Bola.com, Jakarta - Pandemi virus corona melumpuhkan segala sektor kehidupan, termasuk sepak bola. Namun, ada negara-negara yang memilih untuk melanjutkan kompetisi setelah rampung bertempur dengan pandemi.
Korea Selatan menjadi proklamator kelanjutkan kompetisi sepak bola musim 2020. K-League 1 dan 2 sudah kickoff musim 2020 pada 7 Mei lalu setelah Korea Selatan berhasil menekan angka positif corona.
Meskipun bergulir, namun otoritas setempat menetapkan aturan ketat. Contohnya adalah melakoni pertandingan tanpa kehadiran penonton. Selain itu, para pemain, pelatih, dan offisial harus mengikuti serangkaian tes kesehatan untuk memastikan diri terhindar dari virus corona.
Jika ada seorang pemain yang positif corona, maka seluruh tim akan dikarantina selama dua pekan. Pertandingan timnya juga akan ditunda sampai seluruhnya kembali normal.
Protokol yang dilakukan di Korea Selatan sudah mendukung situasi kesehatan yang berada di negaranya. Menurut data World Meters, sampai Selasa (12/5/2020) terjadi 10.936 kasus positif corona yang 9,670 orang dapat pulih. Selain itu, terjadi penurunan tren kasus positif baru.
Sementara itu, Vietnam juga berencana mengikuti jejak Korea Selatan untuk melanjutkan kompetisi setelah selesai berperang dengan pandemi virus corona. Rencana awal, V-League 1 dan 2 siap kickoff kembali mulai 15 Mei 2020.
Data terakhir menyebutkan, Vietnam hanya memiliki 288 kasus positif corona. Hebatnya, tak ada kasus kematian yang terjadi akibat pandemi dari virus bernama lain COVID-19 itu.
Pemerintah Vietnam mendapatkan banyak pujian akibat mampu menekan angka penyebaran pandemi virus corona. Hal inilah yang membuat kompetisi sepak bola di negara tersebut siap digelar lagi.
Namun, info terbaru adalah Pemerintah Vietnam belum memberikan lampu hijau untuk kembali menggelar kompetisi sepak bola. Otoritas setempat akhirnya mengundurkan jadwal kickoff V-League 1 dan 2 menjadi 24 Mei 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tidak Ingin Bertaruh
Sementara itu, dua negara Asia Tenggara lainnya memilih untuk tidak bertaruh di tengah pandemi virus corona. Contohnya adalah Thailand yang memilih tidak ingin terburu-buru menggelar kembali kompetisi sepak bola Thai League 1 dan 2.
Thailand mencatatkan kasus positif corona 3.017 yang 2.798 di antaranya berhasil pulih. Belum ada lagi kasus positif baru yang terjadi di Negeri Gajah Putih itu.
Sempat bergulir wacana Thailand ingin memulai kembali kompetisi sepak bola di negara mereka pada pengujung Mei 2020. Namun, Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) akhirnya mengeluarkan keputusan kompetisi digelar mulai September 2020.
Rencananya, kompetisi tersebut akan berlangsung sampai Mei 2021. Pertimbangan itu dilakukan karena sebelum dihentikan akibat pandemi virus corona, Thai League baru memainkan empat laga.
"Andai situasi terkait COVID-19 tidak memburuk, liga semestinya bergulir lagi pada September dan selesai pada akhir Mei 2021," kata Presiden FAT, Somyot Poompunmuang, seperti dikutip Bangkok Post.
Sementara itu, Malaysia memiliki sikap lain. Meskipun tetap melanjutkan kompetisi, namun terdapat perubahan jumlah pertandingan menjadi hanya setengah musim.
Namun, Malaysia Super League dan Malaysia Premier League tak akan digelar dalam waktu dekat. Hal itu terjadi karena tingkat penderita virus corona masih tinggi yakni mencapai 6.742 yang 19 di antaranya merupakan kasus baru.
Jika tak ada halangan, Malaysia Super League bakal digelar mulai awal September 2020. Operator liga juga sudah memutuskan untuk menggelar seluruh pertandingan nanti tanpa kehadiran penonton.
"MFL berencana meneruskan Liga Super dan Liga Premier dengan separuh liga saja. Liga akan bersambung dari pertandingan pekan kelima hingga ke-11 dengan semua laga mengikut jadwal seperti yang telah ditetapkan," ujar pernyataan MFL selaku operator liga.
PSSI Pilih Mana?
Masa depan Liga 1 dan Liga 2 masih menjadi teka-teki di Indonesia. Sampai saat ini, PSSI belum juga mengambil keputusan terkait kelanjutan atau penghentian total kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air tersebut.
Narasi yang selalu ditekankan PSSI adalah mengikuti protokol yang diterapkan Pemerintah Republik Indonesia. Sikap itulah yang membuat PSSI tak ingin terburu-buru menentukan nasib kompetisi musim ini.
Masa depan kompetisi berada di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Jika status darurat bencana dicabut pada 29 Mei mendatang, kompetisi siap bergulir lagi pada Juli mendatang.
Sebaliknya, jika status darurat bencana diperpanjang, besar kemungkinan kompetisi ditunda lagi atau dihentikan secara total. Sikap PSSI yang memilih menunggu cukup wajar karena Indonesia belum melewati fase puncak positif corona karena masih adanya peningkatan kasus setiap harinya.
Sampai Selasa (12/5/2020), terjadi penambahan 484 kasus positif baru corona. Jumlah itu menggenapkan secara total kasus positif corona di Indonesia menjadi 14.749 dengan angka kesembuhan yang masih rendah yakni 3.063.
"Kami masih berpegang kepada protokol kesehatan pemerintah dulu ya, kan deadline masih sampai 29 Mei," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
Adapun PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga memiliki pandangan yang berbeda. Setelah menggelar pertemuan dengan mayoritas klub Indonesia, didapati kesepakatan untuk menghentikan kompetisi secara total.
"Lebih banyak klub, termasuk dari Shopee Liga 1, yang berharap kompetisi dihentikan saja. Mereka ingin menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah tentang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Yang lain menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada PSSI," ujar Direktur Operasional PT LIB, Sujarno.
PSSI kini dihadapkan pada pilihan yang sulit. Menghentikan kompetisi secara total adalah mimpi buruk buat semua elemen yang terlibat, namun jalan terbaik untuk kesehatan semua pihak.
Sementara itu, menunda kompetisi ke beberapa bulan kedepan hanya menambah masalah karena konsentrasi Indonesia tidak boleh terpecah demi menyukseskan persiapan dan event Piala Dunia U-20 2021. Menarik untuk menunggu keputusan mana yang akan diambil oleh PSSI.
Baca Juga
10 Pemain Berpenghasilan Tertinggi di Dunia, Cristiano Ronaldo Kalahkan Lionel Messi dan 3 Superstar Liga Inggris
5 Pesepak Bola yang Paling Kotor Permainannya: Gigitan Luis Suarez Paling Fenomenal
4 Kejutan Menghebohkan Sepanjang Pagi Tadi: Bolivia dan Venezuela Berjaya, Timnas Indonesia dan Inggris Nyesek Bareng