Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, berbagi cerita mengenai konsep permainan yang ditanamkan kepada para pemain ketika masih menangani Tim Garuda. Khusus saat harus bertahan, Luis Milla menekankan pentingnya kekompakan sebagai dasar dari permainan.
Luis Milla berbagi cerita mengenai pengalamannya menangani Timnas Indonesia melalui channel Youtube Kick-off Indonesia yang dipandu oleh Ganesha Putera. Dalam kesempatan tersebut, Luis Milla banyak bercerita mengenai pengalamannya menangani Tim Garuda lengkap dengan penjelasan mengenai metode latihan yang diterapkannya.
Meski menyukai permainan sepak bola menyerang, Luis Milla tetap menekankan pentingnya soliditas saat bertahan. Pelatih asal Spanyol itu menekankan kekompakan menjadi prioritas yang paling utama dalam membangun pertahanan yang solid.
"Prioritas utama kami adalah kekompakan. Dengan jarak antarlini dan antarpemain yang berdekatan, tentu membuat lawan akan sulit untuk menembus dan menciptakan situasi unggul jumlah pemain di sekitar bola," ujar Luis Milla dalam penjelasannya melalui channel Youtube Kick-off Indonesia.
"Kami sering melatih organisasi pressing di area lawan, di tengah, dan di area sendiri. Pressing di tengah misalnya. Kami menyukai pressing ini karena saat merebut bola, kami punya ruang besar di belakang lini pertahanan lawan," lanjutnya.
Luis Milla menekankan bahwa di area manapun organisasi pressing itu dilakukan, idenya selalu sama, di mana semua pemain harus bisa dekat karena tidak ingin lawan bisa bermain dan melewati lini pertahanan.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Video
2 Konsep Pressing
Sebagai contoh, Luis Milla menjadikan laga kontra Vietnam di SEA Games 2017 sebagai bahan evaluasi dan pembahasan. Dalam laga itu, pelatih asal Spanyol itu menegaskan Timnas Indonesia bermain lebih ke dalam ketimbang biasanya, tapi dengan ide yang tetap sama, yaitu pemain menjaga jarak dekat dan melindungi area tengah agar lawan tidak bisa bermain ke ruang antarlini melalui area tengah.
"Kami berusaha konsisten menutup area tengah, mengarahkan lawan ke pinggir, lalu menciptakan situasi pressing unggul jumlah pemain di pinggir lapangan, seperti 2 lawan 1 atau 3 lawan 2 untuk bisa merebut bola dan melakukan serangan balik," ujar Luis Milla.
Luis Milla pun menekankan dua konsep penting dalam melakukan pressing. Pertama, merebut bola dan kemudian melakukan serangan balik dengan permainan vertikal. Kemudian yang kedua melakukan pressing untuk merebut bola dan memainkan umpan yang aman dan kembali menyerang dengan menekankan possession.
"Konsep lain adalah pressing mengarahkan. Semua pemain bergerak bersama, kemudian ketika lawan melakukan pressing ke pinggir, semua pemain harus agresif menekan lawan agar terjepit di area tersebut dan kehilangan bola," ujarnya.
Pentingnya Transisi Negatif
Selain menekankan dasar pertahanan dengan melakukan pressing di sejumlah area, Luis Milla juga menekankan pentingnya transisi negatif dari menyerang ke bertahan. Pola transisi tersebut pun dijabarkan oleh Luis Milla.
"Kami ingin lama menguasai bola di area lawan. Tentu lebih menguntungkan saat kehilangan bola, kami langsung melakukan pressing. Lebih baik lari 2-3 meter untuk melakukan pressing, ketimbang memberikan lawan kesempatan untuk melepaskan long ball yang memaksa kami harus berlari lebih jauh," ujar Luis Milla.
Namun, ketika hal tersebut tidak sempat dilakukan, Luis Milla mengakui kadang tactical foul sangat penting dilakukan agar permainan bisa berhenti sejenak dan Timnas Indonesia bisa mengorganisasi pertahanan lebih baik sebelum lawan melakukan serangan.
"Apabila seketika lawan merebut bola, di mana satu lini pressing kami telah terlewati, maka kami harus memaksakan tactical foul agar permainan berhenti dan kami bisa kembali mengorganisasi pertahanan," ujar Luis Milla.
"Jika hal itu juga tidak bisa dilakukan karena mungkin ada lawan yang memiliki skill lebih baik, maka tidak ada pilihan selain semua pemain harus turun kembali dan melakukan reorganisasi pertahanan di belakang bola," lanjutnya.
Luis Milla merupakan pelatih Timnas Indonesia yang mulai bekerja pada awal 2017. Ia membimbing Timnas Indonesia U-22 hingga meraih medali perunggu di SEA Games 2017 dan membawa Timnas Indonesia U-23 mencapai 16 besar Asian Games 2018.
Kala Membangun Serangan
Ketika bicara mengenai permainan menyerang Timnas Indonesia, Luis Milla menekankan bahwa dirinya memang merupakan penggemar permainan menyerang dalam sepak bola. Namun, lagi-lagi pelatih asal Spanyol itu menekankan organisasi pertahanan yang baik akan membuat organisasi penyerangan yang lebih baik.
"Itulah sebabnya penting bagi kami untuk menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan," ujar Luis Milla.
"Kami berusaha bermain konstruktif dengan melakukan kombinasi. Namun, kami juga beradaptasi dengan kualitas lawan. Kami juga mengajarkan konsep lebar untuk bermain ke dalam dan ke luar. Ada beberapa permainan dengan melakukan umpan untuk memancing lawan dan kemudian cepat melakukan serangan vertikal ke depan," lanjutnya.
Transisi positif dari bertahan ke menyerang pun menjadi satu kunci permainan Tim Garuda di bawah asuhan Luis Milla. Seperti halnya saat bertahan, ada dua konsep yang dilakukan ketika Timnas Indonesia akan membangun serangan.
"Ide utama transisi positif adalah merebut bola dan bermain vertikal ke belakang lini permainan lawan. Jika hal tersebut tidak mungkin dilakukan, maka kami harus melepaskan umpan yang aman. Menghadapi lawan-lawan kuat seperti di Asian Games, di mana lawan banyak bermain di area kami, berarti ada ruang besar di belakang lini permainan mereka," ujarnya.
Sumber: Youtube Kick-off Indonesia