Apakah Liverpool Akan Bernasib Sama dengan Ajax Amsterdam yang Batal Juara Liga?

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 26 Apr 2020, 18:45 WIB
Pemain Liverpool dari Argentinan, Maxi Rodriguez juga menggunakan jersey bernomor punggung 11 dan melakukan debut bersama The Reds pada 16 Januari 2010. (AFP/Paul Ellis)

Bola.com, Jakarta - Premier League bisa mengalami nasib yang sama dengan Eredivisie, yakni menghentikan liga tanpa gelar juara. Hal ini membuat Liverpool harap-harap cemas, sebab Ajax Amsterdam sang pemuncak klasemen batal meraih trofi juara musim 2019-2020.

Pandemi virus corona membuat sejumlah kompetisi elite di Eropa harus dihentikan untuk sementara waktu. Eredivisie sudah mengambil langkah untuk tidak melanjutkan sisa kompetisi musim 2019-2020.

Advertisement

Karena dihentikan, maka Ajax pun dipastikan gagal menjadi juara pada musim ini. Walaupun mereka secara sistematis seharusnya menjadi pemenang karena berada di puncak klasemen sementara.

Ajax menduduki posisi teratas dengan koleksi 56 angka. Perolehan poin mereka sama dengan milik AZ Alkmaar yang sekarang menduduki peringkat kedua.

Presiden KNVB, Just Spee, berbicara tentang keputusan penghentian Liga Belanda. Spee mengakui ini bukan keputusan yang mudah tetapi tidak ada pilihan logis lainnya.

"Ini adalah hari yang sangat pahit karena Anda ingin ini terjadi di lapangan, bukan oleh dua atau tiga orang di belakang meja yang harus membuat keputusan ini," kata Spee kepada BBC.

"Ada pemenang dan pecundang dan khususnya bagi pecundang, itu adalah hari yang sangat buruk sehingga kami merasa sedih."

"Kami merasa sedih bahwa kami harus mengambil keputusan seperti itu, kami banyak bersimpati dengan klub-klub dan pendukung mereka. Pada saat yang sama, tidak ada jalan lain," sambungnya lagi.

Spee juga ikut berpendapat soal kelangsungan liga-liga lain di Eropa semisal Premier League. Ia sangat ragu bila kompetisi kasta tertinggi Inggris itu bisa dilanjutkan kembali.

"Sangat sulit. Pada saat yang sama saya tahu bahwa apa yang terbaik buat kami. Kami semua sebagai pesepakbola jelas ingin bermain dan itu berlaku untuk semua rekan saya di seluruh dunia," lanjutnya.

"Di Inggris juga tidak berbeda, sehingga mereka masih berpegang pada harapan selama itu masih ada. Namun sekali lagi, kita melihat bagaimana perkembangannya. Apakah itu realistis? Pada akhirnya bisa saja tidak, tetapi kita akan lihat."

"Sejujurnya, melihat apa yang terjadi dan melihat bahwa segalanya mesti ditunda dari minggu ke minggu, seberapa realistisnya itu dalam tiga atau empat pekan ke depan sehingga kita bisa sampai pada kesimpulan yang berbeda? Saya yakin itu tidak terlalu banyak."

"Selain itu, Premier League bakal membutuhkan beberapa minggu untuk menyelesaikan kompetisi mereka. Apakah akan ada cukup waktu? Itu sangat diragukan," katanya lagi.

 

Video

2 dari 2 halaman

Beda Situasi

Selebrasi gol Craig Bellamy menyeimbangkan skor menjadi 2-2 di Anfield, 25 Januari 2012, dan mengantar Liverpool menyingkirkan Manchester City pada semifinal Carling Cup lewat agregat 3-2. AFP PHOTO/PAUL ELLIS

Situasi yang dialami Eredivisie berbeda dengan Premier League. Seperti diketahui, Ajax dan AZ Alkmaar memiliki poin yang sama.

Itu membuat operator liga memutuskan untuk tidak memberikan gelar pada siapa pun. Sebab, ada sedikitnya dua tim yang masih berpeluang besar.

Sementara di Premier League, Liverpool unggul jauh atas rival-rivalnya meski anak asuh Jurgen Klopp itu tinggal memenangi beberapa laga lagi saja guna memastikan gelar juara.

Sejauh ini, beberapa pihak telah menyuarakan pendapatnya mengenai siapa yang layak jadi juara. Ada yang menganggap Liverpool berhak diganjar gelar Premier League, namun tak sedikit pula figur yang merasa kompetisi harus berstatus null dan void, yakni tidak ada juara dan degradasi.

Sumber: Ronaldo.com

Disadur dari: Bola.net (Aga Detal, published 26/4/2020)

Berita Terkait