Bola.com, Jakarta - Pelan-pelan, pesona Manahati Lestusen mulai pudar. Padahal, usianya masih 26 tahun. Sewaktu muda, ia digadang-gadang sebagai pemain dengan prospek yang sangat cerah.
Manahati Lestusen terjebak di Persikabo, klub yang berafiliasi dengan TNI. Sebagai prajurit, pemain kelahiran Kabupaten Buru Selatan itu mau tidak mau patuh dengan kesatuannya.
Bersama Persikabo, potensi Manahati tidak keluar sepenuhnya. Ambisinya sebagai pesepak bola untuk berprestasi belum dapat dipenuhi oleh tim kebanggaan Kabomania tersebut.
Bakat Manahati mulai terlihat tatkala ia tergabung dengan skuat Sociedad Anonima Deportiva (SAD) di Uruguay pada 2010, program mercusuar pelatnas jangka panjang gagasan PSSI.
Kariernya cepat melesat di sana karena kemampuannya bermain di banyak posisi. Manahati bisa menjadi gelandang bertahan dan bek tengah dengan sama bagusnya. Ia bahkan sempat didaulat sebagai kapten tim lapis kedua SAD Uruguay.
Manahati Lestusen kemudian bergabung dengan klub raksasa Uruguay, Club Atletico Penarol pada 2011 sebelum berseragam tim kasta bawah Liga Belgia, CV Vise pada 2012-2013. Petualangannya selesai di luar negeri, Manahati kembali ke Indonesia untuk membela Bhayangkara FC yang kala itu masih bernama Persebaya Surabaya pada 2014.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Biang Masalah
Di Bhayangkara FC, Manahati Lestusen kerap menjadi biang masalah. Ia bersama Alfin Tuasalamony sempat beradu jotos dengan juniornya, Ahmad Hisyam Tolle ketika game internal dengan skuat U-21.
"Yang penting adalah, semua sudah bisa diselesaikan. Emosi pemain dipengaruhi banyak hal, baik faktor fisik dan psikis," kata pelatih Bhayangkara FC saat itu, Rahmad Darmawan.
Manahati juga nekat bermain dalam turnamen antarkampung alias tarkam bertajuk Porset Cup di Gresik pada November 2014. Padahal ketika itu, kontraknya bersama Bhayangkara FC masih tersisa sebulan lagi.
Manajemen Bhayangkara FC kala itu berencana untuk memanggil Manahati lantaran bermain tarkam. Masalah gaji yang ditunggak selama dua bulan ditengarai jadi alasan keikutsertaannya di turnamen tersebut.
Masuk sebagai Anggota TNI
Hanya semusim di Bhayangkara FC, ia pindah ke Barito Putera. Sayang, karena kompetisi Indonesia Super League (ISL) berhenti pada 2015, Barito Putera membubarkan tim.
Mahanati lalu memutuskan mengikuti tes TNI AD. Sembari berdinas sebagai tamtama ia juga jadi pemain PSMS Medan. Di turnamen Piala Jenderal Sudirman, 2015 lalu, Manahati membela PS TNI sebagai kapten kedua setelah Legimin Raharjo.
Sejak saat itu, Manahati setia bersama PS TNI yang kini berganti nama menjadi Persikabo. Ia juga didapuk sebagai kapten tim menggantikan Abduh Lestaluhu pada beberapa musim lalu.
Hanya saja, penampilan Manahati bersama Persikabo tidak maksimal. Pada musim lalu, ia hanya mencatatkan 18 penampilan karena mengalami cedera.
Di musim ini, Manahati bahkan belum pernah bermain. Jangankan untuk menjadi pemain cadangan, namanya pun tidak ada dalam daftar susunan pemain (DSP) Persikabo dalam tiga pertandingan awal.
Walau angin-anginan di level klub, posisi Manahati masih paten di Timnas Indonesia. Saat masih dilatih Simon McMenemy pada tahun lalu, ia merupakan pemain inti di posisi bek tengah. Namun, sejak pergantian pelatih ke tangan Shin Tae-yong pada tahun ini, Manahati belum mendapatkan panggilan lagi untuk membela negara.
Anak Manahati Lahir Saat Membela Timnas Indonesia
Pada 2018 lalu, Manahati melepas masa lajangnya dengan menikahi Riyani Kumalasari yang berprofesi sebagai polwan. Dari pernikahannya itu, keduanya dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Clemira Vahira Zuela Lestusen yang lahir pada September 2019.
"Clemira lahir saat saya menunaikan tugas di Timnas Indonesia. Ya, meski tidak ada di samping istri karena panggilan negara, saya tetap merasa senang dan bersyukur dengan rezeki dari Allah SWT ini," imbuh Manahati kepada Bola.com pada medio September 2019.
Kehadiran putri pertama membuat Manahati lebih bersemangat lagi dalam menjalankan tugas sebagai pesepak bola dan Prajurit TNI.
"Saya tambah semangat mencari rezeki tentu untuk masa depan anak. Clemira membangktkan semangat saya setiap hari. Saya selalu kangen sama Clemira, hampir tiap waktu video call dengan istri saya untuk melihat Clemira," ujar Manahati, yang tampil membela Timnas Indonesia pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Malaysia dan Thailand pada September 2019.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!