Bola.com, Jakarta - Eksistensi pemain asing dari Afrika di Liga Indonesia, terutama di Shopee Liga 1 2020, makin tergerus. Penyebabnya bervariasi. Satu di antaranya karena regulasi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
Mulai 2018, PT LIB hanya memperbolehkan lima negara Afrika mengimpor pemainnya ke Liga Indonesia, yakni Tunisia, Mesir, Kongo, Algeria, dan Sudan. Itu pun pemain yang datang harus berasal dari kasta tertinggi kompetisi masing-masing.
Selain itu, tradisi para klub juga mulai berbelok. Kegemaran mengoleksi pemain asing Afrika yang dikenal tinggi, kuat, dan lincah perlahan tergantikan dengan pemain dari Eropa. Klub menilai, pemain Eropa punya kelebihan yakni pemahaman taktik dan disiplin.
Di Shopee Liga 1, tercatat hanya empat klub yang masih memercayai pemain asal Afrika. Bhayangkara FC menjadi tim terbanyak dengan dua pemain, Ezechiel N'Douassel asal Chad dan Herve Guy dari Pantai Gading.
Madura United punya Emmanuel Oti, winger berdarah Ghana dan terakhir Zah Rahan Krangar, playmaker berpaspor Liberia yang kini berkostum PSS Sleman.
Zah Rahan adalah sedikit contoh dari pemain asing yang awet berkarier di Liga Indonesia. Pemain berusia 35 tahun ini telah berkompetisi di Tanah Air sejak 16 tahun lalu saat membela Persekaba Badung.
Video
Makan Konate dan Ezechiel N'Douassel Menjaga Marwah Afrika
Dari lima pemain di atas, Konate dan Eze, panggilan N'Douassel, berperan menjaga marwah Afrika di Shopee Liga 1. Keduanya adalah pemain paling populer di antara kompatriotnya sesama dari benua hitam.
"Saya ingin memberikan kenangan. Semoga ada rezeki dan bisa memberikan trofi untuk Persebaya tahun ini. Tim ini sangat bagus dan legendaris di Indonesia. Saya punya semangat di tim ini," kata Konate setelah hijrah dari Arema FC ke Persebaya, medio Februari 2020.
Menurut catatan Soccerway, Konate telah mencatatkan 126 penampilan di Liga Indonesia sejak 2013 dan mengumpulkan 54 gol. Bersama Persebaya Surabaya di Shopee Liga 1, pemain yang mengawali kariernya di Tanah Air bersama PSPS Pekanbaru pada 2013 ini masih nihil gol dari dua laga.
Masih dari referensi yang sama, Eze membukukan 37 gol dari 64 pertandingan di Liga 1 sejak 2017. Setelah melewati tiga musim bersama Persib Bandung, pemain berusia 31 tahun itu hijrah ke Bhayangkara FC di tahun ini.
Eze, yang digadang-gadang sebagai kandidat terkuat perebut sepatu emas Shopee Liga 1, baru menyumbangkan satu gol dari tiga partai bersama Bhayangkara FC.
Wajah Lama dan Pendatang Baru
Kiprah Zah Rahan di Liga Indonesia sempat terancam tamat saat Madura United memutus kontraknya sebelum kompetisi dimulai. PSS Sleman datang untuk menyelamatkan kariernya. Padahal, sebagai pemain asing, usia Zah Rahan terhitung uzur, 35 tahun.
"Saya sudah jadi pemain PSS Sleman untuk satu musim. Saya suka tim ini, dan tentu harus mau bekerja keras. Saya mengikuti kiprah PSS di musim lalu," ujar Zah Rahan, 6 Maret 2020.
Zah Rahan harus berjuang mengembalikkan kondisi terbaiknya sebelum cedera. Pada tahun lalu, hampir semusim penuh ia absen karena cedera. Bersama PSS di Shopee Liga 1, gelandang yang namanya bersinar kala membela Persekabpas Pasuruan ini masih tanpa gol dan assist dari dua penampilan.
Pemain Afrika ketiga dan terakhir yang bermain di Shopee Liga 1 adalah Emmanuel Oti dan Herve Guy. Nama pertama didatangkan Madura United dari klub Liga Denmark, Esbjerg fB. Pesepak bola asal Ghana ini berposisi sebagai winger. Di musim ini, pemain berusia 23 tahun itu membukukan tiga penampilan dan menghasilkan dua assists.
Sementara Herve Guy, melejit sebagai pemain kunci Bhayangkara FC di lini tengah. Berperan sebagai gelandang bertahan, pemain yang diboyong dari tim Liga Arab Saudi, Al Qadisiyah ini selalu tampil dalam tiga pertandingan awal.