Bola.com, Jakarta - Gelandang PSM Makassar, Rasyid Bakri, menyebut tahun 2017 menjadi masa paling sulit dalam karier sepak bolanya. Hal itu terjadi karena Rasyid mengalami cedera panjang yang membuatnya hanya bermain sekali.
Cerita bermula ketika PSM Makassar melakoni laga uji coba melawan Celebest FC sebagai persiapan jelang Liga 1 2017 di Stadion Andi Mattalatta, Rabu (12/4/2017). Dalam laga itu, PSM memang berhasil menang 3-1, namun harus kehilangan Rasyid Bakri yang mengalami cedera lutu.
"Menurut saya, cedera yang paling parah pernah dialami terjadi pada 2017. Ketika itu PSM melakukan uji coba melawan Celebest FC dan saya hanya bermain selama lima menit karena cedera lutut," kata Rasyid Bakri di akun Youtube PSM Makassar.
"Itu yang paling parah karena membuat saya harus istirahat selama tujuh bulan. Jadi, pada 2017 saya hanya bermain sekali pada laga terakhir melawan Madura United dan bermain selama 16 menit," ucap pemain berusia 29 tahun tersebut.
Setelah itu, pada Liga 1 2018 performa Rasyid Bakrie belum sepenuhnya kembali. Pelatih Robert Alberts hanya memberi kesempatan Rasyid bermain penuh dalam tiga laga dari total 24 pertandingan yang dimainkannya.
Pada 2019, Rasyid Bakri kembali menjadi andalan di lini tengah PSM Makassar. Bersama pelatih Darije Kalezic, Rasyid Bakri mencatatkan 24 laga dan mencetak dua gol.
Rahasia Nomor 17
Rasyid Bakri memang akrab dengan penggunaan nomor punggung 17 di PSM Makassar. Pemain asal Gowa, Sulawesi Selatan itu mengenakan nomor 17 mengacu pada tanggal kelahirannya, yakni 17 Januari 1991.
"Alasan yang paling utama itu nomor 17 adalah tanggal kelahiran saya. Kemudian yang saya pikirkan adalah angka 17 itu baik untuk saya," ucap Rasyid.
Saat ini, Rasyid Bakri sudah tampil sebanyak 110 kali dan mencetak 13 gol sejak membela PSM Makassar pada 2011. Tim Juku Eja menjadi satu-satunya klub dalam karier pemilik nama lengkap Rasyid Assyahid Bakri ini.
Sumber: Youtube PSM Makassar