Deretan Pelatih yang Memiliki Karier Pendek di Timnas Indonesia: Bima Sakti 36 Hari

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 26 Apr 2020, 11:15 WIB
Bima Sakti, Simon McMenemy, Wim Rijsbergen, Nilmaizar, Jacksen F. Tiago. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Menjadi pelatih Timnas Indonesia tentu tak mudah. Hal itu sudah dibuktikan dengan maraknya pemecatan yang dialami pelatih-pelatih karena tak mampu memberikan prestasi untuk tim Merah Putih.

Timnas Indonesia dalam 10 tahun terakhir hampir tak memiliki pelatih yang langgeng. PSSI sudah menunjuk dan memecat 11 nama dalam 1 dekade terakhir.

Advertisement

Tingginya kasus pemecatan pelatih di Indonesia terjadi karena PSSI tak sabar dengan proses yang tengah dilakukan. Selain itu, desakan publik juga menjadi alasan utama seorang pelatih didepak dari jabatannya.

Dua faktor itulah yang membuat posisi pelatih Timnas Indonesia menjadi kursi panas. Buktinya adalah dalam 10 tahun terakhir, tak ada sosok yang mampu bertahan selama 1 tahun kalender untuk menduduki jabatan tersebut.

Bola.com mencoba mengambil sejumlah contoh pelatih-pelatih yang memiliki karier singkat di Indonesia. Hal ini tidak berlaku buat sosok pelatih sementara, kecuali ada event bergengsi yang dilakukannya bersama Timnas Indonesia.

Lantas, siapa sajakah sosok-sosok tersebut? Berikut ini lima pelatih yang kariernya terbilang singkat menukangi Timnas Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 7 halaman

Simon McMenemy (321 hari)

Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, saat membimbing timnya menang 6-0 atas Vanuatu dalam laga uji coba internasional di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (15/6/2019). (Bola.com/Yoppy Renato)

Simon McMenemy ditunjuk menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 20 Desember 2018. Berbekal pengalaman dua musim menukangi Bhayangkara FC, pelatih asal Skotlandia itu diharapkan mampu mendongkrak performa Timnas Indonesia.

PSSI ketika itu memberikan target Simon McMenemy mampu meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2022 atau minimal Piala AFC 2023. Berbagai persiapan kemudian dilakukan mulai dari pemusatan latihan di Bali hingga Australia.

Dalam tiga laga uji coba, Timnas Indonesia meraih sekali kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah. Namun, cerita berbeda justru terjadi di event sesungguhnya.

Timnas Indonesia babak belur di Kualifikasi Piala Dunia 2022 karena menelan empat kekalahan beruntun. PSSI akhirnya memecat Simon McMenemy pada 6 November 2019.

3 dari 7 halaman

Nilmaizar (316 hari)

Ekspresi pelatih Semen Padang, Nilmaizar, saat timnya melawan Persija dalam laga Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (8/5/2016). (Bola.com/Arief Bagus)

PSSI memberikan kepercayaan pada Nilmaizar untuk menukangi Timnas Indonesia pada 13 April 2012. Ketika itu, Timnas Indonesia akan berlaga di Piala AFF 2012.

Sejumlah persiapan pun dilakukan dengan mengikuti Palestine International Cup hingga SCTV Cup. Akan tetapi, Timnas Indonesia tak menunjukkan performa maksimal dalam persiapan tersebut dengan rincian dua kali kalah, sekali imbang, dan hanya sekali menang.

Pada Piala AFF 2012, hasil yang ditakutkan pun terjadi. Timnas Indonesia tak mampu melaju ke semifinal karena hanya meraih sekali kemenangan, menelan sekali kekalahan, dan sekali imbang.

Timnas Indonesia mengikuti Kualifikasi Piala AFC 2015. Namun, pada laga perdana menghadapi Irak (6/2/2013) Timnas Indonesia menyerah 0-1. Akibat kekalahan itu, PSSI memberhentikan Nilmaizar pada 27 Februari 2013.

4 dari 7 halaman

Jacksen F. Tiago (217 hari)

Pelatih Barito Putra, Jacksen F Tiago saat mendampingi timnya melawan Bhayangkara FC pada Liga 1 2017 di Stadion Patriot, Bekasi, Selasa (4/7/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jakcsen F. Tiago menukangi Timnas Indonesia pada 18 April 2013. Ketika itu, Jacksen dipercaya untuk membantu Timnas Indonesia untuk bisa tampil di Piala AFC 2015.

Debut Jacksen F. Tiago bersama Timnas Indonesia terasa spesial karena menghadapi Belanda. Namun, perbedaan kualitas membuat Timnas Indonesia harus menelan kekalahan 0-3 dari De Oranje.

Dalam laga persahabatan, Timnas Indonesia tampil mengesankan bersama Jacksen F. Tiago. Tim Garuda ketika itu mampu mengalahkan Filipina dengan skor 2-0 dan Kirgistan dengan skor 4-0.

