Bola.com, Jakarta - Pemain-pemain Arema FC, terutama yang berusia muda, harus pintar berhemat selama menjalani bulan suci ramadhan. Pasalnya, pada saat bersamaan, gaji mereka dipangkas oleh manajemen klub.
Sesuai anjuran dari PSSI, klub diminta menggaji para pemainnya maksimal sebesar 25 persen saja. Ini guna menekan defisit akibat berhentinya Shopee Liga 1 2020 akibat pandemi virus corona.
Besaran gaji yang diterima pemain Arema FC pun beragam, ada yang besar ada yang kecil. Buat para alumni akademi Arema FC, gaji pada kontrak mereka diketahui minim.
Musim ini, ada Vikrian Akbar, Andriyas Francisco, Titan Agung dan Aji Saka yang merupakan alumni Akademi Arema. Tiga nama pertama sebenarnya sudah promosi sejak musim lalu, tapi disinyalir kontrak mereka tak lebih dari 100 juta rupiah.
Oleh karena itu, mereka pun harus bersiasat agar pengeluaran bisa ditekan. Beraktivitas di dalam rumah menjadi trik mereka.
"Kalau kontrak tentu tidak bisa disebutkan. Yang pasti sekarang hemat karena di rumah saja," kata Vian, sapaan Vikrian Akbar.
Selain itu, Ramadhan juga membuat mereka lebih banyak beraktifitas di rumah. Sehingga pengeluaran mereka lebih sedikit.
"Kalau dulu ada acara ngopi (nongkrong) di luar. Sekarang ngopi di rumah," lanjut Vian.
Titan, pemain muda Arema lainnya, juga tidak jauh beda. Sekarang dia lebih banyak beraktivitas di sekitar rumahnya, daerah Kepanjen, Kabupaten Malang. Kuliahnya di Universitas Brawijaya Malang sementara juga dijalani di rumah.
Untuk aktifitas lain, Titan mengaku menjalaninya dengan normal. Selama puasa, dia latihan sore di lapangan dekat rumahnya. Setelah berbuka, dia juga mengikuti sholat tarawih.
"Kalau bagi saya, memang harus hemat saat ini," jelas Titan.
Untungnya, para pemain jebolan Akademi Arema masih belum ada yang berkeluarga. Sehingga tanggungan mereka belum banyak. Mereka juga masih tinggal bersama orang tua masing-masing.
Video
Pemain Sempat Curhat
Beberapa waktu lalu, sejumlah pemain senior Arema sempat bertanya kepada asisten pelatih Kuncoro terkait kebijakan gaji, terutama untuk Maret. Singo Edan menjalani dua pertandingan di bulan itu. Beberapa klub padahal masih membayar gaji pemainnya 100 persen.
Namun Arema mengikuti arahan PSSI yang menyatakan sejak Maret bisa membayar gaji pemain maksimal 25 persen.
"Ada yang telepon menghubungi saya. Untuk bertanya saja kenapa sejak Maret gajinya sudah dipotong. Tapi setelah dapat penjelasan, mereka bisa terima,” jelas Kuncoro.
Sebenarnya gaji pesepakbola termasuk pemain Arema cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terutama yang sudah senior. Karena 25 persen dari gaji sebulan mereka masih di atas upah minimum regional (UMR). Kini tinggal menurunkan standard gaya hidup mereka.