Bola.com, Makassar - Sosok Asri Akbar memang kalah pamor dari sederet gelandang papan atas Liga Indonesia. Bahkan pemain kelahiran Gowa itu belum pernah berkostum Timnas Indonesia. Tapi, berkat aksinya yang trengginas di lapangan, Asri termasuk pemain yang tidak sulit mendapatkan klub.
Klub yang pernah dibelanya pun termasuk klub papan besar tanah air, di antaranya, Semen Padang, PSMS Medan, PSM Makassar, Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Srwijaya FC, Mitra Kukar, Borneo FC dan Persija Jakarta. Bersama nama terakhir, Asri meraih trofi juara Liga 1 2018.
Setelah itu, Asri Akbar mencoba peruntungan lain dan pada musim lalu ia membawa Persita Tangerang promosi ke Liga 1. Musim 2020, Persijap Jepara yang mengusung target lolos ke Liga 1 menyodorkan kontrak untuknya.
Asri Akbar bertipe gelandang pengangkut air. Selain bertugas memutus serangan lawan, ia juga lihai melakukan tendangan keras dari jarak jauh yang kerap berbuah gol. Ia kerap dipasang sebagai gelandang tengah untuk membangun serangan. Layaknya gelandang jangkar, Asri memiliki tipe bermain lugas dan keras. Gaya permainan yang membuatnya kerap mendapat kartu.
Jadi meski tidak berstatus pemain bintang, Asri adalah pemain yang berguna buat tim yang dibelanya. Pernah ada kejadian unik ketika Asri membela PSMS menghadapi PSM. Ia tetap bermain sampai pertandingan berakhir meski sudah mengantongi dua kartu kuning.
Pengalaman dan adaptasinya yang cepat dengan tim jadi nilai plus tersendiri buat Asri Akbar. Seperti diungkap Widodo C Putro, pelatih Persita Tangerang, yang merekrutnya dari Borneo FC. "Karakter dan pengalaman Asri memperkuat sejumlah tim besar membuatnya tak sulit beradapatasi dengan Persita," ujar Widodo kala itu.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Video
Menimba Ilmu di Persim
Asri Akbar mengawali klub profesionalnya di Persim, klub yang bermarkas di Kabupaten Maros yang hanya berjarak 30 km dari kota Makassar.
Klub yang berlaga di Divisi 1 (kini Liga 2) ini memang dikenal sebagai klub yang doyan memakai jasa pemain muda. Dengan sponsor utama Bosowa Grup, Persim tercatat pernah memakai jasa Samsidar, Zulkifli Syukur, Hendra Ridwan dan Irsyad Aras.
Bagi Asri, Persim adalah tempat untuk menimba ilmu. Saat bermain untuk klub ini, Asri merasakan sentuhan pelatih kawakan tanah air, M. Basri dan M. Zein Alhadad.
Tiga musim bersama Persim, Asri tidak berlabuh ke PSM. Ia malah menerima tawaran kontrak dari Semen Padang. Pada musim 2009-2010, ia berlabuh di PSM setelah memperkuat PSMS pada musim sebelumnya.
Namun, Asri hanya satu musim di PSM. Ia kemudian menerima pinangan Persiba Balikpapan. Bersama klub asal Kalimantan Timur ini, kemampuan Asri kian terasah. Dalam dua musim bersama Persiba, ia bermain dalam 56 partai dengan koleksi 6 gol. Raihan ini membuat Persib Bandung berminat memakai jasanya.
Status sebagai pemain Persib membuat sosok Asri mulai menjadi sorotan. Meski tak pernah memperkuat tim nasional, sederet kontrak datang dari klub-klub besar seperti Sriwijaya FC, Mitra Kukar, Borneo FC dan Persija Jakarta.
Kini, sejalan dengan usianya yang sudah 36 tahun, Asri memilih realistis dan menerima tawaran Persijap. Meski begitu, mental pemenang tetap melekat dalam dirinya.
"Saya menilai manajemen Persijap serius membangun tim untuk promosi ke Liga 1. Ini membuat saya tertantang," kata Asri.
Sayang, kompetisi terhenti akibat pandemi COVID-19 membuat Asri menunda dulu ambisinya itu. Apalagi, kelanjutan kompetisi Liga 1 belum jelas sampai saat ini.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia