Mengulik Kisah Cinta Kristian Adelmund, PSS Sleman, dan Brigata Curva Sud

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 03 Mei 2020, 13:00 WIB
Mantan pemain PSS Sleman: Kristian Adelmund. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - PSS Sleman memiliki sederet pemain asing berkualitas selama mengarungi persaingan di sepak bola Indonesia. Beberapa di antaranya melekat di hati suporter karena penampilan yang atraktif.

Hampir setiap musim, tim Elang Jawa mempunyai pemain asing yang gemilang dan menjadi idola. Satu di antaranya adalah pemain berdarah Belanda yang pernah singgah di klub berlogo Candi tersebut, yakni Kristian Adelmund.

Advertisement

Adelmund begitu familiar bagi publik sepak bola di wilayah DIY. Sebelum menjadi idola publik Sleman, Adelmund membela PSIM Yogyakarta. Klub itu adalah tim pertama yang dibela Adelmund dalam kariernya di Indonesia.

Namun, PSS memiliki tempat yang cukup spesial di hati Adelmund. Meski tidak begitu lama berseragam PSS, ia dianggap menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari tim Elang Jawa.

Adelmund turut menjadi saksi menyaksikan bekas timnya promosi ke kasta tertinggi pada musim 2018. Adelmund rela datang dari Belanda hanya untuk menyaksikan pertandingan PSS melawan Kalteng Putra. Ia ikut merayakan kemenangan PSS setelah pertandingan dengan berkeliling lapangan.

"Mimpi PSS Sleman akhirnya terwujud, saya ikut merayakannya karena tim ini menjadi bagian dari hidup saya. Sangat senang bila kembali bergabung dengan PSS Sleman suatu saat nanti," ucap Adelmund saat itu.

Bola.com mengorek informasi tentang Kristian Adelmund, terutama saat menjalani musim hebat di PSS Sleman tahun 2014. Ini diceritakan oleh suporter PSS, Muhammad Fardiansyah.

Fans PSS Sleman asal Ngaglik, Kabupaten Sleman yang saat ini masuk di jajaran tim media PSS. Ia banyak bercerita mengenai sosok Kristian Adelmund yang sulit dilupakan. 

Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.

 

Video

2 dari 5 halaman

Bek Tangguh

Bintang PSS Sleman, Kristian Adelmund menjagokan Arema Cronus meraih juara Bali Island Cup 2016. (Dok Bola.com)

Kristian Adelmund pertama kali berkiprah di sepak bola Indonesia dengan berseragam PSIM Yogyakarta pada musim 2011. Ia masuk dalam trio Belanda yang main di PSIM, bersama Emile Linkers dan Lorenzo Rimkus.

Bersama PSIM, Adelmund semakin berkembang hingga menjadi satu di antara pemain asing incaran banyak klub. Pemain berpostur tinggi 193 cm ini produktif meski posisinya sebagai bek.

Adelmund mencetak tiga gol pada musim pertamanya bersama PSIM. Akan tetapi, adanya kasus tunggakan gaji di PSIM tahun 2012, memaksanya hengkang ke Madura United.

Adelmund bergabung dengan PSS Sleman pada musim 2013. Ia berhasil membawa PSS menjuarai Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), saat kompetisi Liga Indonesia terpecah. Kematangan Adelmund berlanjut pada musim 2014.

"Menurut saya, Adelmund adalah salah satu pemain asing tersukses di PSS. Dia sosok bek yang begitu tangguh. Prinsip permainannya adalah jangan sampai ada bola dikuasai lawan di daerah pertahanan," terang Muhammad Fardiansyah kepada Bola.com, Jumat (1/5/2020).
3 dari 5 halaman

Tak Tergantikan di PSS

Kristian Adelmund, bek asal Belanda yang punya peran vital di PSS Sleman pada musim 2013-2014. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Pria yang akrab disapa Aan tersebut merujuk pada Divisi Utama musim 2014. Peran Adelmund di skuat PSS Sleman sangat vital.

PSS hampir promosi ke ISL ketika itu. Adelmund menjadi pilihan utama pelatih Herry Kiswanto dalam mengawal lini belakang. Ia berkolaborasi dengan bek tangguh lainnya macam Waluyo dan Rasmoyo.

PSS superior pada musim 2014. PSS dan PSIS mampu melaju jauh hingga ke babak semifinal. Sayangnya, kasus sepak bola gajah membuat perjalanan PSS ikut terhenti karena didiskualifikasi dari kompetisi.

"Dia kuat berduel dengan penyerang lawan, termasuk bola udara dan penjagaan ketat. Untuk ukuran pemain asing, Adelmund sudah sangat tepat menjadi pemain utama di PSS ketika itu," bebernya.

"Dia juga sosok yang begitu ramah, suka bicara dengan para pemain lain, terutama membangkitkan semangat bertanding rekan-rekannya di tim," imbuh Aan.

4 dari 5 halaman

Atmosfer BCS

Aksi buka baju ala Brigata Curva Sud saat mendukung timnya melawan Persipura pada partai pembuka Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (4/2/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

PSS Sleman beruntung memiliki kelompok suporter yang begitu fanatik, Brigata Curva Sud (BCS). Fans PSS beraliran ultras dengan gaya tifosi Italia ini selalu mempertontonkan aksi menawan terutama koreografi.

Nyanyian khas BCS selalu menggema di setiap sudut Stadion Maguwoharjo. Hal itulah yang menjadi alasan bagi Adelmund, sulit untuk move on dari PSS. Dua musim berseragam PSS, sudah cukup baginya terkesima dengan BCS.

"Soal kesetiannya di PSS, barangkali karena menganggap atmosfer penonton di Sleman menjadi spesial bagi dirinya. Mungkin selama bermain di beberapa klub Indonesia, atmosfer gila baru ketika berkostum PSS," tutur Firdansyah.

5 dari 5 halaman

PSS Menjadi Rumah Kedua

Ekspresi Suporter PSS Sleman memberikan semangat kepada tim Elang Jawa saat melawan Persipura pada partai pembuka Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (4/2/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Saking cintanya Adelmund dengan PSS, ia kerap terlihat hadir di Stadion Maguwoharjo atau mengikuti kiprah mantan klubnya tersebut. Tidak hanya dalam pertandingan resmi, dalam sesi latihan pun, Adelmund menyempatkan diri datang.

Adelmund menyambangi sesi latihan resmi PSS sebelum menjamu Persela Lamongan di Shopee Liga 1 2019. Selain untuk memberikan dukungan kepada PSS, ia juga ingin bernostalgia dengan Persela, karena pernah menjadi bagian dari Laskar Joko Tingkir.

Setelah dua musim berseragam PSS, Adelmund bergabung dengan Persela pada 2016. Sejatinya Adelmund ingin melanjutkan karier di PSS. Namun, regulasi dari PSSI memupus harapannya.

Ia masih sering menyambangi Sleman dan Yogyakarta untuk beberapa waktu lalu. 

"Saya pernah berkesempatan ngobrol sedikit dengan Adelmund, bahwa dia begitu nyaman bermain di PSS, bahkan kalau bisa selamanya. Dia menganggap PSS dan Sleman seperti rumah sendiri, sebagai tim yang tidak bisa dilupakan," jelas Aan menutup pembicaraan.

Berita Terkait