Bola.com, Jakarta Legenda buluangkis Indonesia, Taufik Hidayat, mengaku tak mau sang putra mengikuti jejaknya menjadi atlet. Menurut dia, ada beberapa alasan yang mendasari sikapnya tersebut.
Sebagai atlet, Taufik Hidayat menorehkan banyak prestasi istimewa. Pencapaian tertinggi adalah merebut medali emas pada Olimpiade Athena 2004. Ia bisa dibilang merupakan satu di antara pebulutangkis tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Taufik mengatakan sang putra Nayutama Prawira Hidayat menyukai beberapa cabang olahraga, satu di antaranya bulutangkis. Tapi, dia menyarankan supaya sang putra tidak terjun ke dunia olahraga seperti dirinya dulu.
"Kalau putri saya tidak, dia lebih suka art. Kalau anak laki-laki saya dia bisa bulutangkis, basket, dan sepak bola. Cuma, ujung-ujungnya saya bilang sudahlah sekolah saja," kata Taufik saat menjadi bintang tamu pada postcast YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Senin (11/5/2020).
"Olahraga itu gambling (perjudian), Orang hanya melihat di ujungnya saja, bukan prosesnya gimana. Memang mereka tahu," kata Taufik membeberkan alasannya tak mendukung sang putra menjadi atlet.
"Olahragawan itu berat karena lawannya diri sendiri. Jadi bisa apa enggak anak saya seperti itu?"
"Juara itu juga cuma 1, jadi kalau ada 10 pemain terbaik, 9 lagi ke mana. Seperti misalnya angkatan saya, selain saya yang lain banyak yang tidak tahu ke mana mereka sekarang," imbuh Taufik Hidayat.
Harus Siap Selalu Dibandingkan
Namun, Taufik Hidayat menegaskan tidak akan melarang jika nantinya sang putra memilih jadi atlet.
"Seseorang kalau ada kemauan dan bisa memanfaatkan talenta yang dikasih Tuhan, bisa jadi atlet seperti saya dan yang lain, bahkan lebih," kata Taufik.
"Masalahnya, proses jadi atlet itu berat, jadi anak saya mau tidak terima tantangan itu? Saya gak mau anak saya jadi atlet, tapi kalau dia mau jadi atlet tidak apa-apa. Masalahnya siap tidak anak saya dengan program latihan dan embel-embel nama saya," urai Taufik Hidayat.
Taufik Hidayat mengatakan ada beban tersendiri ketika seorang anak menyandang embel-embel nama besar orang tuanya. Mereka harus siap selalu dibanding-bandingkan. Taufik tak mau kondisi seperti itu dialaminya anaknya.
Tetapi, meskipun tak mendukung anaknya jadi atlet, Taufik tetap memberikan support penuh jika ada generasi-generasi muda Indonesia yang ingin serius dan total meniti karier sebagai atlet.
"Contoh ya Icuk Sugiarto punya anak pemain bulutangkis juga, Tommy Sugiarto. Pasti orang-orang membandingkan Icuk dulu juara dunia, kok anaknya enggak. Anak saya kalau mau jadi olahragawan silakan, tapi apa dia kuata atau enggak?" urai Taufik Hidayat.
"Tapi, kalau yang lain merasa punya talenta, dan mau jadi atlet silakan saja. Terutama untuk bulutangkis sekarang bisa untuk hidup bisa wow. Lihat saja Kevin/Gideon (Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon) bisa dapat kontrak 1 juta dolar AS setahun, siapa yang tidak mau," kata Taufik Hidayat.
Baca Juga
Dipercaya Jadi Wamenpora, Taufik Hidayat Berkomitmen Perhatikan Semua Olahraga: Dulu Main Bulutangkis, Kini Harus Paham Semuanya
Siap Kerja Bareng Dito Ariotedjo, Taufik Hidayat Menyebut Tak Boleh Ada 2 Matahari di Kemenpora
Presiden Prabowo Subianto Umumkan Kabinet Merah Putih: Dito Ariotedjo Tetap Menpora, Taufik Hidayat Wamenpora