Bola.com, Jakarta - Rasanya tak ada pecinta sepak bola Indonesia yang tidak mengenal sosok legendaris yang satu ini. Dia adalah Bambang Pamungkas. Seorang legenda, maestro, figur yang mungkin tidak memiliki pembenci, sekali pun dari suporter rival.
Bambang Pamungkas, menasbihkan sebagian besar hidupnya untuk sepak bola. Hal yang membedakan dia dengan pemain lain, setidaknya di Indonesia, adalah bagaimana ia bisa menjadi role model buat banyak anak-anak di Tanah Air.
"Gua dulu ikut SSB, sampe adu bacot sama bapak gua pengin jadi pemain bola, pengin jadi kaya Bepe. Bapak gua doyan bola, ngefans sama Bepe, tapi gua heran kenapa sempet ngga dikasih izin ikut latihan bola," kata seorang teman bercerita.
Selain role model, Bepe juga seorang panutan buat kawan dan lawan. Pada masa-masa terakhirnya bersama Persija, tugas kapten kerap berganti-ganti, dari Ismed Sofyan hingga Andritany Ardhiyasa. Namun demikian, Ismed menilai kapten sesungguhnya adalah Bambang Pamungkas.
"Ia pemain yang amat mencintai klub ini. Banyak pengorbanan yang Bepe berikan buat klub. Saya pribadi mengagguminya, baik di dalam maupun luar lapangan," ucap Ismed.
Bepe telah melewati banyak momen dalam karier dan hidupnya. Dalam sebuah website pribadinya, atau mungkin lebih layak disebut online diary-nya, ia pernah mendapat ancaman pembunuhan melalui telepon misterius yang tidak ingin Bepe pindah dari Persija. Pria kelahiran Salatiga ini juga pernah dicap pengkhianat dan tidak loyak menyusul keputusannya angkat kaki dari Persija.
Jatuh bangun dirasakan figur yang akrab dengan nomor punggung 20 ini. Tidak mudah buat Bepe untuk mendapatkan status legenda klub Persija. Agaknya, ketulusan hati seorang Bambang Pamungkas tiap kali berlari di atas lapangan tak bisa dibohongi. Dia tak cuma bermain buat dirinya saja, tapi buat suporter, klub, dan hal yang dicintainya, yakni sepak bola.
Besar dari Diklat Salatiga, Bambang Pamungkas resmi bergabung dengan Persija pada 1999. Namanya langsung menjadi idola buat suporter Macan Kemayoran berkat suntingan 24 golnya pada musim perdana di Liga Indonesia. Kompetisi selesai, ia lantas bergabung dengan EHC Norad selama empat bulan dan mencetak tujuh gol dari 11 kali bermain.
Kecintaannya terhadap Persija membawanya kembali. Bambang Pamungkas kemudian membela tim kebanggaan Jakmania itu hingga 2005 dan mencetak lebih dari 50 gol. Ia sempat membela Selangor FA dari 2005-2007. Puas membela tim asal Malaysia tersebut selama dua musim, ia memutuskan untuk kembali ke cinta sejatinya, Persija.
Video
Cap Pengkhianat
Sekelumit cerita kurang mengenakkan pernah dialami Bambang Pamungkas. Setelah kembali lagi, Bambang Pamungkas juga belum berhasil memberikan gelar buat Persija. Meski rekening golnya selalu di atas 10 tiap musim, Macan Kemayoran tetap saja nirgelar.
Satu momen, tepatnya pada 2011, PSSI dan Liga Indonesia resmi mengharamkan kucuran dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Bukan cuma Persija yang terkena dampaknya, tapi semua klub Perserikatan yang menggantungkan roda finansial pada uang rakyat itu.
Persija, meski berstatus tim elite, goyah akibat masalah keterlambatan gaji. Saat itu, Bepe menjadi satu figur yang paling vokal menyuarakan kekecewaan.
Gerah dengan keadaan Persija dan sepak bola Indonesia, ia mengambil langkah kontroversial, yakni bergabung ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2012. Padahal, saat itu pemain dari Indonesia Super League (ISL) dilarang membela timnas.
Langkah tersebut makin meruncingkan hubungannya dengan Persija. Hingga pada akhirnya, Bambang Pamungkas menyeberang ke kota sebelah, tepatnya Bandung, untuk membela Pelita Bandung Raya (PBR) pada 2013.
"Jika saya katakan saya baik-baik saja, maka sejujurnya saya berbohong. Akan tetapi, jika saya katakan bahwa saya sangat terpukul dengan kenyataan ini, maka tidak demikian juga adanya," tulis Bepe dalam buku yang ia tulis #Bepe20Bicara Cinta vs Tanggung Jawab pada 2016 lalu.
Satu musim membela PBR, Bambang Pamungkas kembali ke Persija. Permasalahan gaji dengan manajemen sudah dituntaskan. Satu catatan, ia pernah membobol gawang Persija ketika berseragam PBR.
Pujian buat Sang Legenda
"Dia mengatakan kepada saya bahwa suatu saat kami akan kembali ke Persija dan menjadi juara bersama. Pada tahun 2018, kami berhasil mewujudkan kampiun Liga 1. Saya tidak bisa melupakannya," ujar Andritany.
Buat Andritany, sosok Bambang Pamungkas sangatlah berjasa, baik di dalam mau pun luar lapangan. Kiper Persija itu, diakuinya, sering mendapat masukan, terutama ketika sama-sama didera permasalahan gaji. Andritany menyebut Bepe adalah orang yang bisa menanamkan ketenangan saat itu.
Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, punya pendapat lain. Baginya, Bambang Pamungkas adalah profesional yang pintar dalam hal man management.
