Bola.com, London - Manajemen Arsenal mengambil kebijakan untuk memotong 12,5 persen gaji pemain, manajer, dan staf pelatih. Namun, kebijakan tersebut mendapat penolakan dari sejumlah pemain, satu di antaranya adalah Mesut Ozil.
Kompetisi di Inggris dan Eropa mengalami penundaan hingga batas waktu yang tak ditentukan. Pertandingan sepak bola di Benua Biru tidak bisa bergulir akibat virus corona yang berstatus pandemi global.
Situasi itu memengaruhi keuangan klub-klub di Inggris dan Eropa, termasuk Arsenal. Tim Gudang Peluru tak mendapat pemasukan dari hak siar televisi, penjualan jersey dan merchandise, tur stadion, hingga penjualan tiket menonton langsung di Stadion Emirates.
Mengalami krisis finansial, Arsenal akhirnya mengambil kebijakan untuk memotong 12,5 persen gaji pemain, manajer, dan staf pelatih. Pemotongan tersebut akan terjadi selama 12 bulan, atau hingga Maret 2021.
"Kami senang mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan pemain tim utama, pelatih kepala, dan staf pelatih inti untuk membantu mendukung klub pada saat sulit ini," bunyi pernyataan resmi Arsenal.
"Langkah ini mengikuti diskusi positif dan konstruktif. Dalam percakapan ini telah ada apresiasi yang jelas tentang gawatnya situasi saat ini yang disebabkan pandemi COVID-19, dan keinginan kuat untuk pemain dan staf menunjukkan dukungan mereka kepada Arsenal."
"Pemotongan pendapatan tahunan sebesar 12,5 persen akan mulai berlaku bulan ini, dengan dokumen untuk kesepakatan yang diselesaikan dalam beberapa hari ke depan," lanjut pernyataan Arsenal.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini
Mendapat Penolakan
Akan tetapi, tidak semua pemain Arsenal setuju dengan kebijakan pemotongan gaji. Seperti dilansir Mirror ada tiga pemain The Gunners yang menolak kebijakan tersebut, satu di antaranya adalah Mesut Ozil.
Berstatus sebagai pemain dengan bayaran tertinggi di Arsenal, yakni 16,8 juta poundsterling per tahun (Rp 322 miliar), gelandang asal Jerman itu tak setuju jika gajinya harus dipotong.
Ozil tidak ingin keputusan tersebut diterapkan secara terburu-buru. Mantan pemain Real Madrid itu ingin lebih dulu melihat dampak finansial secara keseluruhan akibat pandemi virus corona.
Kendati begitu, Mesut Ozil menghormati keputusan pemain dan manajer Arsenal yang bersedia gajinya dipotong. Namun, Ozil juga berharap seluruh pihak di The Gunners menghormati keinginannya.
"Penangguhan pembayaran gaji adalah suatu pilihan, tetapi tidak untuk menyetujui pemotongan gaji ketika klub-klub masih dapat menghasilkan keuntungan yang sama seperti tahun lalu," ujar agen Ozil, Dr Erkut Sogut, pada awal April lalu.
"Dampak finansial yang sebenarnya terjadi pada klub, baru bisa kita lihat tiga hingga enam bulan ke depan, tetapi kita tidak bisa melihatnya hari ini," tuturnya.
Dibayar Penuh dengan Syarat
Arsenal dikabarkan Mirror bakal mengembalikan uang yang telah dipotong dan membayar penuh gaji pemain, manajer, dan staf pelatih. Namun syaratnya, kompetisi musim ini kembali bergulir dan The Gunners lolos ke Liga Champions musim depan atau pun musim 2021-2022.
Arsenal juga akan memberikan bonus 100 ribu poundsterling (Rp 1,9 miliar) kepada pemain dan manajer.
Akan tetapi, jika hanya tampil di Liga Europa, gaji yang telah dipotong akan dikembalikan sebesar 7,5 persen, dan sama sekali tidak ada pengembalian andai Arsenal gagal menembus zona Eropa.
Sumber: Mirror