Bola.com, Denpasar - Gelandang PSS Sleman asal Bali, I Gede Sukadana, cukup disiplin menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik yang aman) sesuai anjuran pemerintah. Tujuan jaga jarak itu tentu saja untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Apalagi saat ini I Gede Sukadana sedang pulang kampung ke Bali yang masuk dalam zona merah penyebaran virus dari Wuhan, China tersebut.
“Saya lebih banyak di rumah sekarang. Kalau keluar karena mengantar istri ke tempat kerja,” kata mantan pemain Kalteng Putra ini, Sabtu (18/4/2020).
Sukadana biasanya merupakan sosok yang cuek. Tapi khusus wabah virus corona, dia mengaku khawatir dan tidak berani bepergian ke tempat ramai.
Sebulan terakhir, gelandang 32 tahun ini mengaku punya rutinitas yang cukup membosankan di rumah. Tapi dia tak punya banyak pilihan.
“Di rumah cuma makan, tidur, main PS sama olahraga pakai treadmill. Begitu saja setiap hari. Keluar ya hanya mengantar istri bekerja tadi. Karena dia masih kerja di dinas untuk piket,” jelasnya.
Jika istrinya pulang kerja atau libur, terkadang Sukadana terlihat bermain TikTok untuk membunuh kebosanan. Sebenarnya ada opsi untuk berlatih di lapangan desa. Di Denpasar, tempatnya tinggal, masih ada lapangan yang dibuka untuk berolahraga. Tapi Sukadana agak khawatir berlatih di lapangan.
“Masih ramai kalau latihan di lapangan desa. Jadi, latihannya ya di rumah saja,” sambung I Gede Sukadana.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Pengalaman Pertama
Seperti pemain lainnya, ini memang pengalaman pertamanya tak bisa berlatih dan beraktivitas di luar rumah. Alasannya, penyebaran virus corona di Bali cukup banyak. Sampai Sabtu (18/4/2020) sudah ada 131 orang yang positif virus corona di Bali. Tiga diantaranya merupakan korban meninggal dunia.
I Gede Sukadana berharap wabah virus corona segera berakhir. Kuncinya, semua warga lebih banyak beraktivitas di rumah. Jika tidak, tentu virus ini butuh waktu lebih lama untuk ditangani.
Salah satu efeknya tentu kompetisi Shopee Liga 1 yang terancam tidak dilanjutkan lagi. Mengingat PSSI akan melihat perkembangannya hingga 31 Mei. Jika belum teratasi, kompetisi dihentikan permanen.