"Bambang pintar mengatur dirinya. Saya salut sebab dia benar-benar profesional," kata Aji.
Profesionalitas Bambang terlihat nyata dari bagaimana ia me-manage hal dalam kesehariannya. Ia memang diketahui tidak suka berbicara banyak pada media. Tidak diketahui apa alasan sebenarnya. Bahkan, akun sosial medianya, yakni Instagram, juga tidak mengaktifkan fitur komentar.
Alih-alih, Bambang Pamungkas lebih suka 'berbicara' di ruang publiknya sendiri, yakni online diary-nya. Tentu ada alasannya.
"Cangkeme netijen Indonesia iki ora tau mangan bangku sekolahan", begitu kata Ki Semar suatu ketika.
Bepe tidak ingin menfasilitasi kebencian. Sebagai olahragawan yang berkecimpung di dunia si kulit bundar, Bepe selalu dituntut untuk menjadi sempurna.
Ia sadar, bahwa ruang publik yang terbuka bisa menjadi media penyalur kebencian sesama orang. Bepe takut merasa bersalah jika ia membiarkan hal tersebut.
"Nah, di sinilah letak permasalahannya. Terjadilah debat kusir dengan bahasa-bahasa kurang pantas, dan berujung pada merebaknya virus kebencian," tulis Bepe.
"Media sosial adalah puncak kemunafikan manusia, dimana kita dapat berubah menjadi sosok orang lain, siapapun itu tanpa terkecuali. Dengan akun anonim dan berfoto profil telur kita bisa menjadi sosok yang sok alim, sok jago, sok paling benar, sok paling pintar, dan sok-sok yang lainnya. Mereka ini adalah orang-orang yang memiliki krisis kepercayaan diri, tidak semua memang, namun kebanyakan dapat dikatakan demikian", tulis Bepe lagi dikutip dari bambangpamungkas20.com.
Tidak heran, ia juga menjadi panutan buat sesama sepak bola. Ruben Sanadi mengaku, menjadikan Bepe sebagai acuan dalam mengejar prestasi.
"Dia akan selalu menjadi panutan baik di dalam maupun di luar lapangan," tuturnya.
Legenda Timnas Indonesia dan Pengakuan Asia
Bambang Pamungkas juga merupakan figur yang penting buat Timnas Indonesia. Sebanyak 38 gol sudah ia bukukan dari 86 penampilan sebelum memutuskan pensiun pada 1 April 2013.
Memang, kesuksesan urung diraih Bambang Pamungkas di level timnas karena tidak berhasil memberikan gelar. Tak ada satu pun gelar prestisius yang disumbangkannya dari 1999 hingga gantung sepatu tujuh tahun silam.
Hanya ada dua gelar yang ia berikan, yakni juara trofi Piala Kemerdekaan pada 2000 dan 2008. Akan tetapi, turnamen tersebut dianggap tidak prestisius.
"Pada akhirnya saya memang harus menerima kenyataan, bahwa tidak ada satu gelar bergengsi yang mampu saya berikan untuk Indonesia. Dan oleh karena itu seperti yang pernah saya janjikan, maka di akhir artikel ini saya akan berteriak dengan lantang, jika Saya Adalah Generasi Yang Gagal," kata Bepe di bambangpamungkas20.com.
Kendati demikian, Bambang Pamungkas merupakan satu dari lima legenda Asia Tenggara. Status itu diberikan oleh AFC, Asosiasi Sepak Bola Asia.
Empat lainnya adalah Neil Etheridge (Filipina), Soh Chin Aun (Malaysia), Kiatisuk Senamuang (Thailand), dan Le Cong Vinh (Vietnam).
Selangor FA Jadikan Bambang Pamungkas sebagai Legenda
Meski cuma dua musim membela Selangor FA, performa riil ia berikan buat tim Malaysia itu. Bagaimana tidak, Bepe berhasil membawa Selangor FA menjuara Liga Primer Malaysia, Piala FA Malaysia, dan Piala Malaysia.
Torehan golnya juga fantastis, yakni mencapai 23 gol dari 24 pertandingan pada musim perdananya. Total, ia melesakkan 63 gol dari 42 laga bersama Selangor FA.
Usai Bambang Pamungkas pensiun dari sepak bola pada 2019, Selangor FA mengganjar Bambang Pamungkas dengan gelar legenda.
"Makasih Mas @bepe20 ! 🙏🏼.
Legenda skuad Merah Kuning yang berasal daripada Indonesia, Bambang Pamungkas telah mengumumkan persaraan beliau semalam pada jam 11 malam daripada sukan bola sepak.
Setelah hampir 20 tahun Bambang berlari-lari dan menjaringkan gol di atas padang, beliau kini secara rasminya memilih untuk menggantung boot buat selama-lamanya.
Lahir pada 10 Jun 1980, Bambang merupakan anak jati Semarang, Indonesia.
Beliau memulakan karier bola sepaknya pada tahun 1999 bersama pasukan Persija Jakarta.
Bambang atau Bepe hadir ke Shah Alam pada tahun 2005 dan bermain bersama Selangor selama dua musim.
Meskipun tempoh bermain beliau tidaklah begitu lama, Bambang berjaya memberikan impak yang besar untuk skuad Red Giants.
Beliau merupakan penjaring import kedua terbanyak dengan 58 gol dengan 16 gol di belakang Brian Fuentes (74 gol). Bambang juga merupakan watak penting bagi Selangor untuk meraih treble pada tahun 2005 selepas berjaya meraih kejuaraan Liga Perdana, Piala FA dan Piala Malaysia.
Selepas dua tahun berkhidmat, Bambang akhirnya kembali ke Indonesia bersama pasukannya Persija Jakarta.
FA Selangor mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bambang di atas jasa beliau dan selamat bersara."