Timnas Indonesia mengimbangi China dengan skor 1-1 pada laga Kualifikasi Piala AFC 2015. Akan tetapi, China berhasil membalas kekalahan 0-1 pada Timnas Indonesia ketika bermain di Xi'an.

Timnas Indonesia menyerah 0-2 dari Irak yang membuat gagal tampil di Piala AFC 2015. Jacksen kemudian meninggalkan Timnas Indonesia pada 19 November 2013.

5 dari 7 halaman

Wim Rijsbergen (182 hari)

Wim Rijsbergen saat melatih Timnas Indonesia. (Bola.com/FIFA)

Wim Rijsbergen dipercaya menukangi Timnas Indonesia pada 13 Juli 2011. Ketika itu, pelatih asal Belanda diberi mandat untuk mampu mengantarkan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2014.

Dalam dua laga awal pada babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2014, Timnas Indonesia asuhan Wim Rijsbergen tampil memesona. Ketika itu, Timnas Indonesia berhasil melaju ke babak ketiga setelah mendepak Turkmenistan hasil sekali menang dan sekali imbang.

Setelah itu, PSSI menyiapkan tiga laga persahabatan sebagai ajang uji coba Timnas Indonesia sebelum berlaga di babak ketiga. Hasilnya tak buruk-buruk amat karena Timnas Indonesia asuhan Wim Rijsbergen mampu mengalahkan Palestina dengan skor 4-1, mengimbangi Arab Saudi dengan skor 0-0, dan kalah tipis 0-1 dari Yordania.

Namun, cerita berbeda dialami Timnas Indonesia pada event sesungguhnya. Timnas Indonesia asuhan Wim Rijsbergen kalah lima kali beruntun di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014.

Rentetan hasil buruk itu membuat PSSI mengambil keputusan tegas pada Wim Rijsbergen. Eks pelatih PSM Makassar itu dipecat pada 11 Januari 2012 atau setelah 182 hari meracik Timnas Indonesia.

6 dari 7 halaman

Bima Sakti (36 hari)

Pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti Tukiman, saat laga melawan Kepulauan Mariana Utara di Stadion Madya, Jakarta, dalam penyisihan Grup G kualifikasi Piala AFC U-16 2020. (Bola.com/Yoppy Renato)

PSSI membuat keputusan mengejutkan pada 21 Oktober 2018 dengan menunjuk Bima Sakti. Padahal, ketika itu Timnas Indonesia bakal melakoni event akbar, yakni Piala AFF 2018.

Bima Sakti sama sekali belum memiliki pengalaman melatih. Pencapaiannya hanya menjadi asisten Luis Milla selama 1,5 tahun di Timnas Indonesia dan U-22.

Pertimbangan PSSI ketika itu karena meyakini Bima Sakti merupakan orang yang sedikit banyak paham dengan kekuatan Timnas Indonesia yang berisikan pemain muda. Keputusan tersebut terbukti keliru.

Timnas Indonesia tampil buruk di Piala AFF dan tak mampu lolos ke babak semifinal. Tim Merah Putih mencatatkan sekali kemenangan, sekali imbang, dan dua kali kalah.

Bima Sakti kemudian menuntaskan tugasnya pelatih sementara Timnas Indonesia pada 25 November 2018. Kemudian pada Desember 2018, PSSI memberinya kepercayaan menukangi Timnas Indonesia U-16.

7 dari 7 halaman

Pieter Huistra dan Luis Manuel Blanco (Hitungan Hari)

Pelatih Persipasi Bandung Raya (PBR), Pieter Huistra, saat konferensi pers setelah pertandingan melawan Persija dalam Piala Jenderal Sudirman 2015 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Kamis (19/11/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Karier Pieter Huistra di Timnas Indonesia sebenarnya sudah berlangsung pada 3 Desember 2014. Ketika itu, PSSI menunjuk Pieter Huistra sebagai Direktur Teknik Timnas Indonesia.

Pada 7 Mei 2015, Pieter dipromosikan menjadi pelatih sementara Timnas Indonesia. Maklum, sepeninggalan Alfred Riedl posisi kursi panas tersebut belum terisi.

Pieter Huistra ketika itu diberi tugas untuk membantu Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Kualifikasi Piala AFC 2019. Namun, masih hitungan hari Pieter mengemban jabatan tersebut PSSI keburu mendapatkan sanksi dari FIFA pada 30 Mei 2015.

Meski demikian, Pieter Huistra masih lebih beruntung ketimbang pendahulunya, Luis Manuel Blanco, yang tak pernah diakui. Pelatih asal Argentina awalnya diperkenalkan PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia senior dan U-23 pada 7 Februari 2013.

Belum sempat membantu Timnas Indonesia, nasib Blanco justru terombang-ambing oleh kebijakan-kebijakan yang dibuat elite sepak bola Indonesia. Selain itu, para pemain Timnas Indonesia juga memilih ogah latihan bersama Blanco.

Berita Terkait