Bola.com, Malang - Klub Liga 3 yang bermarkas di Kabupaten Malang, Persekam Metro FC, punya cara unik untuk membuat pemainnya betah. Pada 2013 hingga 2014 silam, mereka memberikan tugas tambahan kepada pemainnya bekerja di lingkup BUMN dan pemerintahan Kabupaten Malang.
Kebijakan itu sekarang justru jadi warisan bagi para pemainnya. Sejak turun kasta ke Liga 3 dan pengelolaan berganti tangan pada awal 2018, hampir 100 persen ada pergantian pemain. Para pemain yang tidak lagi membela Persekam Metro FC, sampai saat ini masih bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai pekerja honorer.
Seperti 8 pemain yang dipekerjakan di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Malang. Mereka adalah Setyo Adi Prastowo, Amirul Bukhori, Andrianto, Yuanugrah, Joko Slamet, Heri Susanto, Samsul Bahtiar dan Tria Yuda.
“Sebenarnya ada satu lagi, Bakori Andreas. Tapi, dia tidak melanjutkan pekerjaan di sini karena memilih berkarier sepak bola di klub lain. Jadi tinggal 8 mantan pemain Metro FC yang bertahan bekerja sampai sekarang,” kata Andrianto.
Para pemain tersebut tampaknya sudah tidak lagi memikirkan karier sebagai pesepak bola profesional. Padahal mereka masih punya potensi dan mayoritas usia di bawah 30 tahun. Dua di antara pemain tersebut sempat membela tim terbesar di Malang, Arema FC, yakni Prastowo dan Andrianto.
“Tinggal saya saja yang masih sering main bola. Biasanya ikut tarkam juga. Teman-teman lainnya sudah jarang dan fokus kerja sebagai pemadam kebakaran,” jelasnya.
Bisa dibilang para mantan pemain ini dulunya terjebak situasi. Waktu itu, Metro FC masih berkiprah di kasta kedua di bawah Indonesia Super League. Kompetisinya tidak terlalu panjang. Jika sudah tak lolos dari fase wilayah, para pemain harus mencari penghasilan lain di luar sepakbola.
“Dulu awalnya ya harus ada adaptasi. Saya masuk ke damkar pada 2014. Tahun itu juga saya dapat pengalaman pertama memadamkan kebakaran kebun tebu di Kabupaten Malang. Intinya harus berani dengan api,” kenang pemain yang akrab disapa Andri ini.
Jika tidak ada kasus kebakaran, mereka juga standby dan melakukan beragam aktivitas. Terkadang juga harus menerima kunjungan dari TK atau sekolah. Mereka ikut memberikan sosialisasi terkait memadamkan sebuah kebakaran.
Video
Menjalani Penyemprotan Disinfektan
Saat pandemi virus corona, eks pemain Persekam Metro FC ini makin sibuk. Tugas mereka bertambah. Bukan hanya sebagai pemadam kebakaran, tapi juga melakukan penyemprotan disinfektan ke setiap desa di Kabupaten Malang. Dalam beberapa bulan ke depan, mereka tetap menjalani rutinitas penyemprotran ini sesuai arahan dari pemerintah daerah.
“Sampai 50 hari ke depan, sudah ada jadwal penyemprotan. Ada 2-3 titik desa setiap harinya. Jadi, makin sibuk. Tapi, kami tidak khawatir larena sudah dilengkapi alat pelindung diri. Hanya saja lebih sibuk memang. Tapi, liburnya tetap ada. Seminggu satu kali setelah piket 24 jam di hari sebelumnya,” tegas Andri.
Sepertinya, para pemain Metro FC ini mulai menikmati pekerjaan yang lebih banyak bersifat sosial sehingga sampai saat ini mereka masih bertahan.
“Yang penting kami cari uang dengan halal. Meskipun pasti ada rasa ingin main sepak bola lagi. Apalagi kami kadang tugas siaga di dalam Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, waktu Arema bertanding. Tapi, kami siaga sebagai pemadam kebarakan. Bukan bermain lagi,” sambungnya.