Bola.com, Solo - Kompetisi sepak bola Indonesia yang masih ditangguhkan akibat wabah virus Corona, tidak memengaruhi pengelolaan Stadion Manahan, Solo. Markas klub Persis Solo ini tetap menjalani masa perawatan rutin, terutama untuk urusan rumput lapangan.
Stadion megah di Jawa Tengah ini baru saja selesai direnovasi yang menelan biaya hingga mencapai Rp300 miliar. Bangunan Stadion Manahan sudah berubah total dibandingkan wajah sebelumnya.
Seluruh tribune penonton sudah dipasang single seat dan beratap keliling. Dua sisi belakang gawang dilengkapi layar lebar. Kualitas rumput lapangan juga ditingkatkan, setara dengan rumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Rumput jenis Zoysia Japonica di Stadion Manahan tetap dirawat secara rutin, dengan dipantau oleh Doktor Rahayu selaku konsultan ahli rumput Stadion Manahan. Ia dibantu lima tenaga untuk merawat kualitas rumput lapangan Stadion Manahan.
"Untuk kondisi saat ini memang kurang bagus, karena belum jelas kapan lapangan bisa digunakan. Namun, kualitas rumput harus tetap terawat, baik itu pemotongan maupun penyiraman," jelas sang doktor yang mengawasi perawatan rumput Stadion Manahan, Rabu (14/5/2020).
"Perawatan saat ini masih dalam kategori medium maintenance. Artinya masih aman untuk level stadion nasional dan mudah ditingkatkan kualitasnya ketika akan digunakan," kata lulusan jurusan manajemen rumput di Dankook University, Cheonan City, Korea Selatan ini.
Video
Anggaran Perawatan Lebih Kecil
Vakumnya kompetisi membuat Stadion Manahan sangat jarang dipergunakan bertanding. Persis Solo bahkan belum sempat memainkan pertandingan resmi pertamanya di Manahan dalam laga pembuka Liga 2 2020 wilayah timur melawan PSCS Cilacap, karena wabah virus Corona.
Namun, Laskar Sambernyawa dan publik sepak bola Kota Solo sudah sempat menjajal Stadion Manahan pasca direnovasi dalam dua laga uji coba, yaitu saat melawan Persib Bandung dan Semen Padang pada Februari dan Maret lalu.
"Anggaran untuk perawatan lapangan Stadion Manahan separuh lebih rendah dibandingkan rencana semula sebelum Pandemi COVID-19. Semoga dengan pendampingan dan dukungan pihak pengelola, rumput tetap tumbuh sehat," jelas dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu.
Baca Juga