Bola.com, Jakarta - Nama Rio Ferdinand tentu sudah tidak asing lagi bagi penikmat sepak bola internasional. Jauh sebelum tenar sebagai pandit, Rio Ferdinand punya karier gemilang sebagai pemain sepak bola berposisi bek tengah.
Karier Rio Ferdinand dimulai saat dia promosi ke tim utama West Ham pada 1996. Setelah itu, dia dibeli Leeds United pada 2000 dengan harga 26 juta euro. Tidak lama kemudian, Rio Ferdinand pindah ke Manchester United.
Manchester United membayar 46 juta euro untuk mendapatkan jasa Rio Ferdinand dari Leeds. Selama berada di Old Trafford lah Rio Ferdinand mengalami puncak karir dengan banyak gelar juara.
Rio Ferdinand juga menjadi pilar utama timnas Inggris untuk waktu yang lama. Hanya saja, pemain yang lahir pada 7 November 1978 itu tidak mampu memberikan satu pun gelar juara untuk timnas Inggris. Dia punya 81 caps di timnas Inggris.
Di balik rekam jejak karier gemilang Rio Ferdinand, dia punya empat pengakuan yang mengejutkan. Apa saja? Simak di bawah ini ya Bolaneters.
Video
Hampir Pindah ke Barcelona
Rio Ferdinand, mengakui pernah digoda untuk pindah ke Barcelona. Dia memang punya keinginan bermain di luar negeri, tetapi tidak mungkin pindah dari United. Ferdinand punya peluang pindah ke Barcelona usai berjumpa Frank Rijkaard di semifinal Liga Champions 2007/2008.
"Itu sudah dekat, ada diskusi dengan agen saya. Barcelona telah menyentuh markas saya. Saya telah berbicara dengan Rijkaard bukan tentang pindah ke sana, tetapi dia tahu apa yang saya rasakan," kenang Ferdinand pada BT Sport.
"Itu terjadi setelah pertandingan di markas Barcelona. Kami bermain imbang 0-0 dan di lorong menuju ruang ganti setelah pertandingan, saya bicara dengan Frank Rijkaard," sambung pria yang kini menekuni karir sebagai pandit tersebut.
"Saya selalu mengatakan saya ingin bermain di luar negeri tetapi satu-satunya hal yang akan menghentikan saya adalah jika saya menang dan sukses," ucap Rio Ferdinand.
"Saya beruntung menemukan klub hebat di Manchester United, hampir mustahil bagi saya untuk pergi," sambung pemain yang mencatatkan 455 penampilan untuk Manchester United.
Rumah Ronaldo
Rio Ferdinand pernah menjadi rekan satu tim Cristiano Ronaldo ketika masih di Manchester United. Rio Ferdinand mengaku sejak awal yakin bahwa Ronaldo akan menjadi pemain yang sukses karena punya disiplin yang tinggi.
Suatu ketika, Ferdinand datang ke rumah Ronaldo dan dibuat kaget. Sebab, ada 10 staf pribadi Ronaldo yang bertugas menjaga kebugarannya.
Untuk Ronaldo, sekarang sudah 34 tahun dan dia masih di atas dan dia telah berada dalam dua pemain teratas di dunia selama lebih dari satu dekade," kata Ferdinand kepada Goal International.
"Dia adalah orang pertama yang saya lihat berinvestasi. Saya berkeliling rumahnya dan melihat 10 orang di ruang depan rumahnya. Saya berkata, 'Siapa orang-orang ini? Apa yang terjadi?"
"Itu koki saya, itu fisio saya, itu dokter dan itu pelatih pribadi saya," tambah Ferdinand.
Sempat Kecanduan Alkohol
Rio Ferdinand mengakui bahwa dia pernah berada pada situasi kecanduan alkohol. Momen tersebut terjadi ketika Ferdinand masih muda, lebih tepat saat bermain di West Ham.
Ferdinand sering minim bir setelah memainkan pertandingan bersama West Ham.
"Ketika saya muda, saya gila, saya bisa menghabiskan sepanjang dengan hari minum. Saya akan minum sekitar sepuluh gelas bir sebelum beralih ke vodka," kata Ferdinand.
"Ketika saya di West Ham, saya pernah hilang ingatan, orang-orang biasanya bertanya kepada saya tentang hasil dan saya tidak akan mengingat skor," kata Ferdinand.
Depresi Istri Meninggal
Pada 2015 lalu, Rio Ferdinand mendapat musibah besar. Sang istri, Rebecca Ellison meninggal dunia. Rio Ferdinand pun merasakan kehancuran yang dalam pada dirinya. Bahkan, Rio Ferdinand mengaku depresi dan kembali ke alkohol.
Tak lama setelah istrinya meninggal, Rio Ferdinand pensiun dan fokus merawat tiga anaknya.
"Tidak ada yang siap untuk kehilangan Rebecca. Sebelum dia meninggal, dia berkata kepadaku bahwa saya akan menjadi ibu dan ayah yang luar biasa bagi anak-anak kita," kata Ferdinand.
"Tidak ada yang menyangka hal terburuk akan terjadi, tetapi dia meninggal sepuluh minggu setelah didiagnosis menderita kanker. Setelah saya kehilangan Rebecca, saya terus minum setelah menidurkan anak-anak. Suatu hari saya bahkan tidak bisa membawa mereka ke sekolah karena saya tidak dalam kondisi fit.
"Ketika kami pergi berlibur, yang harus kulakukan hanyalah mengepak kasusku sendiri karena Rebecca akan mengepak untuk semua orang.
"Saya bahkan tidak tahu cara membuat janji dengan dokter karena yang saya tahu adalah dokter klub," katanya.
Sumber asli: Marca
Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, Published 23/4/2020)