Bola.com, Jakarta - Panitia penyelenggara Piala Thomas dan Uber 2020 kemungkinan kembali menjadwal ulang pelaksanaan turnamen beregu putra dan putri itu. Pihak Badminton Denmark ingin pertandingan diundur lagi supaya penoton yang datang bisa lebih banyak.
Turnamen Piala Thomas dan Uber 2020 awalnya diagendakan pada 16-24 Mei 2020. Jadwal akhirnya digeser menjadi 15-23 Agustus karena pandemi virus corona yang memaksa pemerintah Denmark memberlakukan lockdown.
Denmark mencatat lebih dari 8.000 kasus positif virus corona dan 384 di antaranya meninggal. Belakangan perkembangan wabah COVID-19 di Denmark semakin membaik. Pemerintah Denmark pada Selasa (21/4/2020) mengumumkan akan mengizinkan pengumpulan massa maksimal 500 orang sejak 10 Mei hingga 1 September. Sebelumnya, saat lockdown kumpul massa maksimal hanya diperbolehkan 10 orang.
Meski demikian, Badminton Denmark menilai turnamen tersebut seharusnya ditonton lebih dari 500 orang supaya atmosfernya lebih hidup. Oleh karena itu, pihak penyelenggara ingin memundurkan lagi jadwal setelah September supaya penontonnya bisa lebih dari 500 orang.
"Itu tantangan bagi kami, tapi kami telah melakukan persiapan untuk ini. Kami sudah bekerja menyiapkan alternatif," kata CEO Badminton Denmark, Bo Jensen, kepada media Denmark, seperti dilansir The Star, Jumat (24/4/2020).
"Kami memilih menyelengarakan Piala Thomas dan Uber 2020 pada suasana yang lebih maksimal dengan penonton sebanyak mungkin. Kami melihat apakah ada kemungkinan memindahkan lagi turnamen ke musim gugur (September hingga Desember)," imbuh Jensen.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Tergantung Keputusan BWF dan Pemegang Hak Siar Televisi
Badminton Denmark harus mendiskusikan terlebih dahulu rencana itu dengan pihak terkait, terutama Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dan pemegang hak siar.
Tantangan sulit lainnya adalah mencari tanggal alternatif karena jadwal turnamen BWF juga sangat padat.
"Tentu saja bisa saja kami berujung tetap menggelar turnamen seperti rencana, tanpa penonton yang menyaksikan dengan bergairah," kata Jensen.
"Pihak komersial dan hak siar televisi telah dijual lebih besar nilainya dibanding penjualan tiket. Jadi keputusan bukan hanya ada di tangan kami," imbuh Jensen.
Sumber: The Star