Bola.com, Kediri - Jagat sepak bola Indonesia kembali tercoreng. Kali ini insan sepak bola di Tanah Air dikejutkan berita penangkapan kiper M. Choirun Nasirin bersama dua orang lainnya, yang kebetulan juga sosok yang pernah terlibat di sepak bola.
Mereka adalah mantan pemain Persela, Eko Susan Indarto dan eks Ketua Askot Jakarta Utara, Dedi A. Manik. Satu lainnya yaitu Novin Ardian yang berstatus sebagai supir. Mereka ditangkap petugas BNN Propinsi Jatim, Senin (18/5/2020), di Hotel Sedati 2 Sidoarjo.
Barang bukti yang disita yaitu tujuh paket narkotika jenis methapetamine dengan berat total cukup mencengangkan, 5.319 gram atau 5,3 kilogram.
Choirun Nasirin adalah pemain PS Hizbul Wathan (PSHW) yang berkiprah di Liga 2 2020. Akibat kasus ini, manajemen PSHW langsung memecat kiper kelahiran Sidoarjo 12 Agustus 1989 ini.
Perjalanan karier dan kiprah Choirun Nasirin di kompetisi Nasional tak begitu gemilang. Meskipun dia pernah bermain klub Liga 1, di antaranya Perseru Serui di ISC 2016 dan Persegres Gresik United (Liga 1 2017). Klub terakhir yang dibelanya adalah PSMS Medan di Liga 2 2019.
Namun, sepak terjangnya di skuat Ayam Kinantan dan beberapa klub lain yang diperkuatnya diwarnai kontroversi. Berikut Bola.com merangkum kisah kelam Choirun Nasirin.
Video
1. Tendangan Kungfu Lawan Sriwijaya FC
Insiden tendangan kungfu dipamerkan Choirun Nasirin saat PSMS Medan menjamu Sriwijaya FC pada pekan ke-9 Grup Barat Liga 2 2019 yang digelar di Stadion Teladan Medan, Kamis (1/8/2019). Saat itu, Laskar Wong Kito menahan imbang PSMS dengan skor 1-1.
Dia melakukan aksi menangkap bola di udara disertai terjangan kaki kiri yang mengarah ke tubuh Ahmad Ichwan, striker Sriwijaya FC. Akibat aksi tak sportif dan cenderung membahayakan pemain lain ini sempat terjadi keributan antara penggawa PSMS dan Sriwijaya FC di lapangan.
Saat itu, wasit tak memberi peringatan kartu. Karena insiden tersebut viral di media sosisl, akhirnya Komdis PSSI menjatuhkan sanksi larangan sekali bermain untuk Nasirin. Namun, Nasirin mengaku khilaf dan minta maaf atas ulahnya itu. Dia berdalih aksi tak simpatiknya itu dipicu olok-olok yang mendiskreditkan Medan dan PSMS.
"Maaf saya tidak bisa kontrol emosi. Saya cuma tak bisa terima mereka menjelek-jelekan Kota Medan dan PSMS. Kalau yang lain-lain dijelekan gak apa-apa, tapi kalau soal itu saya tidak terima," kata Nasirin.
Dengan dalih dan alasan apapun, aksi tendangan kungfu itu melanggar koridor sportifitas dan fairplay di sepak bola.
"Jujur selama 10 tahun saya main bola, baru kali ini saya melakukan hal bodoh seperti itu. Itu reflek. Tidak ada niat untuk mencederai lawan. Maka saya minta maaf atas sikap tidak terpuji saya," tutur Nasirin yang sempat diunggah di akun Instagram-nya.
2. Pingsan Saat Melawan Perserang
Nasirin kembali membuat sensasi. Kali ini dia mendadak pingsan di tengah lapangan saat PSMS melawat ke kandang Perserang pada pekan ke-15 Liga 2 2019 di Stadion Maulana Yusuf, Jumat (6/9/2019).
Nasirin tiba-tiba jatuh yang bertepatan dengan terjadinya gol PSMS yang dicetak Egas Adhasi pada menit ke-6. Saat itu pula Nasirin mendapat pertolongan medis dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Posisi Nasirin pun digantikan Alfonsius Kelvan. Pertandingan itu dimenangkan Perserang yang diasuh Jaya Hartono dengan skor 2-1.
Asisten pelatih PSMS Medan, Edi Syahputra, saat itu mengaku tidak tahu penyebab kipernya jatuh pingsan.
"Kami tidak tahu sakitnya apa. Tiba-tiba saja dia jatuh bersamaan dengan gol kami," kata Edi Syahputra.
Jaya Hartono yang dihubungi Bola.com, Senin (18/5/2020), membenarkan insiden pingsannya Nasirin pada laga itu.
"Betul. Dia jatuh dan pingsan ketika PSMS cetak gol ke gawang Perserang. Posisi dia jatuh hampir di tengah lapangan. Karena saat itu dia keluar kira-kira limabelas meter dari kotak kiper," tutur Jaya Hartono.
3. Gaji Telat dan Jadi Lumbung Gol
Lepas dari kontroversi yang dilakukan, sebenarnya kisah Choirun Nasirin memang cukup kelam. Dia pernah mengalami keterlambatan gaji selama tiga bulan saat berbaju Persegres GU.
Musim itu, Laskar Joko Samudro sudah pasti terdegradasi dari Liga 1. Ketika hak pemain belum dibayar, berembus isu suap di internal tim yang menyebabkan kehancuran klub asal Gresik itu. Di antara para pemain Persegres GU hanya Nasirin yang berani membuka rahasia dapur tim.
Nasirin pun mengawali kiprahnya di klub Kota Pundak itu dengan catatan buruk. Gawangnya dibobol pemain Persib 6-0 . Nasirin juga pernah empat kali memungut bola dari jalanya, ketika Perssu Sumenep dihajar Persik pada pembukaan Liga 2 2017 di Stadion Brawijaya Kota Kediri.
Nasihat Jaya Hartono ini tampaknya perlu direnungkan para pesepakbola di Indonesia. Bagi Jaya Hartono kisah dan kasus Choirun Nasirin patut kita ambil hikmahnya.
Selama ini pandangan khalayak soal kehidupan pesepakbola penuh glamor dan kemasyhuran yang terlihat di permukaan hanya semu. Mereka merasa tampak hebat dan jadi bintang saat dielu-elukan puluhan ribu penonton di tengah lapangan.
"Kehidupan glamor dan kemasyhuran yang selama ini terlihat di permukaan hanya tipuan semata. Mereka tetap akan menjadi manusia biasa, ketika menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat," tutur Jaya Hartono yang pernah mengalami kejayaan, kemasyhuran, dan nama besar saat jadi bintang Timnas Indonesia dan pelatih papan atas di Tanah Air.
Jaya Hartono mengutip pepatah Jawa "wong urip iku sawang sinawang" artinya orang hidup itu saling memandang dan menilai, bahwa kehidupan orang lain lebih hebat dan makmur. Padahal, dalam setiap kehidupan yang kita jalani selalu ada pasang naik dan pasang surut.
"Jadi bersikap biasa saja ketika tenar dan berprestasi. Maka lingkungan dan pergaulan dengan orang-orang berakhlak baik yang akan menyelamatkan kita," ucapnya.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut