Bola.com, Malang - Arema FC menghebohkan kancah sepak bola Indonesia pada tahun 2013. Tim yang semula dikenal sering bermasalah dengan finansial berubah jadi tim kaya mendadak.
Mereka mendapat suntikan dana besar dari anak perusahaan Bakrie, Cronus Group. Itu tak lepas dari peran Iwan Budianto yang menduduki jabatan sebagai CEO Arema waktu itu.
Proyek Los Galaticos atau mengumpulkan pemain bintang pun dimulai. Sejumlah pemain yang pernah membawa Arema juara ISL 2010 ditarik kembali, yakni Beny Wahyudi dan Purwaka Yudi. Pemain yang sudah matang, di antaranya Kurnia Meiga, Ahmad Alfarizi, Dendi Santoso, Hendro Siswanto dan yang lainnya, dipertahankan.
Mereka dipadukan dengan gerbong tim Pelita Jaya. Ada Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Egy Melgiansyah dan lainnya. Rekrutan baru lainnya juga tak kalah mentereng, yakni Beto Goncalves, Cristian Gonzales, Keith Kayamba Gumbs, Thierry Gathuessi, Hasim Kipuw dan lainnya. Mereka pemain mahal waktu itu.
Kabarnya, Arema menghabiskan dana kurang lebih 40-45 miliar rupiah waktu itu. Ini jadi jumlah terbanyak dibandingkan kontestan lainnya di musim 2013. IB, sapaan Iwan Budianto mengakui jika waktu itu 75 persen dana bersumber dari Cronus.
Tapi, dia meluruskan anggapan jika Arema melakukan merger dengan Pelita Jaya yang waktu itu sempat jadi kabar kurang sedap.
“Yang demerger waktu itu tim Pelita Jaya. Artinya materi pemain pelatih. Kalau PT-nya tidak. Tapi kami bertekad tidak terus menerus menyusu pada Bakrie. Setiap tahun kedepan dana yang diberikan akan terus menurun dan sampai 0 persen,” kata IB.
Bukan hanya materi pemain saja yang tergolong kelas wahid waktu itu. Arema juga mendatangkan satu di antara pelatih terbaik Indonesia, Rahmad Darmawan yang merupakan gerbong Pelita Jaya.
RD, sapaan akrabnya, merupakan pelatih yang dua kali membawa tim berbeda meraih juara ISL, yakni Persipura Jayapura (2005) dan Sriwijaya FC (2008).
Video
4 Striker Tersubur Musim Sebelumnya
Kedelaman skuat Arema musim ini tak perlu diragukan lagi. Tak jarang, pemain bintang harus duduk di bangku cadangan karena rotasi pemain. Namun, yang paling jadi perhatian adalah lini depannya.
Ada empat pemain yang masuk lima besar pemain tersubur musim sebelumnya, yakni Beto Goncalves, Greg Nwokolo, Keith Kayamba, dan Cristian Gonzales.
Beto jadi top scorer dengan 25 gol pada musim 2012. Keith Kayamba sebagai runner-up dengan 22 gol. Posisi ketiga ada Greg Nwokolo (20 gol) dan Cristian Gonzales di urutan kelima dengan 18 gol.
Sebenarnya masih ada satu nama lainnya, Safee Sali. Tapi pemain asal Malaysia itu hanya gabung Arema dalam sekali uji coba. Setelah itu Safee dipinjamkan ke Johor Darul Takzim.
Hanya, saat main bersama mereka bukan jadi yang tersubur lagi. Arema jadi tim ketiga untuk urusan produktivitas gol. Sedangkan Persipura yang jadi juara ISL 2013 mencetak 80 gol. Persib Bandung ada di posisi kedua dengan 72 gol.
Beto, Greg dan Kayamba tampaknya tenggelam karena dapat peran yang beda, yakni jadi pemain sayap dan striker yang bertugas merusak pertahanan lawan. Hanya Cristian Gonzales yang stabil dengan 19 gol pada musim itu.
Gagal Juara Karena Proses Adaptasi
Diperkuat deretan pemain dan pelatih papan atas tak menggaransi Arema bisa meraih juara ISL 2013. Mereka hanya finis sebagai runner-up dengan 66 poin. Mereka tak mampu mengejar Persipura yang unggul 16 poin dan menjadi juara.
Waktu itu, Arema juga mendapat sanksi pengurangan tiga poin jelang laga terakhir karena kasus 2010, di mana manajemen Singo Edan tidak membayar kompensasi pemutusan kontrak Jean Landy Poulangoye.
Persoalan pada waktu itu, pemain Arema masih butuh adaptasi. Terutama pada awal hingga pertengahan musim. Mereka sering kehilangan poin di luar kandang.
Arema kalah 7 kali kalah dan 3 imbang. Bahkan, saat melawan tim lemah PSPS Pekanbaru mereka takluk 0-1.
3 Gerbong
Pada musim itu, Arema harus menggabungkan tiga elemen baru, yakni pemain lawas Arema, gerbong Pelita Jaya, dan sederet pemain baru.
Mereka butuh waktu untuk menyamakan visi bermain. RD sempat mendapatkan tekanan dari Aremania ketika menelan kekalahan dari Persipura di kandang sendiri. Serta dua kali ditahan imbang Barito Putera dan Gresik United.
“Ini jadi pengalaman bagi manajemen. Jalan instan membentuk tim bertabur bintang tak menjamin juara. Tetap butuh proses,” kata General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Kondisi internal tim juga sempat terjadi perang dingin. Waktu itu, CEO Arema, Iwan Budianto yang sering duduk di bench pemain sempat hilang dalam beberapa pertandingan.
Sang bos sempat tidak sejalan dengan RD. Rumornya, IB sempat memberikan masukan yang diartikan sebagai intervensi.
Arema akhirnya gigit jari puasa gelar pramusim dan di ISL. Baru pada pramusim 2014 mereka menyabet sejumlah gelar turnamen, yakni Piala Gubernur Jatim dan Piala Menpora.
Baca Juga
BRI Liga 1: Mazola Junior Klaim PSS Sleman Makin Kuat di Putaran Kedua, Ini Alasannya
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia