Bola.com, Jakarta Sadio Mane mungkin akan terpilih jadi pemain Premier League terbaik untuk musim 2019/20 ini, mungkin juga tidak. Bagaimanapun, dia akan diingat sebagai salah satu pemain paling menawan milik Liverpool.
Memilih pemain terbaik cenderung menimbulkan konflik, terlebih ketika ada satu tim yang benar-benar superior musim ini. Ada banyak alasan untuk kesuksesan Liverpool musim ini, mulai dari kiper sampai para striker.
Jika demikian, siapa pemain yang paling baik dan paling menghibur? Siapa pemain Liverpool yang paling penting?
Apakah Sadio Mane sudah cukup sering dibicarakan? Sepertinya tidak. Sebagian besar bahasan diskusi soal Mane pasti menyeret trio Liverpool, bersama Mo Salah dan Firmino. Jarang Mane dipuji seorang diri untuk talentanya.
Torehan 14 gol dan 7 assists dari 24 penampilan di 2019/20 merupakan torehan apik, Mane tetap produktif. Dia juga jadi bagian trio paling mematikan di dunia sepak bola dalam dua tahun terakhir.
Namun, jika ditelaah lagi, Mane sebenarnya jarang dibicarakan, apalagi dipuji. Dia punya sederet kemampuan yang nyaris tidak bisa dibandingkan dengan pemain lainnya.
Mane menarik karena dia tidak punya nilai jual khusus. Sebagian besar pencetak gol punya kebiasaan atau kemampuan khusus, misalnya Salah yang doyan menekuk tubuhnya dan mengincar tiang jauh, atau gaya memutar Aguero yang begitu cepat, bahkan agresitivas Jamie Vardy.
Mane tidak punya kemampuan khusus itu, tidak ada ciri khas. Apakah lantas itu jadi kelemahan?
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Mane seperti Petinju
Mungkin terdengar sebagai kelemahan, tapi sebenarnya itu merupakan kekuatan terbesar Sadio Mane. Dia mungkin tidak punya kemampuan atau kebiasaan khusus dalam mencetak gol, tapi justru itulah yang membuat Mane istimewa.
Jika melihat ulang gol-golnya, menarik menjumpai bahwa begitu banyak gol Mane tercipta dari momen yang tidak biasa, atau sepotong skill yang tidak bisa diantisipasi bek mana pun.
Mane menciptakan peluang untuk dirinya sendiri. Lalu membuat lawan-lawannya bingung pada momen kritis dengan improvisasi atau pilihan gocekan yang tidak biasa.
Mane berulang kali melakukannya, backheel ke gawang Watford, voli saat melawan Spartak Moscow, atau cungkilan ke gawang Tottenham.
Gol-gol itu tidak hanya membuktikan teknik tinggi Mane, tapi menunjukkan bagaimana Mane bergerak begitu cepat dalam pertandingan. Mane memahami kemampuannya dengan baik dan tahu kapan harus menggunakannya.
Mungkin hal itulah yang membuat Mane sulit diprediksi. Dia tidak bisa diantisipasi, bahkan Mane sendiri mungkin tidak tahu apa yang akan dia lakukan sampai detik-detik bola itu tiba di kakinya.
Juga, mungkin karena itulah Mane sering jadi pemain yang menarik untuk ditonton. Dia melawan cara-cara lama sepak bola, pemain mana pun bakal kesulitan menghadapi pemain seperti Mane.
Mane seperti petinju, yang tahu cara menyembunyikan pukulannya.
Pemain Langka
Karena itulah Mane jadi pemain langka di dunia sepak bola sekarang. Dia benar-benar dinamis, juga dengan daya tahan tinggi. Umumnya pesepak bola hanya unggul di satu kemampuan, dai buruk di bagian lain. Mane nyaris sempurna.
Dia tidak hanya bisa mencetak gol, tidak hanya rajin membuat kejutan, tapi juga bisa bertahan membantu tim. Mane tidak perlu diajari perihal membuat keputusan tepat di momen yang tepat.
Mane tahu kapan harus berlari, tahu cara memilih eksekusi yang tepat, tahu cara menilai kelemahan lawan. Dengan kata lain, dia bisa membunuh lawan dengan presisi yang luar biasa.
Mane, terlepas dari kekuatan Liverpool sebagai tim, akan selalu jadi pemain paling menawan di Premier League musim ini. Dia tampil luar biasa dengan caranya sendiri, diam-diam, tidak terlalu disorot.
Rasanya masuk akal jika Mane terpilih jadi pemain terbaik Premier League musim 2019/20 ini. Terlepas dari situasi pandemi virus corona, penampilan Mane tetap tidak bisa diabaikan.
Nahasnya, Liverpool mungkin harus berjuang mempertahankan pemain menawan mereka. Mane jelas tidak akan dibiarkan tenang di Anfield, ada Real Madrid dan Barcelona yang terus mengintai.
Sumber asli: FourFourTwo
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, Published 29/4/2020)
Baca Juga