Pemain Asing Afrika Memesona di PSM: Ada Pemain Togo di Piala Dunia 2006 dan Josep Lewono yang Mengantar Tim Juara

oleh Abdi Satria diperbarui 25 Apr 2020, 07:15 WIB
Kiprah Pemain Afrika di PSM. (Abdi Satria/Bola.com)

Bola.com, Jakarta - Sepak terjang PSM Makassar di pentas Liga Indonesia tak lepas dari peran penting pemain asing dari berbagai benua. Termasuk dari Afrika. Tercatat ada 15 pemain dari benua ini yang pernah berkostum Juku Eja.

Mereka adalah Charles Lionga, Fouda Ntsama, Joseph Lewono, Abanda Herman, Jules Basile Onambele (Kamerun), Boman Aime, Lamine Diarrassouba (Pantai Gading), Saphou Lassy (Gabon), Musa Kallon (Sierra Leone), Anthony Jommah Ballah (Liberia), Ali Khaddafi, Ouaja Lantame Sakibou, Nomo Teh Marco, Saibou Badarou (Togo) dan Amido Balde (Guinea-Bissau).

Advertisement

Charles Lionga dan Musa Kallon jadi pemain Afrika yang memperkuat PSM pada 1996. Mereka menggantikan peran dua pemain asal Brasil, Marcio Novo dan Jacksen Tiago yang membawa Juku Eja menembus final Liga Indonesia 1995-1996.

Bersama PSM, Lionga dan Kallon langsung berkiprah di pentas internasional yakni Piala Bangabandhu Bangladesh, 31 Januari 1996-10 Januari 1997.

Diajang ini, Juku Eja yang ditangani pelatih kawakan, M. Basri lolos ke partai puncak sebelum takluk ditangan tim nasional Malaysia 1-2. Kallon jadi pencetak gol terbanyak turnamen bersama striker PSM lainnya, Izaac Fatari dengan 4 gol.

Di Liga Indonesia 1996-1997, aksi keduanya bersama PSM terbilang baik dengan menembus semifinal. Sebelumnya, PSM menjadi juara Wilayah Timur dan peringkat pertama Grup C 8 Besar. Langkah mereka dihentikan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Seperti diketahui, Persebaya akhirnya meraih trofi juara setelah mengalahkan Bandung Raya 2-1 pada laga puncak di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Joseph Lewono jadi bagian tim PSM saat menjadi juara Liga Indonesia musim 1995-96. (Abdi Satria/Bola.com)

Kiprah terbaik pemain asal Afrika terjadi pada Liga Indonesia 1995-1996. Lionga masih masuk dalam tim, tapi perannya tak signifikan karena cedera. Ia digantikan rekan senegaranya, Joseph Lewono yang sukses membawa PSM meraih trofi juara setelah menekuk PKT Bontang 3-2 di partai final.

Di pertengahan 2000-an, PSM sempat mencuri perhatian dengan merekrut pemain asal tim nasional Togo yang berkiprah di Piala Dunia 2006.

Ali Khaddafi dan Nomo Teh Marco lebih dulu datang ke Indonesia jelang musim 2007. Semusim kemudian, dua rekannya, Ouaja Lantame Sakibou dan Saibou Badarou menyusul berkostum PSM. Namun, hanya Ali Khadaffi yang penampilannya menonjol.

Secara umum kiprah pemain asal Afrika di PSM terbilang baik. Persebaran posisi mereka juga merata. Berikut analisa penampilan mereka versi Bola.com:

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 4 halaman

Lini Belakang

Pemain asing asal Afrika yang pernah memperkuat PSM, Boman Aime. (Abdi Satria/Bola.com)

Secara teknis, penampilan pemain belakang Afrika yang direkrut PSM terbilang tidak berbeda jauh. Di lini ini ada Charles Lionga, Joseph Lewono, Abanda Herman, Nomo Teh Marco, Ouaja Lantame Sakibou dan Boman Aime.

Joseph Lewono pantas jadi yang terdepan dengan pencapaian trofi juara Liga Indonesia 1999-2000. Sejatinya, Charles Lionga juga masuk dalam tim musim itu, tapi perannya tergerus karena cedera.

Pada putaran final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, nama Lionga sudah tak masuk dalam line-up. Sementara Abanda Herman juga bagian dari tim PSM peraih dua kali runner-up secara beruntun pada 2003 dan 2004.

Tapi, pamor Abanda kalah dengan duet bek lokal, Charis Yulianto dan Jack Komboy. Begitu pun dengan Nomo Teh Marco. Bek timnas Togo ini hanya bertahan semusim di PSM karena sikapnya yang tempramental meski secara teknis, ia terbilang di atas rata-rata.

3 dari 4 halaman

Lini Tengah

PSM Makassar saat diperkuat empat pemain asal Togo, salah satunya Ali Khaddafi. (Abdi Satria/Bola.com)

Ali Khaddafi termasuk gelandang bertahan asing terbaik yang pernah beredar di Liga Indonesia. Selain jeli memotong serangan lawan, Ali juga piawai dalam melepaskan umpan jauh yang terukur.

Selama berkostum PSM pada 2007-2009, peran Ali sangat sentral. Meski berposisi asli sebagai jangkar tim, mayoritas serangan PSM berawal dari aksinya.

Teknik tinggi dan sikapnya yang santun 'menutupi' pencapaian minor Ali bersama PSM. Selama dua musim memperkuat PSM, Ali hanya mampu membawa klub kebanggaan tim Kota Daeng ini bertengger di papan tengah.

Di lini tengah ada juga nama gelandang serang asal Liberia, Anthony Jommah Ballah yang memperkuat PSM pada Liga Indonesia 1997-1998. Pencapaian Ballah terbilang lumayan. Bersama Ballah, PSM sempat memimpin Wilayah Timur. Sayang kompetisi terhenti karena krisis ekonomi dan politik yang melanda tanah air.

4 dari 4 halaman

Lini Depan

Striker asal benua Afrika yang pernah memperkuat PSM, Amido Balde. (Abdi Satria/Bola.com)

Di lini serang, pencapaian pemain asal Afrika di PSM malah kalah benderang dengan rekannya dari benua lain. Padahal sejumlah nama beken sempat didatangkan PSM.

Di antaranya Fouda Ntsama, Saphou Lassy, Musa Kallon dan Amido Balde. Faktor cedera, adaptasi dan keberuntungan yang tidak berpihak jadi kendala.

Musa Kallon misalnya. Stiker asal Sierra Leone ini sebenarnya mengawali kiprahnya dengan baik bersama PSM dengan menjadi top skorer pada Piala Bangabandhu Bangladesh. Namun peruntungannya bersama PSM hanya sebatas lolos ke semifinal Liga Indonesia 1996-1997. Hanya semusim di Juku Eja, Kallon hengkang ke Persikota Tangerang.

Begitu juga dengan Fouda Ntsama. Striker asal Kamerun ini sempat jadi bagian penting sukses menembus perempat final Liga Champions Asia 2001.

Tapi diajang Liga Indonesia, penampilan Ntsama terkendala cedera. Nasib serupa dialami oleh Amido Balde. Top skorer Piala Indonesia ini bergabung di PSM pada awal putaran kedua Liga 1 2019, namun cedera paha membuatnya tak maksimal.

Balde pun dilepas PSM pada pengujung Liga 1 musim lalu. Ia kini bergabung di Ho Chi Minh City FC. Bersama klub Vietnam ini, Balde menjadi top skorer sementara di Piala AFC 2020.

Berita Terkait