Bola.com, Jakarta - Persebaya membuat kejutan dalam merekrut pemain anyar di musim 2020. Mereka mendatangkan dua mantan pemain Arema FC sekaligus untuk memperkuat skuat di musim baru.
Keduanya adalah gelandang Makan Konate dan bek kiri Nasir. Kepindahan Konate sudah menjadi polemik lantaran dia merupakan gelandang serang andalan Arema. Situasi yang dihadapi oleh Nasir agak berbeda dengan rekannya itu.
Pemain asli Tuban tersebut sempat mendapat cercaan dengan keputusannya membelot ke Persebaya. Maklum, rivalitas antara Singo Edan dan Bajul Ijo sudah terjalin lama dalam aroma bertajuk Derbi Jatim.
Di sisi lain, Persebaya membutuhkan sosok bek kiri setelah kepergian Ruben Sanadi yang bergabung Bhayangkara FC. Abduh Lestaluhu yang sempat meneken kontrak bersama Persebaya juga batal datang karena bertahan di Tira Persikabo.
Kepindahan Nasir ini tidak terlepas dari keputusan yang dibuat oleh pelatih Persebaya, Aji Santoso. Nasir bukan sosok yang asing buat Aji. Pemain asli Tuban itu mendapat kesempatan membela Arema pada 2017, saat Arema ditangani oleh Aji.
Bersama klub asal Kota Apel itu Nasir menjalani debut profesionalnya di kasta tertinggi dalam Liga 1 2017. Sebelumnya, dia membela Persatu Tuban yang merupakan klub kasta kedua.
Pemain berusia 24 tahun itu terhitung sebagai figur yang dibutuhkan oleh Persebaya. Nasir bisa diturunkan sebagai pemain sayap, gelandang, dan bek kiri.
Selama membela Arema, Nasir terhitung kalah bersaing dengan pemain lain, terutama Ahmad Alfarizi yang merupakan bek kiri andalan. Tiga musim berseragam Singo Edan, dia membukukan 23 penampilan dan menyumbang sebiji gol.
Setelah menjadi pemain Persebaya, beberapa Bonek menyuarakan ketidaksetujuan terhadap Nasir. Meski, banyak pula yang menyambutnya dengan tangan terbuka dan menginginkan pemain kelahiran 1995 itu memberi yang terbaik buat klub kebanggaan mereka.
Bola.com sempat melakukan wawancara dengan Nasir dalam pengalaman baru di karirnya. Berikut petikan wawancara tersebut:
Video
Diserang Oknum Suporter
Bagaimana respons Anda saat keputusan hijrah dari Arema ke Persebaya menjadi perbincangan?
Saya tidak merespons itu. (Akun) instagram saya sempat diserang di (kolom) komentar. Banyak juga yang mengirim DM (direct message).
Saya sebagai pemain profesional harus menjalani ini. Saya di sepak bola juga niatnya mencari nafkah, bukan mencari tindakan jelek terhadap tim.
Tujuan saya ke Persebaya bukan untuk jadi musuh buat Arema. Kebetulan waktu itu Coach Aji menelepon. Obrolannya cepat dan kami mencapai kesepakatan.
Sebelumnya sudah ada keinginan membela Arema dan Persebaya?
Saya tidak pernah kepikiran (membela dua klub yang menjalin rivalitas). Saya tetap profesional. Sebenarnya, kalau pindah itu malah menambah pengalaman di berbagai tim.
Sekarang, bagaimana caranya harus menjadi bagian keluarga Persebaya. Hikmahnya, saya lebih dekat dari rumah, karena Tuban hanya sekitar 2-3 dari Surabaya.
Sebagai putra Jawa Timur, biasanya masa kecil dan remaja menjadi pendukung Arema atau Persebaya. Klub mana yang Anda dukung?
Saya tidak pernah begitu. Sewaktu kecil atau remaja saya tidak menjadi suporter Arema atau Persebaya. Saya bukan Aremania atau Bonek.
Tim yang saya dukung dulu itu Persela Lamongan. Saya juga sering nonton langsung ke Surajaya. Faktornya mungkin karena dekat dari rumah. Jadi, kalau mau menonton sepak bola, ya ke Lamongan.
Bisa dibilang saya ini suporter Persela. Dulu saya juga punya kaus Persela.
Saya juga tidak menyangka sebagai pemain saya membela Arema dan Persebaya. Suatu kebanggaan tentu saja. Dua-duanya klub besar, apalagi punya rivalitas yang begitu besar seperti ini.
Siap Bersaing
Persebaya saat ini tidak punya bek kiri murni. Beberapa pemain juga sempat dicoba di posisi itu seperti Rachmat Irianto dan Alwi Slamat. Bagaimana menurut Anda?
Saya siap bersaing. Saya bisa bermain di bek kiri atau sayap kiri bisa. Tapi, saya tetap perlu beradaptasi kalau diminta di posisi baru. Biasanya diberi waktu supaya semakin mantap.
Satu momen menarik Anda sebagai bek kiri terjadi di Arema saat menang 4-0 atas Persebaya. Di laga itu Anda mematikan pergerakan Irfan Jaya. Bagaimana respons Irfan melihat Anda kini jadi rekan setimnya?
Sedikit banyak ya ngobrol sama Irfan. Bercanda saja di lapangan. Saya tidak grogi atau gimana. Saya merasa tidak ada tekanan sama sekali.
Baca Juga
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026