Bola.com, Jakarta - Alfred Riedl pernah sangat dipuja. Dia adalah pelatih yang membawa Timnas Indonesia secara meyakinkan ke babak final Piala AFF 2010 sebelum dikandaskan Malaysia. Arsitek asal Austria ini pula yang dipercaya menangani timnas tandingan naungan federasi non resmi, Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) pada era dualisme kepengurusan dan kompetisi.
Seakan gagal move on dengan pria yang karib dipanggil Opa itu, Riedl kembali ditunjuk sebagai nakhdoda Timnas Indonesia di Piala AFF 2014 dan 2016, yang menjadi dua periode terakhir Alfred Riedl menangani Tim Garuda.
Alfred Riedl bukan tipe pelatih yang doyan bongkar pasang pemain. Saat kesempatan keduanya melatih tim nasional tandingan pada 2012, dia tidak banyak mengubah materi pemain dari Piala AFF 2010.
Nama-nama seperti Kurnia Meiga, Zulkifili Syukur, Hamka Hamzah, Firman Utina, Eka Ramdani, Bambang Pamungkas, dan Cristian Gonzales kembali dipanggil, mengingat semua pemain tersebut berlaga di Indonesia Super League. Namun, timnas tandingan racikan Riedl gagal bertanding di Piala AFF 2012.
Riedl kembali ke kursi pelatih Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2014. Dia banyak membawa pemain kesayangannya sejak 2010 semodel Kurnia Meiga, Zulkifili Syukur, Benny Wahyudi, Firman Utina, dan Cristian Gonzales.
Mantan arsitek Laos ini juga mulai mempromosikan pemain muda seperti Evan Dimas dan Manahati Lestusen. Dalam turnamen itu, tangan dingin Riedl mulai luntur. Ditargetkan menjadi juara, Timnas Indonesia justru gagal dibawanya untuk lolos dari penyisihan grup. Alhasil, dia dipecat dari posisinya.
"Ini untuk pertama kalinya bagi saya tidak bisa melaju ke babak selanjutnya dalam turnamen di Asia Tenggara. Pemain sudah berusaha keras, tapi fisik kami tidak bagus. Mereka butuh fisik yang kuat untuk bermain di level seperti ini, karena kualitas pemain kita mirip negara lain di Asia Tenggara. Sehingga butuh fisik yang lebih kuat untuk menang," imbuh Riedl meminta maaf setelah Timnas Indonesia tersingkir di babak penyisihan Piala AFF 2014.
"Coach Alfred Riedl resmi tak lagi menangani Timnas Indonesia. Meski begitu, kami terus menjalin komunikasi dengan dia, apalagi ikut memberikan saran untuk pelatih baru nanti," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI ketika itu, Joko Driyono, pada Desember 2014.
Video
Kembali Lagi pada 2016
Rasa penasaran yang dimiliki PSSI sejalan dengan Alfred Riedl. Pada 2016, PSSI kembali memberikan jabatan pelatih Timnas Indonesia dan Alfred Riedl pun setuju meski sudah dua kali diberhentikan karena gagal.
Tekanan kali ini tentu saja lebih kuat dari periode sebelumnya. Maklum, PSSI yang baru saja bebas dari hukuman FIFA seakan tak punya kandidat lain karena masih memercayakan Timnas Indonesia pada Riedl.
Belum juga turnamen dimulai, Afred Rield sudah dibuat pusing untuk memilih pemain. Selain persiapan yang mepet, dirinya tak mendapatkan dukungan penuh dari klub karena hanya bersedia memberikan dua pemain setiap klub.
"Saya tidak merasa tertekan dengan situasi ini. Saya punya keyakinan mereka akan tampil bagus di Piala AFF 2016 dan satu hal lagi, apabila mereka gagal, mereka tetap memiliki masa depan yang cerah," tegas Riedl.
Kali ini, Riedl mulai merombak susunan pemainnya. Nama-nama seperti Zulkifli Syukur, Firman, dan Gonzales tidak lagi dipanggil karena telah berumur. Namun, dia tetap mempertahankan Kurnia Meiga, Benny Wahyudi, Zulham Zamrun, dan Ferdinand Sinaga yang masih berada dalam usia keemasan kala itu.
Hanya satu pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 yang selalu dipanggil Riedl ke turnamen bergengsi, yaitu Kurnia Meiga.
Riedl pernah mengungkapkan tetap memercayai Kurnia Meiga di Piala AFF 2016 walaupun banyak kritik tajam ditujukan kepada kiper Arema FC ini.
"Memang banyak rekomendasi soal kiper, tapi keputusan akhir tetap ada di saya. Kurnia Meiga main bagus dari awal sampai sekarang. Tak ada alasan untuk menggantinya. Kalau pun saya harus mengganti kiper, itu jika dia bermain sangat buruk atau dia grogi untuk menghadapi tekanan dari penonton," ucap Riedl.
Lagi-lagi, Riedl gagal membawa trofi Piala AFF ke Tanah Air. Membawa tim hingga partai puncak, Kurnia Meiga dan kawan-kawan kalah agregat 2-3 setelah sebelumnya unggul 2-1 pada leg pertama. Mantan pemain Timnas Austria ini pun harus lengser dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia untuk keempat kalinya.
Baca Juga
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?