Kasus Pembunuhan Ayah Michael Jordan Hingga saat Ini Masih Jadi Misteri

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 11 Mei 2020, 19:20 WIB
Legenda NBA, Michael Jordan. (AP Photo/Charles Rex Arbogast)

Jakarta - Roda kehidupan legenda NBA, Michael Jordan sempat terhenti ketika sang ayah, James, dibunuh oleh dua orang pemuda. Bahkan, hingga kini, kasus pembunuhan itu masih menyisakan sebuah misteri.

Pada 22 Juli 1993, ayah Michael Jordan melakukan perjalanan ke Wilmington, Carolina Utara. James menempuh perjalanan selama tiga jam.

Advertisement

James seharusnya tiba di Chicago untuk acara amal sehari setelahnya. Namun, saat berhenti di area istirahat sekitar Lumberton dengan mobilnya, Lexus SC400, James ditembak oleh dua orang pemuda berusia 18 tahun, Daniel Green dan Larry Demery.

Mereka berdua pun mencuri mobil James. Sementara Michael Jordan dan ibunya, Deloris kehilangan kabar dari James.

"Ibu saya mengatakan kalau dia belum berbicara dengan ayah lagi. Di saat ibu saya sudah khawatir, kami semua menjadi khawatir," ujar Michael Jordan, dikutip dari News.com.au.

Video

2 dari 3 halaman

James Ditemukan Tidak Bernyawa

Michael Jordan Menangis (Ist)

Pada 3 Agustus 1993, Michael Jordan dan ibunya mendapat kabar mengenai keberadaan James. Sayangnya, kabar tersebut merupakan berita buruk. James ditemukan sudah tidak bernyawa di sebuah sungat dekat perbatasan Carolina Utara dengan Carolina Selatan.

Setelah mayat James ditemukan, pihak kepolisian berhasil menciduk dua pelaku, Green dan Demery. Kedua pelaku dituduh menembakkan peluru ke dada James dan mendapat hukuman penjara seumur hidup.

Sayangnya, sejak persidangan pertama pada 1994 hingga yang terakhir 2018, keduanya membantah tidak menarik pelatuk pistol yang menyebabkan James meninggal dunia. Green malah menyebut ada orang lain yang sudah menembak James.

Bantahan Green diperkuat dengan adanya laporan koroner yang mengindikasikan tidak ditemukan bubuk senjata di dalam kendaraan. Selain itu, tidak ada darah yang ditemukan di dalam mobil.

3 dari 3 halaman

Sampel Darah Dipertanyakan

Pemilik Charlotte Hornets, Michael Jordan, mendonasikan uang senilai 94 miliar rupiah untuk membangun dua klinik kesehatan di Charlotte. (Bola.com/Twitter/Blavity)

Dalam laporan setebal 250 halaman tersebut, pengacara Green mempertanyakan banyaknya kejanggalan dalam kasus, termasuk sampel darah James yang ditemukan di dalam mobil.

Dalam persidangan pertama, 1994, pihak penyidik menyatakan sampel darah ditemukan di bangku mobil James. Namun, pihak pengadilan tidak pernah menerima empat laporan tambahan yang justru menyanggah penemuan sampel darah tersebut.

"Bukti sampel darah itu merupakan bukti penting yang membuat Green dihukum, karena itu merupakan satu-satunya bukti fisik, yang mendukung cerita versi Larry Demery," ujar salah satu pengacara Green, Ian Mance.

Selain sampel darah, pengacara Green juga mempertanyakan keabsahan saksi yang memberatkan kliennya. Kendati sudah memberikan banyak bantahan, Green dan Demery masih menjalani penjara kurungan seumur hidup.

 

Sumber asli: News.com

Disadur dari: Liputan6.com (Cakrayuri Nuralam/Harley Ikhsan, Published 10/5/2020)