Bola.com, Sleman - Umat muslim merayakan hari raya Idulfitri 1441 H, Minggu (24/5/2020). Banyak hal yang dilakukan termasuk para pemain sepak bola di Indonesia dalam merayakan hari kemenangan atau lebaran setelah 30 hari berpuasa.
Aktivitas selama menjalankan ibadah puasa, tradisi, hingga memaknai perayaan lebaran yang berbeda dirasakan dalam Idulfitri pada 2020. Seperti yang dirasakan oleh pemain PSS Sleman, Irkham Zahrul Mila.
Pemain berusia 22 tahun ini merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halamannya di Desa Harjosari Lor, Adiwerna, Tegal. Dirinya punya cerita mengenai suka dukanya pada edisi lebaran kali ini.
Bola.com berbincang secara eksklusif dengan Irkham Zahrul Mila dalam perayaan Idulfitri yang dijalaninya kali ini.
Video
Tradisi dan Makna Lebaran Kali Ini
Apa saja aktivitas yang dijalani pada Hari Raya Idulfitri kali ini?
Salat Ied berjamaah, karena di kampung kami diperbolehkan. Saya dengan kedua orang tua dan beberapa saudara melakukannya bersama-sama.
Kemudian berkumpul bersama keluarga, makan bersama. Namun, perayaan Idulfitri tahun ini saya rasakan sungguh berbeda karena ada Pandemi COVID-19 yang tidak ada pada tahun-tahun sebelumnya.
Tidak banyak yang berkumpul, kakak saya tidak bisa mudik. Jelas berbeda suasananya dari tahun lalu.
Ada tradisi yang dilakukan setiap hari raya Idulfitri?
Tradisi utama tentu berkumpul dengan keluarga, lalu kita makan bersama. Biasanya semua jadi satu, ramai sekali.
Lalu tradisi silaturahmi paling yang dekat-dekat saja, di tempat kakaknya ibu saya. Sekarang cuma sebentar saja, salaman saja, takutnya banyak kerumunan orang jadi tidak bisa lama-lama.
Ada menu favorit saat lebaran?
Pasti opor ayam dan ketupat yang paling saya cari saat Idulfitri. Dua menu wajib yang harus ada setiap lebaran. Setelah salat Ied, saya dan keluarga menyantap menu tersebut.
Ada pengalaman menarik saat lebaran sebelumnya?
Waktu kecil pas SMP atau SMA, sering takbiran keliling pakai mobil bak terbuka. Kalau sekarang sudah tidak lagi.
Malam takbiran tahun ini juga sepi, tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Banyak anak-anak melantunkan takbir di masjid
Bagaimana dengan ibadah puasanya?
Alhamdulillah puasa saya full 30 hari tidak ada yang bolong.
Saya juga punya cerita di berkah di bulan suci Ramadhan, yakni sempat kehilangan dompet karena terjatuh di jalan. Barangkali saya juga cukup teledor.
Beruntung masih ada orang baik yang mengembalikannya selang dua hari, bahkan diantar sampai rumah. Beliau orang Slawi, kebetulan saudara teman saya, masih lengkap semua surat-surat di dompet saya.
Bagaimana memaknai hari raya Idulfitri tahun ini?
Semua dalam suasana keprihatinan. Semoga tahun depan tidak ada lagi wabah virus Corona atau apapun. Kondisi ini biar menjadi yang terakhir.
Agar tradisi sejati Idulfitri yakni bisa salaman, bertemu sanak saudara dan kerabat kembali dirasakan semua pihak. Semoga dunia kembali normal dan bisa kembali beraktivitas.
Baca Juga