Bola.com, Jakarta - Juventus pernah diterpa skandal paling memalukan dalam sejarah sepak bola di Italia. Skandal tersebut dikenal dengan sebutan Calciopoli.
Hanya dua bulan setelah menjuarai Serie A musim 2005-2006, Juventus secara memalukan terdegradasi ke kasta kedua setelah terbukti terlibat pada kasus pengaturan pertandingan.
Skandal ini lebih populer dikenal sebagai Calciopoli. Tidak hanya terdegradasi, Juve juga kehilangan gelar scudetto musim 2004-2005 dan 2005-2006. Saat itu, sepak bola Italia bersembunyi malu dari dunia.
Merosot ke Serie B jelas jadi pukulan besar. Skuad Juve berlimpahan bintang seperti Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, Patrick Vieira, Pavel Nedved, dan Zlatan Ibrahimovic. Plus ada nama Fabio Capello di kursi pelatih.
Degradasi jadi jalan keluar pemain-pemain bintang tersebut, meski masih ada sebagian yang bertahan. Mereka yang setia termasuk Buffon, Giorgio Chiellini, Nedved, Mauro Camoranesi, Alessandro Del Piero, dan David Trezeguet.
Kesetiaan itu mungkin terbayar lunas, pada akhirnya Juve berhasil bangkit ke Serie A dalam waktu singkat. Namun, tetap saja kepergian sejumlah pemain bintang mereka jadi noda besar.
Siapa saja pemain yang pergi dari Juventus? Bagaimana jalan karier mereka di klub baru? Mengutip Squawka, baca selengkapnya di bawah ini.
1. Zlatan Ibrahimovic
Gabung: Inter Milan
Apakah sukses? Ya
Kala itu Ibrahimovic dikenal sebagai salah satu striker muda terbaik, meski hanya bisa mencetak tujuh gol dalam 35 pertandingan Serie A di musim sebelumnya. Melihat situasi sulit Juve, Inter bergerak cepat untuk mendapatkan Ibra.
Transfer ini terbukti jitu. Ibra punya tempat untuk berkembang, Inter punya striker masa depan yang bisa diandalkan.
2. Emerson
Gabung: Real Madrid
Apakah sukses? Tidak
Emerson bekerja di bawah Capello di Roma dan Juventus, lalu kembali bekerja sama di Real Madrid. Namun, hubungan keduanya memburuk, entah karena alasan apa.
Sebenarnya Emerson tampil cukup baik, pernah membantu Madrid menjuarai La Liga. Namun, dia tidak benar-benar mendapatkan tempat di sana.
3. Gianluca Zambrotta
Gabung: Barcelona
Apakah sukses? Tidak
Bercelona merupakan salah satu klub paling sukses di Eropa dalam satu dekade terakhir. Namun, Barca menjalani tahun-tahun tandus pada 2006-2008, yang kebetulan bertepatan dengan masa-masa Zambrotta di sana.
Satu-satunya trofi yang diraih Zambrotta bersama Barca hanyalah Supercopa de Espana. Dia memang selalu diandalkan jadi starter, tapi jelas tidak sesuai dengan ekspektasi.
4. Patrick Vieira
Gabung: Inter Milan
Apakah sukses? Tidak
Sama seperti Ibra, Vieira pun memilih melanjutkan kariernya di Inter Milan, tapi jalur kariernya tidak selancar Ibra. Empat tahun di sana, Vieira lebih sering menghangatkan bangku cadangan.
Kedatangan Jose Mourinho memperburuk situasi, Vieira kian tersingkir. Pada akhirnya dia memutuskan hengkang ke Manchester City, bermain selama 18 bulan di bawah Roberto Mancini.
5. Adrian Mutu
Gabung: Fiorentina
Apakah sukses? Ya
Meninggalkan Juventus ternyata merupakan salah satu keputusan terbaik Mutu. Dia menjalani tahun-tahun terbaiknya bersama Fiorentina, bahkan mungkin tidak banyak yang ingat Mutu pernah mengenakan kostum Juventus.
Bersama Fiorentina, Mutu mencatatkan 112 penampilan dan 54 gol dalam empat setengah musim.
6. Fabio Cannavaro
Gabung: Real Madrid
Apakah sukses? Ya
Usai mengapteni Timnas Italia dalam langkah menjuarai Piala Dunia 2006, Cannavaro menghadapi tantangan baru dalam kariernya di luar negeri, masih di bawah Capello.
Bek senior ini tampil sangat baik pada dua musim pertamanya di Real Madrid. Dia meraih dua gelar La Liga, juga masuk dalam FIFPro World XI 2006 dan 2007.
7. Lilian Thuram
Gabung: Barcelona
Apakah sukses? Tidak
Bek luar biasa pada puncak performanya, tapi Llian Thuram sudah berusia 34 tahun ketika memutuskan hengkang ke Barcelona. Jelas, dia kesulitan beradaptasi dengan gaya bermain khas Barca.
Sama seperti kasus Zambrotta, Thuram lebih sering dicadangkan selama membela Barca. Lalu di akhir musim 2007-2008 dia mengumumkan keputusan pensiunnya karena masalah kesehatan.
Sumber: Squawka
Disadur dari: Bola.net (Penulis Richard Andreas, published: 19/5/2020)