Bola.com, Jakarta - Akademi Manchester United dikenal dikenal sebagai produsen talenta-talenta berbakat yang kemudian menjadi bintang-bintang sepak bola berbakat. Ada yang berkembang bersama Setan Merah, ada pula yang berkiprah di klub lain.
Contoh paling tersohor dari kesuksesan akademi Manchester United adalah Class of 92. Bocah-bocah seperti Ryan Gigss, Gary Neville, Paul Scholes, hingga David Beckham kemudian menjelma menjadi pesepak bola yang bikin lawan minder. Hasilnya, berbagai gelar bergengsi berdatangan memenuhi lemari trofi di Old Trafford.
Talenta muda yang lebih kekinian, yang juga produk akademi Manchester United, adalah Marcus Rashford. Sang pemain telah menembus skuat utama Setan Merah. Ada juga Mason Greenwood yang mulai menapaki karier bersama tim utama Setan Merah.
Namun, tak semua pemain MU berasal dari akademi. Ada juga yang diboyong dari klub-klub lain ketika berusia masih sangat muda. Beberapa bahkan dilabeli sebagai wonderkid.
Sayangnya, tak semua pemain yang berlabel bocah ajaib berujung kesuksesan.
Masih ingat Dong Fangzhou? Jelas tak banyak yang ingat. Dia pernah digadang-gadang menjadi pemain menjanjikan di MU, tapi ternyata gagal total.
Berikut ini enam pemain yang dianggap sebagai wonderkid gagal di Manchester United. Bagaimana kabar terbaru mereka? Inilah jawabannya seperti dilansir The Sun, Minggu (13/10/2019).
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Federico Macheda
Nama Federico Macheda melejit saat mencetak gol kemenangan Manchester United dengan skor 3-2 kontra Aston Villa pada 2009 di Premier League. Pemain asal Italia itu langsung dilabeli sebagai wonderkid Setan Merah.
Ferguson bahkan pernah memujinya sebagai penyerang yang punya penyelesaian akhir alamiah terbaik.
Namun, performanya malah mengalami antiklimaks. Kinerjanya terus menurun dan diperparah dengan rangkaian cedera. Dia kemudian berpindah-pindah klub ke Sampdoria, QPR, Stuttgart, Doncaster, Birmingham, Cardiff, dan Nottingham Forest.
Titik terendah kariernya ketika dia gagal mendapatkan kontrak di klub Serie B, Bari, sehingga harus gabung ke klub Novara Calcio.
Namun, sejak 2018 Macheda mulai mendapatkan kembali sentuhan apiknya, serta keberuntungannya. Dia digaet klub Yunani, Panathinaikos.
Performanya cukup apik. Macheda mencetak 12 gol dan tiga assist dalam 23 pertandingan Liga Yunani musim ini bersama Panathinaikos.
2. Dong Fangzhou
Dong FangzhouDong Fangzhou pernah digadang-dagang menjadi pesepak bola harapan China. Bahkan kedatangan Dong ke Old Trafford sempat dianggap sebagai ancaman bagi pemain-pemain muda Manchester United.
Dia digaet MU pada 2004. Pelatih legendaris MU, Sir Alex Ferguson, menyebutnya sebagai talenta berbahaya dan meyakini Dong punya modal fisik dan kecepatan untuk bisa bersinar di Premier League.
Kepindahannya ke Inggris terganjal izin kerja. Dong kemudian merumput dulu di Royal Antwerp dan bisa bersinar di klub Belgia tersebut.
Namun, ketika benar-benar mendapat visa untuk bermain di Inggris, kendala bahasa terbukti menjadi hambatan besar. Kondisinya semakin terpojok karena sifat malunya yang berlebihan. Dia benar-benar sulit mendulang kesuksesan di Manchester United.
Pada 2008 kontraknya di MU diputus dan kembali ke China. Bagaimana kabarnya sekarang?
Menurut laporan Sport24, Dong sekarang menjadi pelatih sepak bola anak-anak di China untuk klub sepak bolanya The Dong Fangzhuo Football club. Dong dikabarkan tidak membenci pengalamannya di Old Trafford dan masih selalu menyaksikan pertandingan Manchester United di televisi.
3. Rodrigo Possebon
Talenta Rodrigo Possebon terdeteksi oleh pencari bakat Manchester United saat bermain di Internacional. Dia berlabuh ke MU pada 2008.
