Bola.com, Jakarta - Jangankan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), untuk berkarier di Indonesia pun pastinya tak pernah terbesit dalam pikiran Silvio Escobar. Namun, takdir berkata lain. Rezeki dan jodoh penyerang kelahiran Buena Vista, Paraguay ini berada di Tanah Air.
Silvio Escobar mendarat di Indonesia pada 2014 setelah kariernya buntu di Paraguay dan Argentina. Persepam Madura Utama adalah klub pertamanya yang berkancah kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Setahun di Persepam, Escobar lalu pindah ke PSM Makassar pada 2015 dan Bali United setahun berselang. Tiga tahun di Indonesia dengan tiga klub yang berbeda, hatinya tertambat di Kepulauan Yapen, Papua.
Perseru Serui memboyong Escobar pada 2017. Selama dua musim, mantan pemain San Lorenzo ini melejit sebagai elemen penting. Selain menjadi kapten tim, dia juga berstatus pemain tersubur klub dengan torehan 17 gol dalam dua tahun.
Petualangan bersama Perseru dirasa cukup, Escobar memilih untuk menerima tawaran dari Persija Jakarta pada 2019. Ketika itu, dia diproyeksikan masuk sebagai pemain lokal lantaran tengah mengurus proses naturalisasi.
Saat itu pula, Escobar telah beristrikan wanita Indonesia bernama Merry Marsita. Keinginannya untuk melebur dengan budaya Indonesia makin mantap setelah memutuskan untuk memeluk agama Islam pada 2016.
Namun, proses naturalisasi Escobar tidak kunjung selesai. Persija terpaksa meminjamkannya ke PSIS Semarang untuk putaran pertama. Mulai musim ini, dia dipinang oleh Persikabo.
Pada ramadhan kali ini, Escobar akan menjalani puasa kelimanya sebagai mualaf. Beruntung bagi dirinya. Kompetisi tengah vakum sehingga ia dapat fokus untuk menjalani ibadah puasa.
Bola.com berkesempatan untuk mewawancari Silvio Escobar mengenai ramadhan kelimanya di Indonesia. Berikut petikannya:
Video
Berencana Mudik ke Paraguay
Apa aktivitas kamu sekarang?
Saya di rumah saja. Saya tinggal di Jakarta sama istri. Lebih banyak di rumah. Terkadang nonton film, memasak, dan latihan.
Masak apa?
Kalau saya masak ayam kampung atau barbeku. Saya masak sop kaldu dan sop ikan juga. Saya juga nonton film genre action.
Jadi ramadhan ke berapa sejak menjadi mualaf?
Ini menjadi ramadhan saya yang kelima.
Ada rencana mudik ke Paraguay pada ramadhan tahun ini?
Saya tidak pernah mudik ke Paraguay. Rencana tahun ini saya akan pulang ke Paraguay. Dulu kan saya tidak bisa ke mana-mana karena saya harus mengurus dokumen naturalisasi. Kalau saya keluar dari Indonesia, mungkin tidak bisa dapat paspor di sini.
Saya mengikuti aturan yang ada. Alhamdulillah sudah dapat paspor dan insyaallah tahun ini pulang ke Paraguay.
Jadi, ramadhan tahun ini tidak mudik ke Paraguay?
Tidak. Saya dan istri di sini saja. Soalnya ada virus corona juga. Jadi harus tinggal di rumah.
Keluarga di Paraguay beragama muslim juga?
Bukan, mereka di sana beragama kristen katolik. Saya menjadi mualaf saat di sini.
Makanan favorit kamu saat sahur?
Tergantung istri masak apa. Apa saja saya makan.
Merindukan Sepak Bola
Sudah merindukan bermain sepak bola?
Pasti rindu. Ini kan pekerjaan saya. Tiba-tiba berhenti seperti ini. Buat saya jelas rindu.
Apa Persikabo juga memberlakukan pembayaran gaji 25 persen?
Sudah. Saya dibayar cuma 25 persen sampai Juni 2020. Tapi saya tak tahu bagaimana PSSI. Sebab dari saya pribadi, mungkin mereka membuat keputusan sepihak tanpa melibatkan pemain. Saya juga butuh kejelasan dari PSSI. Saya paham situasinya. Tapi mereka harus mengajak diskusi.
Buat kamu, gaji 25 persen cukup?
Buat saya, situasi seperti ini cukup. Saya juga tidak kerja. Tapi pemotongan gaji sejak Maret 2020 pemain tidak setuju. Karena pada bulan itu kami bekerja lebih dari 20 hari. Tapi setelah itu saya dan semua pemain pasti setuju. Gaji Maret lalu saya menerima 25 persen.