Cerita Bek Andalan Timnas Indonesia Ditipu Agen Pemain dan Terkatung-katung di Thailand

oleh Ario Yosia diperbarui 20 Mei 2020, 14:50 WIB
Bek Timnas Indonesia, Yanto Basna, berjalan usai melawan Thailand pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di SUGBK, Jakarta, Selasa (10/9). Laga berlangsung sepi hanya dihadiri 11.619 penonton. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Stoper Timnas Indonesia, Yanto Basna buka-bukaan bahwa dirinya sempat menolak tawaran besar dari klub Malaysia, sebelum ia memutuskan mencari pengalaman di Liga Thailand.

Bek yang sempat didapuk jadi kapten Tim Merah-Putih sudah tiga musim berlaga di Liga Thailand. Ia kini bermain untuk Prachuap FC, setelah dua musim sebelumnya berkostum Khon Kaen, lalu Sukhothai FC.

Advertisement

Yanto Basna menyebut mengatakan bahwa uang bukan segalanya dalam sepak bola. Keputusannya untuk mengembara ke luar negeri demi pengalaman merasakan kompetisi yang kompetitif.

“Waktu itu saya dapat dua tawaran dari Thailand dan Malaysia. Klub Malaysia menawarkan gajinya tinggi, dua kali lipat dari tim Thailand. Kalau saya cari uang saya pasti akan memilih bermain di Malaysia, tapi mungkin saya tidak dapat pengalaman yang levelnya yang tinggi,” kata Yanto Bansa saat melakukan live Instagram APPI.

“Jadi saya memutuskan menolak tawaran gaji yang lebih tinggi, saya pilih mencari pengalaman dulu. Sekarang saya bermain di kompetisi kasta kedua Thailand dan menikmatinya,” tuturnya menambahkan.

Di awal kariernya di Negeri Gajah Putih, Yanto Basna sempat tertipu oleh seorang agen yang menjanjikannya bermain untuk Bangkok Glass (sekarang BG Pathum). Nyatanya saat ia tiba di ibu kota Thailand itu, tawaran itu palsu.

Sudah terlanjur berada di Thailand, Yanto akhirnya memilih untuk melakukan seleksi di Khon Kaen, dimana pada akhirnya ia mendapatkan kontrak.

"Ada agen yang menjanjikan saya ke Bangkok Glass, tim elite di Thailand. Dia mengirimkan saya gambar apartemen, mobil, untuk menyakinkan saya untuk datang. Begitu tiba di Bangkok ternyata saya ditipu mentah-mentah,” ujar Yanto Basna.

"Sempat kesal pasti, apalagi saya sejatinya Kuala Lumpur FA sudah menawari saya kontrak untuk bermain bareng dengan sesama pemain asal Indonesia, Achmad Jufriyanto. "Ya mau bagaimana lagi? Saya sudah sampai di Thailand. Pulang jelas memalukan. Lalu saya ikut seleksi di Khon Kaen. Selama dua pekan saya latihan seperti baru belajar sepak bola lagi," kata Yanto Basna.

"Dalam hati, saya buat apa buat susah diri, di Indonesia saya bisa terima gaji bagus, main klub bagus, kenapa saya harus datang seperti orang bodoh diajar main bola lagi," timpalnya lagi.

Video

2 dari 2 halaman

Masih Bertahan di Thailand

Yanto Basna, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Pesepak bola asal Papua itu mengaku sempat berfikir untuk pulang karena merasa frustrasi.   "Saya sudah mikir mau pulang saja. Tapi saya berpikir ulang sudah terlanjur ke sini, sayang rasanya. Akhirnya saya ikuti semua yang diinstruksikan tim pelatih klub tersebut. Saat kompetisi dimulai pada pertandingan pertama saya dipercaya menjajal lapangan. Dan hal itu berlanjut pada laga-laga tersebut. Saya nothing to loose, berusaha memberikan 100 persen kemampuan saya. Puji Tuhan berkat terbuka. Saat delapan pertandingan sebelum liga selesai, ada lima klub Liga 1 Thailand menyodorkan tawaran kontak," imbuhnya.

Musim ini di Prachuap FC, Yanto menjadi pilihan utama di jantung pertahanan tim. Ia memainkan empat pertandingan sebelum liga dihentikan karena pandemi virus corona.

Ia terpaksa bertahan di Thailand selama pandemi virus corona. Yanto Basna sebenarnya ingin pulang ke Indonesia, namun tidak bisa karena penerbangan internasional dari dan ke Thailand ditutup sejak akhir April 2020.

Yanto Basna menjadi satu-satunya pemain asing PT Prachuap FC yang masih bertahan di Thailand. Adapun seluruh rekannya sudah pulang ke negara masing-masing.

Selain karena tak ada penerbangan ke Indonesia, pertimbangan masih tingginya angka positif pandemi virus corona di Tanah Air juga menjadi alasan Yanto Basna. Hal itulah yang membuat Yanto Basna harus menikmati kesendiriannya di Thailand.

"Di klub saya ada tujuh pemain asing. Mereka sudah pulang semua tinggal saya sendiri. Mau pulang ke Indonesia kan sedang parah-parahnya, jadi susah," kata Yanto Basna di akun Instagram APPI.

"Sebenarnya saya ingin pulang. Akan tetapi, penerbangan sudah tutup dan terakhir pada tanggal 22 April kemarin," ucap Yanto Basna.

Thai League rencananya baru bergulir pada September 2020. Dengan demikian, Yanto Basna masih memiliki banyak waktu untuk bisa kembali ke Indonesia ketika situasi kesehatan mulai berangsur membaik.

Berita Terkait