Bola.com, Jakarta M. Rahmat Syamsuddin pantas masuk dalam jajaran penyerang sayap papan atas tanah air pada satu dekade terakhir. Beraksi dari sisi kiri, ia memiliki seluruh kriteria yang dibutuhkan sebagai winger yakni kecepatan, dribel, umpan terukur plus mencetak gol.
Kelebihan terakhir melekat pada dirinya. Sejatinya pemain kelahiran Kabupaten Takalar, 28 Mei 1988 itu, awalnya seorang striker. Rahmat mulai menjadi penyerang sayap ketika PSM ditangani Petar Segrt, pelatih berpaspor Kroasia yang meracik taktik Juku Eja di pentas Liga Prima Indonesia 2011.
"Coach Petar memanggil saya secara khusus. Dia bilang, saya lebih berpotensi sebagai winger daripada striker. Sebagai pemain saya ikut saja keinginan pelatih. Memang awalnya agak canggung. Tapi belakangan saya merasa nyaman di posisi sayap, sampai sekarang," ujar RahmatRahmat adalah produk asli binaan PSM Makassar.
Kemampuannya mulai terasah di PSM Pra Ligina, tim usia muda yang diharapkan jadi penopang tim senior. Setelah memperkuat PSM U-21, Rahmat promosi ke tim senior pada musim 2009-2010. Selama 10 musim bersama PSM, Rahmat merasakan polesan 13 pelatih.
Musim terbaiknya terjadi pada Liga 1 2018. Dari 34 partai yang dilakoni PSM, ia tampil pada 29 partai. Pada musim itu, Rahmat Syamsuddin mencetak dua gol dan delapan asssit. PSM nyaris menjadi juara dan kalah satu poin dari Persija Jakarta yang meraih trofi dengan koleksi 62 angka.
Pada Shopee Liga 1 2019, kontribusinya tetap besar di PSM saat meraih trofi juara Piala Indonesia. Hanya di pengujung kompetisi, perannya sebagai starter mulai tergerus oleh dua penyerang sayap muda Juku Eja, Rizky Eka Pratama dan Ezra Walian.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Ingin Rasakan Atmosfer Liga Champions Asia
Situs wikipedia mencatat, selama 10 musim di PSM, Rahmat tampil 181 partai dengan koleksi 37 gol. Berkat penampilannya bersama PSM, Rahmat juga pernah masuk dalam skuat tim nasional Indonesia dengan 4 caps.
Jelang musim 2020, Rahmat membuat keputusan mengejutkan dengan menerima tawaran Bali United. Meski mengaku mencintai PSM, ia berlabuh ke klub juara Shopee Liga 1 2019 ini dengan alasan ingin merasakan atmosfer Liga Champions Asia meski hanya di jalur play-off.
Ia membuktikannya dengan mencetak satu dari lima gol Bali United saat menghadapi tuan rumah Tampines Rovers pada play-off Liga Champions Asia.
"Coach Stefano Cugurra Teco yang pertama kali menghubungi saya dan menawari bergabung di Bali United. Setelah mendengarkan penjelasannya, saya pun menerima tawarannya," ujar Rahmat yang menikahi istrinya, Paramitha pada 29 Mei 2015. Dari pernikahan ini, keduanya mendapatkan Alifah Azzahra.
Bisnis Pakaian
Sebagai pemain, Rahmat termasuk beruntung berada dalam lingkungan sepak bola sejak kecil. Ayahnya, Syamsuddin Daeng Leo adalah pembina sepakbola Desa Baba Kabupaten Takalar yang berjarak 40 km dari Makassar.
Di depan rumahnya ada lapangan sepak bola berukuran standar dengan permukaan yang rata. Di lapangan inilah, Rahmat besar dan tumbuh sebagai pesepak bola, termasuk mengasah kecepatan larinya yang menjadi trade marknya sampai saat ini.
Sebelum bergabung di PSM Junior, Rahmat juga berlatih dan bertanding pada sejumlah turnamen bersama Bina Asih, sebuah klub amatir di Takalar. Di klub ini, ia pernah satu tim dengan Asri Akbar, seniornya yang kini membela Persija Jepara (Liga 2).
"Kelebihan utama Rahmat adalah kecepatannya. Ia juga pemain yang cerdas dan cepat memahami intruksi pelatih," ujar Assegaf Razak, pelatih yang pernah menanganinya di PSM.
Kecintaan Rahmat pada lapangan desa kelahirannya itu ia wujudkan dengan menggelar turnamen dengan nama dirinya, Rahmat Cup.
"Banyak pemain berpotensi di daerah. Mungkin karena minim turnamen dan kesempatan sehingga bakat mereka tak tersalurkan," kata Rahmat menjelaskan alasannya membuat turnamen.
Sadar berkarier sebagai pemain hanya sementara, Rahmat yang tercatat sebagai mahasiwa tingkat akhir di Unismuh Makassar ini juga mulai berbisnis. Sejak tahun lalu, Rahmat dan istri membuka toko pakaian muslim di Pasar Butung Makassar, pusat belanja grosir terbesar di Indonesia Timur.