Tapi, pada laga melawan Middlesbrough di Piala Liga dia mendapat tekel buruk dari Emanuel Pogatetz, yang nyaris mematahkan kakinya.
Dia absen bermain selama dua bulan dan tak pernah bisa benar-benar bangkit untuk masuk tim utama. Dia hanya tampil tiga kali selama karier pendek di MU.
Possebon dipinjamkan ke Braga sebelum kembali ke Brasil untuk memperkuat klub Santos, tapi juga gagal tampil gemilang.
Possebon kali terakhir terlihat bermain di Vietmam bersama klub Ho Chi Minh City FC. Tapi, klub tersebut sudah memutus kontrak Possebon pada tahun lalu.
4. Angelo Henriquez
Penyerang asal Chile tersebut sudah dilirik pencari bakat MU sejak masih sangat belia. Angelo Henriquez dikontrak MU pada usia 15 tahun, dengan banderol sekitar 4 juta pounds, tepatnya pada 2009.
Dia kemudian menghabiskan beberapa musim setelahnya di Universidad de Chile. Di sana dia bermain menjanjikan dengan melesakkan 11 gol dalam 17 laga.
Tak heran, ketika tiba di Manchetser pada 2012 dia diiringi harapan tinggi. Dia menjadi sosok menonjol di tim cadangan.
Namun, karena tak mudah menembus tim utama, Henriquez, yang dijuluki "the next Marcelo Salah" dipinjamkan ke Wigan. Dia mencetak gol pada laga debutnya di Premier League, dan menyudahi musim itu dengan medali Piala FA.
Setahun berselang dia kembali dipinjamkan, ke tim divisi dua Spanyol, Real Zaragoza.
Masa peminjaman itu tak berjalan mulus. Dia kemudian kembali dipinjamkan ke klub Kroasia, Dinamo Zagreb, pada 2014. Di sana Angelo Henriquez mencetak 30 gol dalam 37 laga di semua kompetisi.
Dinamo Zagreb kemudian mengontrak sang pemain secara permanen pada 2015. Saat ini, Angelo Henriquez sudah kembali ke klub tempatnya mengawali karier, yaitu Universidad de Chile.
5. Ben Thornley
Ben Thornley sebenarnya salah satu anggota Fergie's fledglings, dan disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di generasi yang juga terdiri atas Ryan Giggs dan David Beckham.
Dia dikenal sebagai pemain sayap kiri yang cepat dan cerdik. Thornley membantu Manchester United menjuarai FA Youth Cup pada 1997 dan menjadi salah satu bintang pada laga itu.
Fergie awalnya berharap dia bisa menjadi pemain utama reguler. Ferguson memberikan debut di tim utama kepada Ben Thornley saat masuk sebagai pemain pengganti melawan West Ham United di Upton Park pada 1994.
Namun, dua bulan kemudian dia mendapat tekel buruk dari Nicky Marker pada pertandingan tim cadangan melawan Blackburn Rovers. Lututnya cedera parah.
Setelah setahun menepi dari lapangan hijau, dia tak pernah menjadi pemain yang sama lagi. Kecepatan dan kepercayaan dirinya anjlok.
Dia kemudian bermain di tim-tim liga bawah seperti Huddersfield Town, Bury, dan Halifax Town. Thornley sekarang menjadi komentaror di MUTV dan merilis autobiografinya pada tahun lalu.
5. David Bellion
Manchester United membeli David Bellion dari Sunderland saat sang pemain berusia 20 tahun. Saat itu, MU berharap sang pemain muda bisa menjelma menjadi the next Thierry Henry.
Keistimewaan Bellion terletak pada kecepatannya. Bahkan, dia pernah menjuarai lomba sprint 60 meter pada 2001 di ajang National Indoor Youth Championships.
Namun, kecepatan itu tak membuat Bellion otomatis menjelma menjadi striker mumpuni di lapangan. Dia sulit mendapat tempat utama di MU.
Manchester United kemudian meminjamkan Bellion ke West Ham United dan Nice, sebelum kembali ke Prancis. Di Bordeaux dia tampil apik sepanjang 2007-2014, dengan melesakkan 20 gol dalam 114 pertandingan.
Setelah kontraknya di Bordeaux habis, Bellion gabung ke Red Star, hingga pensiun pada 2016. Setelah pensiun dia tetap di klub tersebut setelah didapuk menjadi Direktur Kreatif klub.
Sumber: The Sun