Bola.com, Jakarta - Tak banyak orang tahu, bek Persipura Jayapura, Ricardo Salampessy, hobi mengutak-atik komputer. Ia sempat berkeinginan jadi programmer, jika tak jadi pesepak bola.
"Saya senang berlama-lama bermain komputer. Dulu sempat berfikir ingin jadi programer dengan mengambil kuliah di jurusan informatika. Dan orang tua juga menyetujuinya. Tapi nasib berkata lain, saya justru jadi pesepak bola seperti sekarang," ujar Ricardo dalam sebuah perbincangan dengan Bola.com.
Pemain berusia 36 tahun tersebut juga punya hobi main gim. Sejak usia remaja ia tergila-gila dengan permainan manajer sepak bola Football Manager (FM).
"Sebelum namanya berubah jadi FM, saya sudah kecanduan bermain Championship Manager (CM). Bisa berjam-jam saya di depan komputer, berhayal jadi pelatih tim-tim dunia," kata pemain berdarah Ambon itu.
Hingga saat ini hobinya bermain gim masih berjalan. Belum lama ini ia bersama sejumlah pesepak bola nasional ambil bagian dalam turnamen esports yang harus digelar secara offline yang digelar Indonesia Esports Association (IESPA) bersama organisasi RBJ Esports.
Di event yang bertajuk Esports x Football. Kedua pihak menggagas sebuah pertandingan pesahabatan PUBG Mobile yang mempertemukan para atlet sepak bola dengan pemain esports profesional serta influencer ternama.
Di event ini diundang beberapa pemain sepak bola nasional, mulai dari Hamka Hamzah, Bagus Kahfi, Bagas Kaffa, Rizky Pora, Diego Michielle, dan Ricardo Salampessy untuk bermain PUBG Mobile. "Main gim itu bagian dari relaksasi," kata Ricardo Salampessy.
Kembali berkaitan dengan hobinya bermain FM, Ricardo berhasrat suatu saat mewujudkan mimpinya jadi seorang pelatih tim sepak bola dalam dunia nyata. "Saya belakangan mulai menekuni dunia kepelatihan. Karier saya sebagai pesepak bola tidak akan lama lagi. Dunia pelatih amat menantang," katanya.
Video
Bicara soal Kelanjutan Kompetisi
Ricardo Salampessy buka suara soal kontroversi kelanjutan Shopee Liga 2020 pasca berakhirnya pandemi corona COVID-19.
Pemain yang akrab disapa Erik ini menuturkan, dirinya setuju jika Liga I kembali bergulir dengan tanpa penonton.
Tanpa kehadiran penonton justru akan menghilangkan nyawa dari sepak bola.
"Sebetulnya itu wacana yang baik juga. Tapi atmosfer pertandingan nanti akan hilang karena tidak ada penonton," ujar Ricardo Salampessy
Kalapun kompetisi tetap digulirkan kembali disaat pandemi virus corona masih menyerang sejumlah wilayah di Indonesia, harus dibarengi dengan pemeriksaan medis ketat terhadap masing-masing pemain.