Bola.com, Jakarta - Pemain spesialis ganda putra, Tontowi Ahmad, resmi menyatakan mundur dari tim nasional bulutangkis Indonesia. Tontowi telah menyampaikan surat pengunduran diri pada Senin, 18 Mei 2020.
Dalam surat yang ditujukan kepada Ketua Umum PP PBSI Wiranto tersebut, Tontowi Ahmad menyampaikan maksudnya untuk mengundurkan diri dari pelatnas PBSI. Ia juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada PBSI atas bimbingan dan kesempatan untuknya selama menjadi pebulutangkis.
"Tontowi telah mengajukan surat pengunduran diri per hari ini. PBSI mengucapkan terima kasih kepada Tontowi yang sudah berjuang dan berkontribusi dengan membawa banyak gelar juara dan mengharumkan nama bangsa Indonesia," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, melalui rilis yang diterima Bola.com.
Pemain kelahiran Banyumas, 18 Juli 1987 itu merupakan salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia yang berhasil menyumbang medali emas ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro bersama Liliyana Natsir yang sudah lebih dulu pensiun.
"Puncak prestasi Tontowi adalah di Olimpiade Rio 2016. Setelah di Olimpiade London 2012 kita gagal menyumbang medali dari bulutangkis, di tahun 2016 bersama Liliyana, Tontowi berhasil mempersembahkan medali emas. Itu adalah jasa yang sangat dihargai oleh PBSI dan seluruh bangsa Indonesia," lanjut Budiharto.
Bersama Liliyana, Tontowi Ahmad merupakan andalan Indonesia di berbagai turnamen bulutangkis level dunia. Tak hanya emas olimpiade, Tontowi/Liliyana juga merupakan Juara Dunia 2013 dan 2017. Mereka juga membuat sejarah dengan meraih gelar hat-trick di turnamen bergengsi All England pada tahun 2012, 2013 dan 2014.
"Tontowi adalah seorang pekerja keras, tekun, tidak pernah mengenal lelah, terutama kalau dia sedang dapat tantangan. Saya kira ini bisa menjadi contoh teladan bagi atlet-atlet muda, kerja keras dan disiplinnya patut dicontoh," ujar Budiharto.
Figur Panutan
Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan gantung raket adalah momen yang akan dialami oleh setiap atlet, termasuk Tontowi yang merupakan salah satu pemain ganda campuran terbaik Indonesia di mata Susy.
"Tiap atlet pasti punya batas waktu untuk mengakhiri kariernya. Tontowi menyadari hal ini, setelah mempertimbangkan, melihat situasi dan kondisi, dia memutuskan untuk mundur selamanya dari bulutangkis," kata Susy.
Susy yang merupakan peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini menuturkan mundurnya Tontowi tentunya menjadi sebuah kehilangan bagi tim pelatnas. Sebagai atlet dengan segudang prestasi, Tontowi merupakan figur panutan bagi para juniornya di pelatnas.
"Tontowi adalah salah satu atlet terbaik di sektor ganda campuran. Dedikasi, disiplin dan komitmennya luar biasa. Ini yang membuat dia bisa meraih banyak gelar juara dan masuk dalam jajaran elite dunia," ucap Susy.
Susy berharap semangat juang seorang Tontowi bisa menular ke atlet-atlet muda yang ada di pelatnas sehingga roda regenerasi di ganda campuran terus berjalan.