Bola.com, Jakarta - Persija Jakarta telah di ambang juara Liga Indonesia 2005. Tim berjulukan Macan Kemayoran ini tinggal membutuhkan waktu delapan menit untuk mengarak trofi bergengsi tersebut keliling ibu kota.
Hingga menit ke-82, Persija Jakarta unggul 2-1 atas Persipura melalui gol Agus Indra Kurniawan pada menit ke-10 dan Francis Wewengkan pada menit ke-55. Sementara itu, sebiji gol tim lawan lahir dari Boaz Solossa pada menit ke-18.
Petaka itu datang delapan menit sebelum waktu normal berakhir. Sebuah tendangan pojok Persipura mampu disambut oleh Korinus Fingkreuw melalui sundulan kepala. Kiper Persija, Hendro Kartiko tidak berdaya.
Para pemain Macan Kemayoran yang berkumpul di garis gawang, termasuk Ismed Sofyan pun terlanjur panik sehingga gagal menghalau bola. Persipura mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 dan memaksa pertandingan dilanjutkan melalui babak tambahan.
"Persipura saat itu tidak diperhitungkan. Yang menjadi favorit di musim itu selain Persija adalah Arema dan PSM Makassar," ujar bek Persija kala itu, Hamka Hamzah disadur dari wawancaranya dengan Rian Ekky Pradipta di YouTube.
"Saya sempat protes ke wasit Purwanto saat tendangan penjuru karena bola tidak mengenai pemain Persija Jakarta. Namun, wasit tetap bersikukuh dengan keputusannya. Kami terima. Saat sepak pojok, Korinus menyambar bola dengan sundulannya," imbuh Hamka.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Sesumbar Berujung Kegagalan
Saat bersua Persipura di babak final, Hamka bercerita bahwa Persija Jakarta sempat sesumbar. Macan Kemayoran juga merasa di atas angin karena bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, bermodalkan dukungan puluhan ribu The Jakmania.
"Saat bertemu Persipura di final, kami merasa sudah di atas angin. Ketika berjumpa di lapangan, kami kaget," tutur Hamka.
Di babak perpanjangan waktu, gantian Persija yang tertekan. Macan Kemayoran dituntut untuk membayar kesalahan atas gol penyama kedudukan Korinus.
Macan Kemayoran gagal tampil lepas. Persipura justru kian mendominasi jalannya laga. Gol Ian Louis Kabes pada menit ke-101 membuat sunyi SUGBK. Mutiara Hitam keluar sebagai juara karena sistem golden goal yang masih dianut.
"Saat perpanjangan waktu, kami kalah karena golden goal dari Ian Kabes," jelas Hamka.
Musim Serba Nyaris
Gagal di Liga Indonesia, Hamka mencari obat pelipur lara dengan trofi Copa Indonesia. Menghadapi Arema Malang di babak final, Persija seakan tidak belajar dari kesalahan.
Sempat unggul 2-1 melalui Adolfo Fatecha dan Roger Batoum, Firman Utina berhasil mengembalikkan keadaan menjadi 2-3 pada menit ke-86. Beruntung, gol Kurniawan Dwi Yulianto pada menit ke-89 membuat pertandingan harus dituntaskan melalui babak perpanjangan waktu.
Namun, hattrick Firman Utina pada menit ke-96 memaksa Persija kembali gigit jari untuk yang kedua kalinya pada tahun yang sama.
"Garis tangannya belum rezeki. Jika kamu juara Liga Indonesia dan Copa Indonesia, kami akan menjadi tim pertama yang mengawinkan gelar juara. Saat itu, bonus dari Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sangat gila-gilaan. Tapi rezekinya di Persipura dan Arema. Kami harus terima," imbuh Hamka, yang membela Persija pada periode 2005-2008.
Baca Juga