Bola.com, Jakarta - Panggung Liga Champions selalu menghadirkan pertempuran menawan antarklub raksasa. Pada 1998, publik masih mengingat laga besar antara Manchester United kontra Barcelona.
Pertarungan tersebut menjadi bagian dari perjalanan seru Manchester United di panggung Liga Champions. Satu pertandingan terberatnya adalah di fase grup, melawan Barcelona di Old Trafford dan Camp Nou.
Manchester United dan Barcelona tergabung di Grup D. Wakil Denmark, Brondby, juga masuk grup ini. Sementara itu, satu tim lainnya adalah tim yang di final nanti akan menjadi lawan Manchester United, yakni Bayern Munchen.
Dua kali menghadapi Barcelona di fase grup, kandang dan tandang, Manchester United selalu gagal menang. Dua bentrokan mereka, yang diwarnai adu taktik Alex Ferguson dan Louis van Gaal, semuanya berkesudahan imbang dengan skor identik 3-3.
Pada matchday pertama, 16 September 1998, Manchester United bermain imbang 3-3 melawan Barcelona di Old Trafford. Manchester United unggul 2-0 melalui gol Ryan Giggs menit ke-17 dan Paul Scholes (24'). Barcelona menyamakan skor lewat gol Sonny Anderson (46') dan penalti Giovanni (58').
Kembali Memimpin
Manchester United kembali memimpin lewat tendangan bebas David Beckham (63'). Namun, Barcelona lagi-lagi bisa menyamakan kedudukan, dan kali ini melalui penalti Luis Enrique (70').
Mereka bermain imbang 3-3 di Old trafford. Sementara itu, kejutan tersaji di partai lainnya, Brondby secara tak terduga menang 2-1 kala menjamu Bayern Munchen.
Pada matchday 2, Manchester United imbang 2-2 di kandang Bayern Munchen. Sedangkan, Barcelona menang 2-0 menjamu Brondby. Pada matchday 3, Manchester United menang telak 6-2 di kandang Brondy, sedangkan Barcelona menyerah 0-1 di markas Bayern Munchen.
Pada matchday 4, Manchester United menang 5-0 menjamu Brondby, sedangkan Barcelona kalah 1-2 menjamu Bayern Munchen. Manchester United berada di Barcelona jelang bentrokan kedua kontra Blaugrana pada matchday 5.
Camp Nou, 25 November 1998, Barcelona ganti menjamu Manchester United. Barcelona wajib menang jika ingin membuka jalan menuju babak berikutnya. Barcelona langsung tancap gas dan membuka keunggulan lewat gol Sonny Anderson pada menit pertama.
Aksi Seimbang
Namun, Manchester United berbalik memimpin melalui gol Dwight Yorke pada menit ke-25 dan Andy Cole (53'). Berikutnya, giliran Rivaldo yang beraksi. Eks pemain Brasil itu menyamakan kedudukan lewat eksekusi free kick (56').
Namun, Yorke mencetak gol keduanya pada menit ke-68 dan membawa Manchester United kembali unggul. Selesai sampai di sini? Tidak. Skor 3-3 dari pertemuan sebelumnya ternyata kembali tersaji di laga ini.
Rivaldo kembali menunjukkan aksi magisnya. Menyambut crossing Sergi Barjuan dari sektor kiri, Rivaldo mengontrol bola dengan dada, lalu tanpa disangka dia melepaskan sebuah bicycle kick untuk membuat skor imbang 3-3 pada menit ke-72.
Kiper Manchester United, Peter Schmeichel, sepertinya benar-benar tak menyangka kalau Rivaldo akan melakukan aksi itu. Kiper legendaris Manchester United asal Denmark tersebut hanya bisa berkacak pinggang setelah gawangnya kebobolan untuk kali ketiga.
Haya sayang bagi Barcelona, gol spektakuler Rivaldo itu adalah gol terakhir yang tercipta di laga ini. Harapan lolos pun musnah. Pada matchday terakhir, Manchester United ditahan imbang Bayern Munchendi Old Trafford (1-1). Sementara itu, Barcelona menang 2-0 di markas Brondby lewat gol-gol Luis Figo dan Rivaldo.
Jalan Treble
Namun, itu tak ada artinya bagi Barcelona. Akhirnya, Barcelona finis di peringkat tiga dengan delapan poin. Dua posisi teratas ditempati Bayern Munchen (11) dan Manchester United (10). Brondby finis dengan tiga poin di tempat terbawah.
Manchester United menyingkirkan Inter Milan di perempat final, dan Juventus di semifinal. Sementara itu, Bayern Munchen melewati hadangan Kaiserslautern dan Dynamo Kiev untuk melaju ke partai puncak.
Final digelar di Camp Nou, Barcelona, 26 Mei 1999. Manchester United meraih titel keduanya. Mereka menyempurnakan treble usai menekuk Bayern Munchen dengan skor 2-1 lewat satu di antara kemenangan paling dramatis dalam sejarah.
Disadur dari : Bola.net
Penulis : Gia Yuda Pradana (17/4/2020)