Bola.com, Semarang - I Komang Putra, kiper legendaris PSIS Semarang yang cukup disegani pada eranya. Pria bertinggi 175 cm sempet memiliki pesona sebagai satu diantara kiper terbaik yang pernah dilahirkan Indonesia.
Tubuhnya sedikit gempal dan berisi. Sosoknya juga tidak begitu tinggi untuk ukuran seorang penjaga gawang, mirip kiper tangguh Juventus di medio akhir 1990an, Angelo Peruzzi. Namun, ketangkasannya di bawah mistar gawang membuat lawan kesulitan mencetak gol.
IKP, begitu sapaan akrabnya, merupakan kiper paling sukses yang pernah dimiliki PSIS Semarang. Gelar juara Liga Indonesia pada 1999 dan kesempatan membela Timnas Indonesia adalah bagian dari kesuksesan pria asal Denpasar, Bali, tersebut.
Status legenda PSIS Semarang pantas disematkan untuknya karena tercatat sudah lebih dari satu dekade berseragam tim Mahesa Jenar. Meski keluar masuk dari tim lain ke PSIS begitu juga sebaliknya, IKP mendapat tempat di hati publik sepak bola Kota Lumpia.
Pria kelahiran 6 Mei 1972 ini sebenarnya mengawali karier profesionalnya di Persija Jakarta pada 1992 silam, atau saat masih mengikuti kompetisi Perserikatan.
Bakat dan potensi besarnya tercium oleh klub kaya raya milik keluarga Cendana, Arseto Solo, yang memboyongnya pada 1994. Ia pun menjadi kiper utama Arseto sampai klub tersebut bubar pada 1998.
Lantas dirinya bersama sejumlah rekan setim di Arseto, eksodus ke PSIS Semarang pada 1999. Saat itu ia datang ke PSIS bersama Agung Setyabudi, Bonggo Pribadi, dan Ali Sunan. Kepindahannya ke PSIS membuat kariernya semakin melejit.
Gelar juara Liga Indonesia langsung dipersembahkannya dengan menumbangkan Persebaya di partai final. Ia mengaku tak pernah menduga sebelumnya PSIS bisa menjadi tim tebaik pada tahun itu.
Mengingat materi pemain yang di atas kertas biasa-biasa saja. Namun, suasana tim yang kompak diakuinya sebagai kekuatan utama PSIS hingga mampu keluar sebagai juara.
"Saat saya masih menjadi pemain, PSIS adalah tim yang sangat mengutamakan kekeluargaan. Manajemen dan pengurus mau turun ke bawah untuk bersinggungan langsung dengan pemain. Tidak ada pemain yang diistimewakan atau dianggap bintang, semua sama," terang I Komang Putra kepada Bola.com, Senin (20/4/2020).
Saat masih menjadi pemain PSIS, posisi I Komang Putra seperti sulit tergantikan. Dua penjaga gawang tangguh lainnya di PSIS, yakni Agus Murod Alfaridzi dan Basuki Setyabudi cukup sulit untuk menandinginya, di mana IKP menyebut persaingan kala itu berjalan sehat.
"Selain saya, ada Agus Murod Alfaridzi dan Basuki yang sama-sama punya kesempatan. Jadi ya semua sama-sama siap mengawal gawang PSIS ketika mendapat kesempatan," ungkapnya.
"Kemudian saya keluar masuk di PSIS Semarang. Sempat beberapa kali bergabung dengan tim seperti Persebaya Surabaya, Persema Malang, dan Persela Lamongan. Saya kembali lagi ke PSIS dan akhirnya pensiun di Persis Solo sebagai rumah kedua saya selain Bali," tutur IKP.
Video
Momen di Timnas Indonesia
Tampil apik pada musim pertamanya bersama PSIS Semarang, IKP langsung mendapat kesempatan bermain di Timnas Indonesia. Pelatih Belanda, Henk Wullems, memanggilnya untuk ajang SEA Games 1999 di Brunei Darussalam.
I Komang Putra bahkan langsung menjadi starter sejak fase penyisihan grup melawan Kamboja, Malaysia, dan tuan rumah Brunei. Selain di SEA Games, IKP juga pernah dipercaya tampil di ajang Piala Asia 2000 di Lebanon.
Bermain untuk negara menjadi kebanggan tersendiri baginya. Ia sempat tak mengira bisa menembus Timnas Indonesia, mengingat saat dirinya masih aktif bermain, banyak kiper bagus dimiliki Indonesia.
"Kaget saja, siapa yang tidak ingin mendapat kesempatan bermain untuk Timnas Indonesia, dan langsung diberikan kepercayaan tampil. Padahal sudah ada nama besar Hendro Kartiko sebagai kiper utama," jelas Komang Putra.
"Kemudian saya ikut Piala Asia 2000 dan kualifikasi Pra Piala Dunia 2002, sebelum saya mendapat cedera dan tidak lagi bermain di timnas," imbuh pria berdomisili di kawasan Mutihan, Kota Solo.
Kenangan Tak Terlupakan
Selama berkarier sebagai pemain sepak bola, terutama ketika berseragam PSIS Semarang, momen terbaiknya adalah ketika menjuarai Liga Indonesia 1999 di Manado. Namun, juga ada satu peristiwa unik yang dialaminya. IKP mengaku selalu mengingat kenangan tersebut, yakni pada saat prosesi pernikahannya pada 2000.
Hari pernikahannya tepat bersamaan dengan jadwal pertandingan PSIS Semarang melawan Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dalam lanjutan Liga Bank Mandiri musim 2000 di Stadion Jatidiri.
Ia belum sempat menyelesaikan resepsi pernikahan karena sudah dijemput rombongan PSIS untuk ikut memperkuat tim menghadapi PKT. Ia menceritakan tamu undangan dibuat heboh ketika dijemput termasuk polisi yang mengawal perjalanannya dari Solo ke Semarang.
"Saat resepsi saya dijemput tim PSIS dengan ada banyak polisi yang membuat kaget. Mereka datang untuk mengawal perjalanan sampai ke Semarang. Padahal saya belum sempat foto-foto bersama dengan para tamu undangan. Sampai di Semarang, saya tampil bermain melawan PKT Bontang dan menang 2-1 waktu itu," kenang I Komang Putra.
Kebangkitan Mahesa Jenar
Saat ini Komang Putra menjabat sebagai asisten pelatih PSIS Semarang, tepatnya sebagai pelatih kiper. Menurutnya, tim Mahesa Jenar sedang bagus-bagusnya di Shopee Liga 2020, setelah musim 2019 dilalui dengan kurang bagus.
Dua kemenangan dan satu kekalahan diperoleh Wallace Costa dan kawan-kawan di tiga pekan awal. Sekaligus mampu menembus peringkat lima besar klasemen. Namun, sayangnya pandemi virus Corona memaksa liga harus dihentikan bahkan terancam diakhiri.
"PSIS sekarang jauh lebih matang, saya lihat pemain mulai tampil penuh percaya diri dan lapar kemenangan. Sayangnya kompetisi harus berhenti karena wabah ini. Semoga krisis segera berakhir dan PSIS bisa melanjutkan perjuangannya menuntaskan musim yang lebih baik," papar IKP menutup obrolan.
Baca Juga