Bola.com, Jakarta - Mantan bintang AC Milan, Ricardo Kaka, mengenang keberhasilan Rossoneri membungkam Liverpool di final Liga Champions 2007. Bahkan pemain asal Brasil itu menegaskan keberhasilan AC Milan merupakan petanda dari Tuhan dan bukan sebuah kebetulan belaka.
AC Milan mampu melaju ke final Liga Champions pada 2005. Dalam partai puncak di Istanbul, Rossoneri bersua dengan Liverpool, yang saat itu berstatus underdog.
Milan seakan bisa menang dengan mudah. Sebab mereka mampu menutup babak pertama dengan keunggulan tiga gol.
Namun secara ajaib, Liverpool bisa membalas tiga gol sekaligus dalam waktu relatif singkat di babak kedua. Laga akhirnya berlanjut ke adu penalti dan Milan gagal dalam kesempatan ini.
Dua tahun kemudian, pada 2007, AC Milan kembali lolos ke final. Lagi-lagi, mereka bertemu dengan Liverpool.
Namun, kali ini di Athena, Milan mampu membayar lunas kekalahan di Istanbul. Dalam laga itu Rossoneri menang tipis 2-1.
"Itu pertanda dari Tuhan, bukan kebetulan," kata Kaka dalam situs resmi Milan.
"Saya tidak suka menyebutnya balas dendam, tapi itu luar biasa dan ajaib. Tim itu berbeda dengan 2005 karena kami tidak lagi memiliki Hernan Crespo atau Andriy Shevchenko, tetapi dasarnya sama. Itu adalah tim yang hampir sama, tapi Final yang sangat berbeda dan yang tercatat dalam sejarah," tutur pemain yang sempat pergi ke Real Madrid pada 2009 dan kembali ke AC Milan pada 2013 itu.
Video
Mimpi yang Menjadi Kenyataan
Kaka mengaku sangat senang AC Milan bisa memenangi pertandingan menghadapi Liverpool itu. Sebab selain membayar lunas kekalahan sebelumnya, kemenangan itu membuatnya bisa meraih trofi Liga Champions untuk pertama kalinya.
“Kami semua memiliki perasaan yang sangat berbeda selama perayaan. Itu adalah Liga Champions pertama saya, sebuah mimpi yang menjadi kenyataan," seru Kaka.
"Sedangkan itu adalah gelar kelima yang diraih Paolo Maldini. Rasanya seperti sebuah lingkaran penuh, sebuah akhir yang sempurna atas waktu tim itu bersama," tandas Kaka.
Sumber: AC Milan
Disadur dari: Bola.net (Dimas Ardi Prasetya, published 23/4/2020)