Bola.com, Malang - Pelatih Arema FC, Mario Gomez terjebak di Malang. Ketika kompetisi Shopee Liga 1 tidak jelas kelanjutannya, mantan pelatih Borneo FC ini tidak bisa pulang kampung.
Gomez tam mudik lantaran negaranya, Argentina menerapkan lockdown hingga akhir Mei. Kebijakan itu bisa saja diperpanjang lagi bila penyebaran virus masih merajalela.
Selama di Malang, pelatih 63 tahun ini hanya beraktivitas di hotel. Dia memang tidak sendirian. Ada dua striker Argentina, Jonathan Bauman dan Elias Alderete yang juga terjebak di sana. Sedangkan pelatih fisik Marcos Gonzales dan pelatih kiper Felipe Americo tinggal di rumah yang agak jauh dari hotel.
Meski tidak sendirian, Gomez mengaku bosan dengan situasi ini. Apalagi tidak bisa diprediksi kapan virus corona ini berlalu.
Imbasnya, kompetisi Shopee Liga 1 juga masih belum ditentukan kelanjutannya. Apalagi, aktivitasnya melatih Arema juga sudah terhenti hampir dua bulan. Kini, tidak banyak hal yang bisa dilakukan Gomez. Lantas, seperti apa isi hatinya sekarang?
Berikut wawancara Bola.com dengan mantan asisten pelatih Inter Milan, Italia ini.
Video
Aktivitas di Malang
Apa rutinitas Anda sekarang?
Lebih banyak di hotel. Siang pergi ke tempat fitness. Ada Jonathan Bauman, Elias Alderete dan kadang pelatih fisik Marcos Gonzales. Ada Mariando Djonak juga ikut latihan karena dia sekarang masih tinggal di mess pemain. Latihan hanya satu jam. Itu bukan hanya untuk kondisi saja. Tapi terpenting untuk pikiran agar tidak jenuh dalam kondisi seperti ini.
Setelah itu makan siang, mungkin belanja sesuatu. Terkadang minum kopi di bar dan makan malam di hotel. Rutinitas ini berulang setiap hari.
Tentu sulit bagi kami tanpa sepak bola. Apalagi tidak bisa diprediksi ini berlangsung sampai kapan. Apalagi saya tidak bisa pulang ke Argentina karena di sana lockdown. Saya hanya bisa menunggu hari demi hari di sini.
Tidak ada rencana memanggil pemain yang tinggal di Malang untuk latihan bersama di hotel?
Saya tidak bisa memanggil pemain di Malang untuk latihan bersama. Situasi tidak memungkinan. Jika hanya 3-4 pemain saja latihan tidak masalah. Tapi jika ada pemain yang ingin latihan sendiri di sini silahkan.
Manajemen Arema meminta kompetisi diganti dengan musim baru pada September mendatang. Ada tanggapan?
Saya mengerti itu. Tapi sekarang tidak ada yang pasti. Seseorang bilang dimulai Juli, ada yang September. Tidak ada yang bisa memberikan kepastian dalam kondisi seperti ini. Untuk harapan saya pribadi, kompetisi dilanjutkan Juli. Semoga virus corona segera berlalu. Lockdown dan segala macam juga berakhir.
Setelah itu saya akan bicara dengan manajemen dan staf pelatih untuk menyusun program pada Juni. Hanya sebulan tidak masalah untuk persiapan daripada tidak ada sama sekali. Tapi sekali lagi, itu pendapat saya. Ke depan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.
Malang Raya akan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebuah aturan seperti lockdown sejak akhir pekan ini. Bagaimana rencana Anda?
Itu berapa lama? Kalau dua minggu semua tutup, terasa sulit pastinya bagi saya. Semoga saja segera berlalu dan semua membaik. Kalau di Argentina, sekarang juga lockdown. Keluarga saya ada di Beunos Aires. Tapi kasusnya sekarang tidak terlalu banyak seperti negara lain. Sepertinya sekarang juga mulai fleksibel. Beberapa pertokoan mulai dibuka. Tapi semua tetap disiplin lebih banyak karantina diri di rumah.
Tak Sempat Bercukur, Harapan Agar Wabah Segera Berlalu
Di Malang, belakangan banyak orang yang tetap beraktivitas di luar rumah. Ini bisa membuat proses penanganan virus corona lebih lama. Bagaimana melihat hal ini?
Saya melihat di sini orang masih butuh bekerja untuk membiayai keluarganya. Jika tidak bekerja, mereka tidak bisa makan. Ini terjasi tidak hanya di sini. Tapi di seluruh dunia. Saya mengerti kesulitan ini. Yang terpenting, hati-hati dan menjaga kesehatan.
Ini pasti pengalaman pertama tidak ada kepastian kompetisi dan gaji hanya dibayar 25 persen. Cukup untuk memenuhi kebutuhan?
Saya sudah bicarakan hal ini dengan manajemen. Tidak bagus memang untuk semua orang. Kedepan kami harus bisa mengelola hal seperti ini (hidup dengan seperempat gaji). Semoga semua segera normal kembali. Karena saya sangat mencintai sepakbola. Yang paling sulit bagi saya karena kompetisi harus terhenti sampai belum ada yang bisa memastikan kapan dimulai.
Andaikan virus corona berakhir, apa yang akan Anda lakukan pertama kali?
Tentu persiapan untuk tim. Tapi jika ada waktu untuk refreshing akan saya lakukan. Mungkin ke Bali atau Yogyakarta. Saya suka tempat itu. Di Bali banyak pantai. Sedangkan Yogyakarta saya juga suka daerahnya.
Ada rencana bertemu dengan keluarga setelah virus corona berlalu?
Pasti. Sebenarnya mereka akan datang beberapa waktu kedepan. Tapi situasi sekarang masih belum bisa. Jadi sekarang kami hanya berkomunikasi lewat video call atau telepon.
Saya melihat tampilan Anda sekarang beda. Banyak jenggot tumbuh apa karena tidak sempat bercukur?
Hehehe. Istri saya suka seperti ini. Tapi sebenarnya saya agak geli juga.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut