Bola.com, Jakarta - Jumat 15 Mei 2020, tepat 16 tahun sejak skuat legendaris Arsenal 'the invincibles' meraih gelar Premier League. Arsene Wenger membawa timnya mencatat sejarah besar yang bertahan sampai saat ini.
Betapa tidak, Arsenal tampil sempurna sepanjang musim 2003-2004. Mereka mengarungi 38 pertandingan tanpa kekalahan, tepatnya dengan 26 kemenangan dan 12 hasil imbang untuk meraih 90 poin.
Rekor itu tidak terpecahkan sampai sekarang, bahkan Liverpool gagal menyamainya musim ini. Hal ini membuktikan bahwa Arsenal Invincibles akan selalu dikenang sebagai salah satu tim terkuat dalam sejarah Premier League.
The Gunners menggunakan cara yang cukup aneh untuk merayakan torehan fenomenal itu. Mereka menghapus semua abjad 'L' dari bio Twitter @ Arsenal.
Seharusnya bio itu terisi tulisan 'The official account of Arsenal Football Club', pada tanggal 15 kemarin berubah jadi 'The officia account of Arsena Footba Cub.'
Tentu, 'L' yang mereka maksud adalah 'lose' alias kekalahan. Arsenal mencoret 'L' itu karena faktanya memang tidak pernah kalah, jadi juara paripurna.
Video
Rute Juara Paling Unik dalam Sejarah Premier League
Pada 38 pertandingan yang dijalani Arsenal sepanjang musim 2003-2004 itu, bukti kekuatan mereka lebih terlihat pada 12 hasil imbang daripada 26 kemenangan. Saat itu, Arsenal selalu bisa menemukan cara untuk menghindari kekalahan.
Uniknya, Wenger sempat ditertawakan karena percaya dengan kekuatan Arsenal. Di awal musim, ketika musim baru berjalan beberapa pekan, Wenger sudah sesumbar tentang kekuatan timnyu.
"Tidak akan ada tim yang finis di atas kami di liga. Saya bahkan tidak akan terkejut jika kami bisa melaju tak terkalahkan sepanjang musim," kata Wenger.
Menurut Wenger, gagasan menjalani semusim penuh tanpa kekalahan terasa aneh dan muluk-muluk. Saat itu sebenarnya dia yakin klub-klub besar lainnya juga memimpikan kemungkinan tak terkalahkan sepanjang musim, tapi mereka tidak berani mengutarakannya.
"Itu bukanlah sesuatu yang mustahil, sebab AC Milan pernah melakukannya satu kali. Namun, saya tidak paham mengapa mengatakan itu [yakin tak terkalahkan] tedengar sangat mengejutkan," lanjut Wenger.
"Apakah Anda yakin Manchester United, Liverpool, atau Chelsea tidak memimpikan itu juga? Mereka tidak berbeda, hanya tidak mengatakannya secara langsung karena takut terdengar aneh."
"Namun, jelas tidak ada yang aneh dalam pekerjaan ini, kita tahu segalanya bisa terjadi," imbuhnya.
Trofi Emas
Selain melaju tak terkalahkan sepanjang musim Premie League, Arsenal juga meraih sejumlah penghargaan lainnya. Ada Thierry Henry yang mencetak 30 gol dlam 37 pertandingan untuk meraih sepatu emas musim itu.
Arsenal juga mencatatkan jumlah clean sheets terbanyak (21) dan mencetak jumlah gol paling banyak (73). Dua catatan ini sudah cukup membuktikan keseimbangan dan kesempurnaan skuad Arsenal musim itu.
Juga, yang tidak sulit ditebak, Wenger menutup musim dengan pengharggan Premier League Manager of the Season, sementara Henry menyandang status EPL Player of the Season 2003-2004.
Untuk menyempurnakan torehan luar biasa itu, Arsenal dihadiahi trofi khusus Premier League berbalut emas. Satu-satunya dalam sejarah dan sampai saat ini.
Kendati demikian, mengenang masa-masa emas tak lantas membuat Arsenal bangkit dari keterpurukan beberapa musim terakhir. Mereka belum benar-benar kembali ke level terbaiknya.
The Gunner sudah mulai terpuruk pada beberapa tahun terakhir Wenger. Terlambat merespons, sekarang mereka berada di posisi yang jauh lebih sulit, telanjur tenggelam.
Unai Emery gagal membangkitkan kekuatan Arsenal, dia bahkan tidak bisa bertahan dua musim. Kini, ada Mikel Arteta yang memikul beban berat itu.
Meski belum benar-benar mentas dari masalah, setidak Arteta berhasil mengembalikan sedikit cuplikan identitas Arsenal. Sekarang The Gunners bermain sesuai dengan identitas mereka.
Sumber: Twitter
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 16/5/2020)