Bola.com, Jakarta - Sosok Alessandro Del Piero akan selalu mendapat tempat istimewa di hati fans Juventus. Pemain legendaris Italia itu bukan hanya piawai di lapangan, tapi juga sangat loyal dan setia.
Alessandro Del Piero memulai karier sepak bola di Padova. Pada usia 18 tahun, dia kemudian pindah ke Juventus, klub impiannya sejak masih kecil.
Juventus kemudian menjadi rumah yang nyaman bagi Alessandro Del Piero. Sejak bergabung pada 1993, dia terus memegang peranan penting di klub hingga memainkan laga terakhirnya pada 2012.
Il Pinturicchio tetap setia dengan Juventus, pada situasi paling sulit sekalipun. Saat Juventus diterpa kasus calciopoli dan terdegradasi ke Serie B serta gelar Serie A dicabut, Alessandro Del Piero tidak berpaling. Cintanya masih utuh untuk Juventus.
Del Piero memilih bertahan dan berjuang bersama Juventus di Serie B, sedangkan beberapa bintang lain memilih hengkang ke klub lain demi tetap bermain di kasta teratas sepak bola Italia.
Walau tidak menutup karirnya di Juventus, cinta Alessandro Del Piero tak perlu diragukan. Begitu juga sebaliknya. Pada laga perpisahan, Juventus menyiapkan jersey khusus yang bertuliskan '12 September 1993 - 20 Mei 2012' plus sebuah frase, yang jika diartikan secara bebas, berbunyi 'One Love' atau 'Satu Cinta'.
Berikut ini rangkuman kata-kata terbaik dari Alessandro Del Piero, sang legenda Juventus yang setia.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Juventus Sejak Kecil
"Inilah tim yang saya inginkan sejak saya masih kecil, klub yang sudah saya kejar. Saat saya kecil saya selalu mendukung Michel Platini, saya punya posternya di kamar tidur saya. Saya sudah di sini selama 18 tahun, saya hidup setiap harinya untuk Juventus."
Tentang Cinta untuk Juventus
"Silahkan mengambil keputusan, namun saya akan tetap di sini meski bermain tanpa gaji sekalipun. Juventus telah membawaku saat muda, kini saatnya saya membawa Juventus kembali."
Lelaki Sejati
"Laki-laki sejati tak akan pernah meninggalkan wanitanya," kata Alessandro Del Piero beberapa tahun lalu.
Saat Perpisahan Datang
"Ini berakhir saya di sini. Kontrak saya bersama Juventus habis pada hari ini. Para pemain boleh berlalu, tetapi Juventus tetap ada. Rekan-rekan masih bertahan dan saya berharap yang terbaik dan selalu menyemangati mereka."
"Di atas segalanya apa yang bertahan adalah fans. Andalah Juventus. Seragam yang saya cintai dan akan selalu kucintai, kusemangati, dan kuhormati, tanpa jeda sedikitpun atau pengurangan."
Serie B
"Kenapa saya bertahan? Jawabannya mudah, karena saya mengikuti hati saya. Pada saat itu saya adalah kapten dari tim ini dan saya adalah fans Juve sejak saya masih kecil, dan Juve membutuhkan saya pada saat itu."
"Itulah yang saya rasakan dan itulah yang saya putuskan dan saya tidak pernah punya penyesalan apapun akan hal itu."
"Saya bertahan hingga tim ini kembali ke kompetisi yang sama, kami kembali memenangkan trofi lagi, kembali menjadi Juara (di Serie A) dan tim kami bisa bersaing kembali."
Teladan untuk Tim
"Sebagai kapten, saya harus selalu menjadi contoh bagi rekan satu tim saya. Saya tenang dan saya tidak punya masalah dengan pelatih atau dengan klub. Satu-satunya tujuan saya adalah bersiap kapan pun saya memiliki kesempatan untuk bermain."
Uang Bukan Segalanya
"Uang bukan segalanya. Ambisi saya adalah sepak bola itu sendiri, bukan uang yang saya dapatkan. Jika itu membawa saya dan keluarga saya menuju ke gaya hidup yang lebih nyaman, maka itu tidak masalah."
"Tapi saya tidak menghabiskan waktu di antara pertandingan dan sesi latihan memikirkan angka-angka (uang)."
Awal Karier di Timnas Italia
"Italia punya banyak pemain berkualitas hebat. Pendatang baru perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan skema dan sistem permainan."
"Saya masih sangat muda, dan meskipun saya pikir saya telah menunjukkan kualitas yang baik dalam permainan internasional saya, saya menyadari bahwa ada banyak orang lain yang bersaing untuk mendapatkan tempat saya."
Pemain Idola
"Saya sudah dua kali menangis dalam hidup saya ketika menonton seorang pemain bola, yang pertama adalah Maradona dan yang kedua adalah Ryan Giggs."
Tim di Atas Segalanya
"Saya adalah pencetak gol terbanyak di turnamen, dan itu menyenangkan, tapi jangan lupa ini juga momen yang bagus untuk seluruh pemain dalam tim, ketika kedua hal itu bertepatan Anda tidak bisa meminta yang lebih baik."
Tentang Lionel
"Messi Lionel Messi adalah masalah nyata ketika berbicara tentang Nomor 10. Dia mewakili jenis sepak bola yang melampaui batas."
Sumber: berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Penulis Asad Arifin, published: 3/5/2020)
Baca Juga