Bola.com, Jakarta - Sepak bola Indonesia selalu menjadi magnet buat para pelatih asing. Satu di antaranya yang pernah merasakan kerasnya kompetisi di Indonesia adalah Ivan Kolev.
Ivan Kolev begitu akrab dengan sepak bola Indonesia. Sederet klub-klub elite hingga Timnas Indonesia pernah merasakan tangan dinginnya.
Ivan Kolev tercatat sebagai seorang gelandang ketika menjadi pesepak bola pada 1967-1979. Sepanjang karier, Kolev menghabiskannya bersama klub-klub Bulgaria seperti Lokomotiv Sofia, OFC Sliven 2000, Akademik Sofia, dan PFC CSKA Sofia.
Namun, tak ada satu pun gelar yang mampu dipersembahkan Kolev sebagai pemain. Pria kelahiran Sofia, Bulgaria, 14 Juli 1957 itu akhirnya gantung sepatu pada 1979 dengan jumlah pertandingan yang dimainkan 165 kali dan mencetak 20 gol.
Tiga tahun berselang, Kolev memulai karier kepelatihan sebagai pelatih akademi, Levski Sofia. Pada 1998, Kolev membuat gebrakan setelah dipercaya menjadi pelatih Timnas Bulgaria U-19.
Berkat catatan tersebut, Persija Jakarta menjadi klub Indonesia yang membawa Ivan Kolev ke Indonesia pada 1999. Kemudian Kolev juga sempat dipercaya PSSI untuk menukangi Timnas Indonesia sebanyak dua periode.
Video
Tanpa Gelar Bersama Klub
Karier kepelatihan Ivan Kolev di Indonesia berawal di Persija. Pada 1999, klub berjulukan Macan Kemayoran itu mendatangkan Ivan Kolev untuk menukangi Bambang Pamungkas dkk.
Dalam debutnya di Indonesia, Kolev mampu menunjukkan kualitasnya bersama Persija. Bersama Kolev, Persija pada babak grup berhasil menjadi pemuncak klasemen dengan 14 kali menang, sembilan kali imbang, dan tiga kali kalah.
Namun, kegemilangan Persija berakhir pada babak semifinal Liga Indonesia. Persija kalah 0-1 dari PSM Makassar. Pada akhir musim, Ivan Kolev meninggalkan Persija.
Pada 2005-2006, Kolev sempat menukangi Mitra Kukar, namun tetap tak mampu memberikan prestasi. Ivan Kolev kemudian dipercaya menukangi Persipura Jayapura pada 2006-2007. Pelatih asal Bulgaria itu kembali gagal memberikan prestasi.
Setelah itu, Ivan Kolev tercatat pernah menukangi Sriwijaya, PS TNI, hingga Persija lagi pada 2019. Pada periode kedua di Persija, Kolev kehilangan tajinya.
Persija di bawah asuhannya meraih delapan kemenangan, lima kali seri, dan 8 kali kalah. Kolev akhirnya memutuskan mundur pada 3 Juni 2019.
Hampir Bersama Timnas
Sementara sebagai pelatih Timnas Indonesia, PSSI menunjuk Ivan Kolev pada 2002. Ketika itu, Ivan Kolev dipersiapkan untuk membentuk timnas yang akan berlaga di Piala Tiger (nama sebelum Piala AFF).
Materi sepak bola Indonesia ketika itu cukup bagus karena memiliki pemain-pemain berkelas. Sederet nama dipanggil untuk memperkuat Timnas Merah Putih mulai dari Hendro Kartiko, Elie Aiboy, hingga kuartet penyerang semisal Gendut Doni, Bambang Pamungkas, Zaenal Arif, dan Budi Sudarsono.
Dengan memiliki materi pemain seperti itu, Timnas Indonesia dijagokan menjadi juara. Sepanjang penyisihan grup, Indonesia asuhan Ivan Kolev tak terbendung dengan dua kali menang serta dua kali imbang.
Timnas Indonesia berhasil tampil tajam dengan mencetak 19 gol dan hanya kebobolan lima kali. Pada laga semifinal, Timnas Indonesia berhasil menyingkirkan Malaysia melalui gol semata wayang Bambang Pamungkas.
Pada laga final Timnas Indonesia ditantang Thailand. Sempat kebobolan dua gol lebih dulu pada babak pertama, Timnas Indonesia mengamuk pada babak kedua dengan menyeimbangkan kedudukan menjadi 2-2.
Sayangnya, gelar yang sudah di depan mata sirna. Timnas Indonesia kalah melalui drama adu penalti dengan skor 2-4 dari Thailand.
Pada 2004, Timnas Indonesia tampil di Piala AFC bersama Ivan Kolev. Timnas Garuda ketika itu berada satu grup dengan tuan rumah China, Bahrain, dan Qatar.
Akan tetapi, Timnas Indonesia hanya mampu meraih sekali kemenangan dan dua kali kalah. Timnas Indonesia finis di peringkat ketiga dengan raihan 3 poin sekaligus tersingkir dari Piala AFC 2004.
Pada 2007, PSSI sempat menunjuk kembali Ivan Kolev sebagai pelatih Timnas Indonesia untuk Piala AFC. Akan tetapi, Timnas Indonesia gagal melaju ke fase knockout setelah hanya meraih sekali kemenangan dan menelan dua kekalahan di fase grup.