Maurizio Sarri Akui Pernah Berkonflik dengan Pemain Chelsea

oleh Rizki Hidayat diperbarui 18 Apr 2020, 15:00 WIB
Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri memberikan instruksi selama pertandingan melawan Crystal Palace di Liga Inggris di Stamford Bridge, London (4/11). Chelsea menang atas Crystal Palace dengan skor 3-1. (AP Photo/Frank Augstein)

Bola.com, Turin - Maurizio Sarri hanya semusim menangani Chelsea dan mempersembahkan trofi Liga Europa. Kendati mengukir prestasi, Sarri mengakui jika hubungannya dengan pemain The Blues tak harmonis.

Pelatih asal Italia itu mulai dipercaya duduk di kursi manajer Chelsea pada 14 Juli 2018. Maurizio Sarri menggantikan peran Antonio Conte yang dipecat.

Advertisement

Di bawah asuhan Sarri, performa Chelsea tak terlalu buruk. Dia mampu membawa Tim London Biru meraih 39 kemenangan, 13 hasil imbang, dan menelan 11 kekalahan dari 63 pertandingan di seluruh ajang.

Maurizio Sarri juga turut membantu Chelsea berlaga di final Piala Liga Inggris, finis di peringkat ketiga klasemen Premier League, dan menjuarai Liga Europa musim lalu. Pada partai final Liga Europa, The Blues menang 4-1 atas Arsenal di Olympic Stadium, Baku, 29 Mei 2019.

Sayangnya, karier Sarri bersama Chelsea hanya berlangsung singkat. Pada akhir musim 2018-2019, Maurizio Sarri memutuskan untuk angkat kaki dan menerima tawaran dari Juventus.

"Semakin tinggi Anda naik tangga, semakin sulit untuk membangun hubungan pribadi dengan pemain Anda. Lingkungan Anda banyak berubah dan butuh waktu lebih lama untuk membangun hubungan itu," ujar Sarri.

"Saya memiliki hubungan yang bertentangan dengan ruang ganti Chelsea. Tetapi, ketika saya memberi tahu pemain bahwa saya akan pergi, banyak dari mereka menangis," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Rindu Premier League

Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri melihat para pemainnya berlatih selama sesi latihan tim di Stoke D'Abernon, London (8/5/2019). Pada leg pertama Chelsea bermain imbang 1-1 atas Eintracht Frankfurt di Jerman. (AFP Photo/Ben Stansall)

Meski hanya berlangsung singkat, Maurizio Sarri merindukan atmosfer pertandingan di Premier League. Menurut pelatih berusia 61 tahun tersebut, kompetisi kasta teratas di Inggris itu memiliki teknik permainan yang luar biasa.

"Anda merasa para pemuda mendapatkan lebih banyak peluang di Inggris, bukan hanya di sepak bola. Oleh karena itu, saya tidak akan pernah tinggal di sana. Saya tidak mengerti bagaimana orang Italia yang tinggal di sana bisa melakukannya," tutur Sarri.

"Adapun sepak bola, ini adalah cerita yang berbeda. Saya merindukan Premier League. Ini memiliki tingkat teknik yang luar biasa dan suasana yang luar biasa."

"Saya belum pernah mendengar nyanyian yang menghina seseorang di dalam stadion dan semua suporter berkumpul di luar. Fans lawan mengajak Anda untuk berfoto dan stadion selalu penuh, apa pun kompetisinya. Itu fantastis," tambahnya.

Sumber: Football Italia

Berita Terkait