pemain berusia 28 tahun itu.

Bayu Pradana dan para pemain Barito Putera lainnya sudah diliburkan sejak akhir Maret 2020. Mereka diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Saran untuk Manajemen

Pemain Barito Putra, Rizky Pora saat melawan Bhayangkara FC pada laga Liga 1 2017 di Stadion Patriot, Bekasi, (4/7/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Sementara itu, kapten Barito Putera, Rizky Pora memberi saran kepada manajemen agar lebih memperhatikan ofisial dan para pemain muda. Menurut Rizky Pora, besaran pemotongan gaji tidak perlu disamakan karena nilai yang diterima tentu berbeda jauh dari pemain.

"Dalam sebuah tim bukan pemain saja, ada ofisial, dan ada pemain muda. Dari segi pendapatan, semua tidak sama. Jadi saya ingin memberi saran untuk manajemen, agar mereka diberi tambahan, mungkin nilainya lebih 25 persen. Mereka punya keluarga. Belum lagi ada orang tuanya yang tidak kerja karena situasi seperti ini," ujar Rizky Pora.