Bola.com, Jakarta - Mantan pebulutangkis andalan Indonesia, Taufik Hidayat, melontarkan kritik pedas kepada PP Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Menurut Taufik, keberadaan dirinya di PBSI tidak diinginkan oleh orang-orang yang berada di organisasi tersebut.
Taufik Hidayat sebenarnya pernah masuk pengurus sebagai Staf Ahli Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PBSI periode 2016-2020. Tapi, kini dia sudah tak lagi berada dalam PBSI.
Taufik menyindir sebenarnya PBSI itu organisasi yang kusut. Menurut Taufik, akar masalah di tubuh PBSI karena pengelolanya tidak memahami tentang olahraga tepok bulu tersebut.
"Gue masuk ke PBSI saja, mereka takut. Gue orang bulutangkis juga lho. Gue tidak diterima di sana. Banyak yang takut gue ada di situ (PBSI). Makanya bagaimana caranya gue dimatiin, enggak bisa gerak. Kamu kira di PBSI itu banyak orang yang tahu tentang bulutangkis? Enggak juga,” ujar Taufik, pada bincang-bincang di podcast Deddy Corbuzier yang diunggah Senin (11/5/2020).
"Gue bilang ya, gua jadiin orang jadi atlet bulutangkis. Begitu jadi, gue pasti ditendang orang-orang itu," imbuh mantan pebulutangkis asal Jawa Barat itu.
Saksikan Video Berikut Ini
Hubungan Tak Harmonis
Sebelum ini, Taufik Hidayat diketahui kerap melontarkan kritikan-kritikan pedas kepada PBSI. Hubungan kedua pihak memang kurang harmonis. Salah satu kritikan yang kerap dilontarkannya tentang prestasi di sektor tunggal putra.
Sejak Taufik Hidayat pensiun, Indonesia belum kembali memiliki tunggal putra yang benar-benar bisa diandalkan. Prestasi tunggal putra Indonesia tak konsisten, sehingga sulit menyumbang prestasi bergengsi lagi, terutama di ajang Olimpiade.
Taufik Hidayat merupakan salah satu tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Prestasi tertingginya adalah meraih medali emas pada Olimpiade Athena 2004. Taufik juga memiliki dua medali emas Asian Games, serta berbagai gelar bergengsi lainnya seperti Kejuaraan Dunia dan Indonesia Open.
Setelah gantung raket dari bulutangkis pada Juli 2013, Taufik pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017. Dia sempat menjabat sebagai Staf Khusus di Kemenpora pada 2017-2018.